Lima Petenis Jago Olimpiade Tanpa Gelar Grand Slam
A
A
A
LONDON - Bagi petenis profesional, memenangkan turnamen bergengsi merupakan tujuan dalam karier mereka. Di nomor individu atau perorangan, ada sejumlah petenis top yang tidak mampu melengkapi gelar bergengsi sepanjang karier mereka.
Selama bertahun-tahun, petenis top dunia berjuang melawan cedera dan kelelahan demi trofi bergengsi seperti grand slam, turnamen ATP/WTA, turnamen akhir tahun atau medali emas olimpiade. Sayangnya beberapa petenis gagal mengawinkan gelar.
Beberapa petenis mencoba mengawinkan gelar grand slam mereka dengan medali olimpiade, seperti yang dilakukan Andy Murray tahun ini. Namun, ada kisah tentang para peraih medali emas olimpiade tanpa gelar grand slam.
1. Marc Rosset
Sebelum kemunculan sosok Roger Federer dan Stan Wawrinka, nama Marc Rosset merupakan petenis paling ditakuti Swiss. Dia memenangkan medali emas olimpiade di Barcelona tahun 1992, dan mengantar negaranya ke final Piala Davis pada 1992.
Di ajang grand slam, Rosset memang pernah sekali merasakan gelar Prancis Terbuka, yakni di nomor ganda pada tahun 1992. Namun di nomor tunggal, Rosset belum sekalipun memenangkan gelar grand slam.
2. Nicolas Massu
Bicara tentang Nicolas Massu, ingatan pecinta tenis akan terbawa ke Olimpiade Atena tahun 2004. Pada saat itu dia sukses memenangkan medali emas di nomor tunggal dan ganda.
Meski begitu, Massu tidak pernah sekalipun mengecap manisnya gelar grand slam tenis. Prestasi terbaiknya hanya masuk babak semifinal Prancis Terbuka 2005.
3. Monica Puig
Petenis asal Puerto Rico mencatat sejarah dengan memenangkan medali emas Olimpiade Rio 2016 bulan Agustus lalu. Dia menjadi petenis non-unggulan pertama yang memenangkan medali Olimpiade sejak Alicia Molik meraik perunggu di Athena.
Dia menjadi petenis Amerika Latin pertama yang memenangkan medali emas di Olimpiade, namun Puig hingga saat ini tak kunjung memenangkan trofi di ajang grand slam.
4. Miroslav Mecir
Mecir meraih medali emas Olimpiade pada 1988 di Seoul, Korea. Saat itu dia berhasil mengalahkan petenis AS, Tim Mayotte dalam pertandingan melelahkan yang memakan empat set.
Meski demikian, Mecir tidak benar-benar melengkapi gelar individu karena selalu kandas di babak keempat grand slam. Hingga pensiun pada 1990, Mecir tidak pernah memenangkan grand slam.
5. Elena Dementieva
Saat berusia 18 tahun, Dementieva mencapai final Olimpiade pertamanya di Sydney, Australia. Pada saat itu dia dikalahkan Venus Williams dan harus menunggu sewindu kemudian untuk mencapai final keduanya.
Dementieva akhirnya memenangkan medali emas Olimpiade 2008 di Beijing, usai mengalahkan rekan senegaranya sendiri, Dinara Safina. Kendati demikian, selama menunggu medali emas Olimpiade pertamanya, Dinara Safina tidak pernah menang di ajang grand slam.
Selama bertahun-tahun, petenis top dunia berjuang melawan cedera dan kelelahan demi trofi bergengsi seperti grand slam, turnamen ATP/WTA, turnamen akhir tahun atau medali emas olimpiade. Sayangnya beberapa petenis gagal mengawinkan gelar.
Beberapa petenis mencoba mengawinkan gelar grand slam mereka dengan medali olimpiade, seperti yang dilakukan Andy Murray tahun ini. Namun, ada kisah tentang para peraih medali emas olimpiade tanpa gelar grand slam.
1. Marc Rosset
Sebelum kemunculan sosok Roger Federer dan Stan Wawrinka, nama Marc Rosset merupakan petenis paling ditakuti Swiss. Dia memenangkan medali emas olimpiade di Barcelona tahun 1992, dan mengantar negaranya ke final Piala Davis pada 1992.
Di ajang grand slam, Rosset memang pernah sekali merasakan gelar Prancis Terbuka, yakni di nomor ganda pada tahun 1992. Namun di nomor tunggal, Rosset belum sekalipun memenangkan gelar grand slam.
2. Nicolas Massu
Bicara tentang Nicolas Massu, ingatan pecinta tenis akan terbawa ke Olimpiade Atena tahun 2004. Pada saat itu dia sukses memenangkan medali emas di nomor tunggal dan ganda.
Meski begitu, Massu tidak pernah sekalipun mengecap manisnya gelar grand slam tenis. Prestasi terbaiknya hanya masuk babak semifinal Prancis Terbuka 2005.
3. Monica Puig
Petenis asal Puerto Rico mencatat sejarah dengan memenangkan medali emas Olimpiade Rio 2016 bulan Agustus lalu. Dia menjadi petenis non-unggulan pertama yang memenangkan medali Olimpiade sejak Alicia Molik meraik perunggu di Athena.
Dia menjadi petenis Amerika Latin pertama yang memenangkan medali emas di Olimpiade, namun Puig hingga saat ini tak kunjung memenangkan trofi di ajang grand slam.
4. Miroslav Mecir
Mecir meraih medali emas Olimpiade pada 1988 di Seoul, Korea. Saat itu dia berhasil mengalahkan petenis AS, Tim Mayotte dalam pertandingan melelahkan yang memakan empat set.
Meski demikian, Mecir tidak benar-benar melengkapi gelar individu karena selalu kandas di babak keempat grand slam. Hingga pensiun pada 1990, Mecir tidak pernah memenangkan grand slam.
5. Elena Dementieva
Saat berusia 18 tahun, Dementieva mencapai final Olimpiade pertamanya di Sydney, Australia. Pada saat itu dia dikalahkan Venus Williams dan harus menunggu sewindu kemudian untuk mencapai final keduanya.
Dementieva akhirnya memenangkan medali emas Olimpiade 2008 di Beijing, usai mengalahkan rekan senegaranya sendiri, Dinara Safina. Kendati demikian, selama menunggu medali emas Olimpiade pertamanya, Dinara Safina tidak pernah menang di ajang grand slam.
(bbk)