Saya Belajar dari Seorang Rossi, Untuk Saat Ini Tidak
A
A
A
MADRID - Sebelum terbang ke Jakarta dan tiba di Indonesia pada Minggu (22/1/2017). Maverick Vinales menyempatkan diri hadir dalam sebuah acara media di Spanyol bertajuk ‘El Partizado de Cope’. Pembalap baru tim Yamaha Factory Racing itu kembali ditanyai soal tim dan rekan anyarnya di MotoGP 2017. Berikut petikan wawancaranya seperti dilaporkan Marca.
Perbedaan motor Yamaha YZR-M1 dengan lainnya, contohnya mantan tim Anda Suzuki?
“Motor ini merupakan pengalaman evolusi dari sebuah tim selama bertahun-tahun di MotoGP pada level atas. Saat saya sedang mengalami masalah pengereman, mereka langsung bisa mengatasinya. Suzuki lebih lambat karena mereka belum punya pengalaman banyak (pasca absen beberapa musim).”
“Evolusi dan adaptasi motor (Yamaha) dengan lintasan lebih cepat dengan adanya peralatan baru, yang juga meningkatkan daya lekat ban ke aspal. Akselerasinya juga selaras dari depan ke belakang, dan itulah yang menurut saya titik perbedaannya.”
Siapa yang memimpin garasi Anda ketika tim sedang memodifikasi motor?
“Saya berpikir Ramon (Forcada) akan berkata kepada saya: ‘Anda mendedikasikan diri Anda buat balapan dan saya bekerja untuk hal-hal ini (modifikasi motor)’. Sulit bagi pembalap untuk mengetahui segalanya. Adalah lebih baik untuk fokus pada memacu motor dan mentransfer sensasi yang Anda rasakan kepada para teknisi.”
Menikmati balapan?
“Bagi saya, yang penting adalah mencoba menjalaninya dengan perasaan senang sebisa mungkin. Biasanya, adrenalin akan lebih terpacu saat Anda melakukan overtaking, hingga Anda melewati garis finis dan memenangkan sebuah lomba.”
Kapasitas kerja Anda?
“Di Suzuki, saya belajar banyak soal ini, karena MotoGP membutuhkan banyak kerja. Memang benar saya bukan seorang pembalap yang menghabiskan berjam-jam di garasi tim untuk melihat telemetri. Tapi saya mencoba 100 persen. Ya, sekarang saya harus meningkatkan aspek itu, karena ketika Anda berjuang untuk gelar juara dunia, Anda harus menghabiskan banyak waktu bekerja di garasi, mempelajari rival Anda. Pastinya, Ramon bakal menolong saya.”
Kerjasama tim dengan Rossi?
“Di tim kami sudah sangat jelas bahwa satu sama lain mendapat motor yang sama, evolusi yang sama, semuanya serupa. Bahwa saya sangat tenang, saya tidak berpikir Valentino (Rossi) ingin bertarung dengan saya. Karena di akhir waktu nanti, itu bukanlah tindakan yang pintar. Kami memiliki pria lain yang harus dikalahkan, Marc (Marquez), yang tahun lalu sangat kuat.”
Rossi melihat Anda sebagai salah satu kandidat juara MotoGP 2017. Tanggapannya?
“Saya pikir dia berkata jujur. Karena jika rekan setim Anda merupakan calon juara dunia, Anda harus memberikan 100 persen dan menjadi salah satunya juga. Tahun ini akan sangat sulit mengalahkan dia dalam setiap lomba, begitu juga dengan Marc, Jorge (Lorenzo), serta Dani (Pedrosa).”
Belajar dari seorang Valentino Rossi?
“Untuk saat ini, tidak, saya memfokuskan lebih banyak kepada diri saya sendiri, pada uji coba saya, pada pemahaman motor, berbicara dengan Ramon, dengan teknisi Jepang, saya belum melihat banyak hal, tapi saya masih punya waktu untuk itu.”
Perbedaan motor Yamaha YZR-M1 dengan lainnya, contohnya mantan tim Anda Suzuki?
“Motor ini merupakan pengalaman evolusi dari sebuah tim selama bertahun-tahun di MotoGP pada level atas. Saat saya sedang mengalami masalah pengereman, mereka langsung bisa mengatasinya. Suzuki lebih lambat karena mereka belum punya pengalaman banyak (pasca absen beberapa musim).”
“Evolusi dan adaptasi motor (Yamaha) dengan lintasan lebih cepat dengan adanya peralatan baru, yang juga meningkatkan daya lekat ban ke aspal. Akselerasinya juga selaras dari depan ke belakang, dan itulah yang menurut saya titik perbedaannya.”
Siapa yang memimpin garasi Anda ketika tim sedang memodifikasi motor?
“Saya berpikir Ramon (Forcada) akan berkata kepada saya: ‘Anda mendedikasikan diri Anda buat balapan dan saya bekerja untuk hal-hal ini (modifikasi motor)’. Sulit bagi pembalap untuk mengetahui segalanya. Adalah lebih baik untuk fokus pada memacu motor dan mentransfer sensasi yang Anda rasakan kepada para teknisi.”
Menikmati balapan?
“Bagi saya, yang penting adalah mencoba menjalaninya dengan perasaan senang sebisa mungkin. Biasanya, adrenalin akan lebih terpacu saat Anda melakukan overtaking, hingga Anda melewati garis finis dan memenangkan sebuah lomba.”
Kapasitas kerja Anda?
“Di Suzuki, saya belajar banyak soal ini, karena MotoGP membutuhkan banyak kerja. Memang benar saya bukan seorang pembalap yang menghabiskan berjam-jam di garasi tim untuk melihat telemetri. Tapi saya mencoba 100 persen. Ya, sekarang saya harus meningkatkan aspek itu, karena ketika Anda berjuang untuk gelar juara dunia, Anda harus menghabiskan banyak waktu bekerja di garasi, mempelajari rival Anda. Pastinya, Ramon bakal menolong saya.”
Kerjasama tim dengan Rossi?
“Di tim kami sudah sangat jelas bahwa satu sama lain mendapat motor yang sama, evolusi yang sama, semuanya serupa. Bahwa saya sangat tenang, saya tidak berpikir Valentino (Rossi) ingin bertarung dengan saya. Karena di akhir waktu nanti, itu bukanlah tindakan yang pintar. Kami memiliki pria lain yang harus dikalahkan, Marc (Marquez), yang tahun lalu sangat kuat.”
Rossi melihat Anda sebagai salah satu kandidat juara MotoGP 2017. Tanggapannya?
“Saya pikir dia berkata jujur. Karena jika rekan setim Anda merupakan calon juara dunia, Anda harus memberikan 100 persen dan menjadi salah satunya juga. Tahun ini akan sangat sulit mengalahkan dia dalam setiap lomba, begitu juga dengan Marc, Jorge (Lorenzo), serta Dani (Pedrosa).”
Belajar dari seorang Valentino Rossi?
“Untuk saat ini, tidak, saya memfokuskan lebih banyak kepada diri saya sendiri, pada uji coba saya, pada pemahaman motor, berbicara dengan Ramon, dengan teknisi Jepang, saya belum melihat banyak hal, tapi saya masih punya waktu untuk itu.”
(sbn)