Vinales dan Rossi Diprediksi Tidak Akur Musim Depan
A
A
A
MELBOURNE - Talenta berbakat Maverick Vinales sukses buat Yamaha kepincut sehingga berani membajaknya dari Suzuki per musim depan. Hal itu ditaksir bakal membuat Valentino Rossi punya saingan baru yang benar-benar 'mengganggunya' musim depan.
Dua musim mentas di MotoGP, Vinales sukses buktikan jadi salah satu talenta terbaik di ajang balap motor. Musim ini, pembalap berusia 21 tahun mengoleksi empat podium di mana sekali berupa kemenangan di Sirkuit Silverstone, Inggris.
Pesona Vinales itu yang membuat Yamaha berani menunjuknya jadi pengganti Jorge Lorenzo, yang memutuskan hengkang ke Ducati. Itu artinya, pembalap kelahiran Figueres, Spanyol, jadi tandem baru Rossi musim depan.
Kepindahan Vinales ke Yamaha ditaksir bakal membuat kehebatannya benar-benar terlihat. Sebab, menggunakan motor Suzuki pun sudah teruji mampu menyulitkan pembalap papan atas lainnya sekaliber Rossi, Lorenzo, serta duo Honda Marc Marquez dan Dani Pedrosa.
Vinales lantas digadang-gadang jadi Alien baru di sirkus MotoGP. Efek kedatangan ke Yamaha juga diprediksi kepala mekaniknya, Jose Manuel Cazeaux, membuat Rossi mendapat lawan anyar di paddock setelah Lorenzo.
Vinales yang sejauh ini sudah menunjukkan keakrabannya dengan The Doctor, dinilai tidak akan bersikap serupa ketika sudah berbagi bengkel Yamaha. Sebab, rivalitas pribadi tetap akan tercetus di antara keduanya.
"Sangat sulit berteman ketika semuanya sama. Tapi saya harap tetap akan ada rasa hormat. Tapi tidak, saya tidak melihat adanya persahabatan di dalam boks yang sama," tutur Cazeaux kepada AS, Rabu (26/10/2016).
Cazeaux yang memutuskan tidak ikut hijrah Vinales ke Yamaha, menilai anak didiknya punya semangat berkembang yang luar biasa. Suzuki pun dinilai mesti beruntung mendapatkan bantuannya selama dua musim terakhir sebab bisa memaksimalkan potensi terbaik motor GSX-RR untuk bersaing dengan Yamaha YZR-M1, Honda RC213V, dan Ducati Desmosedici.
"Saya kira Mack adalah pembalap yang terus berevolusi. Dia banyak mengerjakan hal yang berbeda untuk terus berkembang. Dia pembalap yang mesti membuat Suzuki bersyukur,"
Kami percaya kami tumbuh berkembang bersamanya, tapi dia tidak hanya mengembangkan motor, tapi juga memacunya hingga mencapai batas maksimal dan membiarkan kami melanjutkan pengembangannya,"
"Anda bilang hal bagus akan terjadi dan sangat sulit mengatakan apa yang membatasinya. Dia berada di tahun kedua MotoGP dan yang pertama dengan motor kompetitif. Kami lihat di paruh kedua dia semakin bagus dan saya kira di masa depan dia bisa bersaing jadi juara dunia MotoGP,"
Vinales sendiri diprediksi tidak bakal bisa langsung bersinar di Yamaha. Namun Cazeaux tak pesimistis anak didiknya bisa mengecap prestasi terbaik. "Kami akan senang jika dia bisa jadi juara dunia," tutupnya.
Selanjutnya, seri balap bakal bermuara ke Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, Minggu (30/10/2016). Sebelumnya Vinales mengaku sudah mengincar kemenangan, untuk memuluskan niatnya menyalip posisi Lorenzo di klasemen pembalap sementara. (klik di sini untuk update klasemen)
Dua musim mentas di MotoGP, Vinales sukses buktikan jadi salah satu talenta terbaik di ajang balap motor. Musim ini, pembalap berusia 21 tahun mengoleksi empat podium di mana sekali berupa kemenangan di Sirkuit Silverstone, Inggris.
Pesona Vinales itu yang membuat Yamaha berani menunjuknya jadi pengganti Jorge Lorenzo, yang memutuskan hengkang ke Ducati. Itu artinya, pembalap kelahiran Figueres, Spanyol, jadi tandem baru Rossi musim depan.
Kepindahan Vinales ke Yamaha ditaksir bakal membuat kehebatannya benar-benar terlihat. Sebab, menggunakan motor Suzuki pun sudah teruji mampu menyulitkan pembalap papan atas lainnya sekaliber Rossi, Lorenzo, serta duo Honda Marc Marquez dan Dani Pedrosa.
Vinales lantas digadang-gadang jadi Alien baru di sirkus MotoGP. Efek kedatangan ke Yamaha juga diprediksi kepala mekaniknya, Jose Manuel Cazeaux, membuat Rossi mendapat lawan anyar di paddock setelah Lorenzo.
Vinales yang sejauh ini sudah menunjukkan keakrabannya dengan The Doctor, dinilai tidak akan bersikap serupa ketika sudah berbagi bengkel Yamaha. Sebab, rivalitas pribadi tetap akan tercetus di antara keduanya.
"Sangat sulit berteman ketika semuanya sama. Tapi saya harap tetap akan ada rasa hormat. Tapi tidak, saya tidak melihat adanya persahabatan di dalam boks yang sama," tutur Cazeaux kepada AS, Rabu (26/10/2016).
Cazeaux yang memutuskan tidak ikut hijrah Vinales ke Yamaha, menilai anak didiknya punya semangat berkembang yang luar biasa. Suzuki pun dinilai mesti beruntung mendapatkan bantuannya selama dua musim terakhir sebab bisa memaksimalkan potensi terbaik motor GSX-RR untuk bersaing dengan Yamaha YZR-M1, Honda RC213V, dan Ducati Desmosedici.
"Saya kira Mack adalah pembalap yang terus berevolusi. Dia banyak mengerjakan hal yang berbeda untuk terus berkembang. Dia pembalap yang mesti membuat Suzuki bersyukur,"
Kami percaya kami tumbuh berkembang bersamanya, tapi dia tidak hanya mengembangkan motor, tapi juga memacunya hingga mencapai batas maksimal dan membiarkan kami melanjutkan pengembangannya,"
"Anda bilang hal bagus akan terjadi dan sangat sulit mengatakan apa yang membatasinya. Dia berada di tahun kedua MotoGP dan yang pertama dengan motor kompetitif. Kami lihat di paruh kedua dia semakin bagus dan saya kira di masa depan dia bisa bersaing jadi juara dunia MotoGP,"
Vinales sendiri diprediksi tidak bakal bisa langsung bersinar di Yamaha. Namun Cazeaux tak pesimistis anak didiknya bisa mengecap prestasi terbaik. "Kami akan senang jika dia bisa jadi juara dunia," tutupnya.
Selanjutnya, seri balap bakal bermuara ke Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, Minggu (30/10/2016). Sebelumnya Vinales mengaku sudah mengincar kemenangan, untuk memuluskan niatnya menyalip posisi Lorenzo di klasemen pembalap sementara. (klik di sini untuk update klasemen)
(mir)