Dua Pemain Asal Jawa Barat Gagal Lolos Seleksi di PSIM
A
A
A
YOGYAKARTA - Dua pemain muda asal Jawa Barat M Fajri Ramadan (Klub Kabo Mania) dan Bagus Pradana (PBR U-21) mengubur mimpi bermain bersama PSIM Yogyakarta untuk musim kompetisi 2017. Keduanya tidak masuk kriteria yang diinginkan klub.
Fajri dan Bagus merupakan dua dari tujuh pemain yang mengikuti seleksi PSIM di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Senin (23/1/2017). Empat pemain dinyatakan lolos, yakni Yohanes Edgar Rahawarin (gelandang/Pra-PON Papua Barat), Yoega Pratama (gelandang bertahan/Tunas Jogja), Risky Gilang Saputra (gelandang bertahan/Tunas Jogja), dan Ardiansyah (kiper/HW UMY). Sedangkan satu pemain lagi, Arif Satria Yudha, gelandang dari Tunas Jogja belum bisa mengikuti seleksi karena sakit.
Pelatih Kepala PSIM Yogyakarta Erwan Hendarwanto mengatakan, secara teknis, Fajri dan Bagus belum sesuai dengan keinginan tim pelatih. "Dua tamu dari Bandung dikembalikan. Kalau Edgar dan lainnya masih kami pantau lagi, yang lokal itu dulu," ujar Erwan.
Di sisi lain, keberadaan 11 pemain lama yang dipertahankan pun belum dipastikan memenuhi kebutuhan tim. Sekitar 50% masih akan dipantau tim pelatih, untuk dibandingkan dengan kemampuan pemain bidikan dari luar daerah.
Tim berjuluk Laskar Mataram ini masih membutuhkan banyak pemain di semua lini. Mulai dari striker, penyerang sayap, hingga kiper yang saat ini baru memiliki dua pemain, yakni Oni Kurniawan dan Tito Rama.
"Hampir semua posisi kami butuh, kiper juga baru dua. Sebab, dari 11 pemain yang ada saat ini, separuhnya masih kami pantau kemampuannya dan akan kami bandingkan dengan pemain yang datang dari luar," jelasnya.
Tak hanya itu, tim yang hanya mampu menembus babak 16 besar di turnamen Indonesia Soccer Championship (ISC) B ini juga tengah membidik dua pemain eks PSS Sleman yakni Tri Handoko dan Eko Pujianto. Slot pemain dengan usia di atas 25 tahun yang dimiliki PSIM masih tersisa empat.
Bukan tidak mungkin kedua pemain senior itu nantinya bisa menjadi pelengkap skuat PSIM, apabila memang regulasi resminya demikian. Mengingat PSIM juga membutuhkan leader sekaligus pemain berpengalaman di setiap lini.
Tim PSIM dapat terbentuk pada awal Februari 2017, dan langsung masuk program latihan. Namun saat ini baik tim pelatih maupun manajemen masih berkoordinasi dalam hal itu, mengingat ada begitu banyak hal yang harus dipersiapkan, termasuk di antaranya mess pemain, konsumsi, hingga tempat latihan.
Fajri dan Bagus merupakan dua dari tujuh pemain yang mengikuti seleksi PSIM di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Senin (23/1/2017). Empat pemain dinyatakan lolos, yakni Yohanes Edgar Rahawarin (gelandang/Pra-PON Papua Barat), Yoega Pratama (gelandang bertahan/Tunas Jogja), Risky Gilang Saputra (gelandang bertahan/Tunas Jogja), dan Ardiansyah (kiper/HW UMY). Sedangkan satu pemain lagi, Arif Satria Yudha, gelandang dari Tunas Jogja belum bisa mengikuti seleksi karena sakit.
Pelatih Kepala PSIM Yogyakarta Erwan Hendarwanto mengatakan, secara teknis, Fajri dan Bagus belum sesuai dengan keinginan tim pelatih. "Dua tamu dari Bandung dikembalikan. Kalau Edgar dan lainnya masih kami pantau lagi, yang lokal itu dulu," ujar Erwan.
Di sisi lain, keberadaan 11 pemain lama yang dipertahankan pun belum dipastikan memenuhi kebutuhan tim. Sekitar 50% masih akan dipantau tim pelatih, untuk dibandingkan dengan kemampuan pemain bidikan dari luar daerah.
Tim berjuluk Laskar Mataram ini masih membutuhkan banyak pemain di semua lini. Mulai dari striker, penyerang sayap, hingga kiper yang saat ini baru memiliki dua pemain, yakni Oni Kurniawan dan Tito Rama.
"Hampir semua posisi kami butuh, kiper juga baru dua. Sebab, dari 11 pemain yang ada saat ini, separuhnya masih kami pantau kemampuannya dan akan kami bandingkan dengan pemain yang datang dari luar," jelasnya.
Tak hanya itu, tim yang hanya mampu menembus babak 16 besar di turnamen Indonesia Soccer Championship (ISC) B ini juga tengah membidik dua pemain eks PSS Sleman yakni Tri Handoko dan Eko Pujianto. Slot pemain dengan usia di atas 25 tahun yang dimiliki PSIM masih tersisa empat.
Bukan tidak mungkin kedua pemain senior itu nantinya bisa menjadi pelengkap skuat PSIM, apabila memang regulasi resminya demikian. Mengingat PSIM juga membutuhkan leader sekaligus pemain berpengalaman di setiap lini.
Tim PSIM dapat terbentuk pada awal Februari 2017, dan langsung masuk program latihan. Namun saat ini baik tim pelatih maupun manajemen masih berkoordinasi dalam hal itu, mengingat ada begitu banyak hal yang harus dipersiapkan, termasuk di antaranya mess pemain, konsumsi, hingga tempat latihan.
(sha)