Panggung Lukas Podolski di Laga Jerman vs Inggris
A
A
A
DORTMUND - Striker timnas Jerman Lukas Podolski akan melakoni laga perpisahan yang hebat saat Jerman menjamu Inggris dalam laga persahabatan di Signal Iduna Park, Dortmund, Rabu (22/3/2017) atau Kamis (23/3/2017) dini hari WIB.
Pelatih Jerman Joachim Loew menyebut laga tersebut sebagai penghormatan bagi Podolksi yang menjadi salah satu pemain besar Der Panzer. Laga nanti diharapkan dapat memberi panggung sempurna bagi Podolski yang sangat populer di kalangan fans Jerman.
Podolksi diatur untuk mendapatkan 130 caps (penampilan) sebagai laga terakhir dan akan menjadi starter melawan Inggris dengan mengenakan ban kapten untuk pertama kali. "Dia spesimen yang unik. Tidak ada yang dapat menggantikannya," kata Loew kepada wartawan, Selasa (21/3/2017).
"Bagi saya itu akan menjadi momen yang indah tapi menyedihkan karena dia adalah salah satu pemain terbesar yang pensiun dari timnas Jerman. Lukas dan saya telah menapaki jalan panjang bersama-sama," kata Loew, yang telah melatih Podolski selama 13 tahun di timnas, baik sebagai asisten pelatih dan kemudian pelatih kepala sejak tahun 2006.
"Kami sudah melewati banyak rintangan, banyak turnamen, kekecewaan dan juga sukacita terbesar sebagai pelatih dan pemain dengan kemenangan Piala Dunia 2014. Jadi, panggung besok sudah memadai. Jerman melawan Inggris adalah suasana yang tepat," ungkap Loew.
"Ini 13 tahun yang hebat dan menyenangkan. Saya bangga dengan mereka," kata Podolski, yang merupakan bagian dari generasi berbakat Jerman, termasuk Bastian Schweinsteiger dan Philipp Lahm, yang muncul setelah tahun 2004.
Podolski mengumumkan mundur dari timnas pada 15 Agustus 2016, dengan alasan ingin fokus dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Saat ini pemain kelahiran Gliwice, Polandia, 4 Juni 1985, tersebut dikabarkan mengikat kontrak dengan klub Jepang Vissel Kobe pada 2 Maret 2017 lalu.
Ditanya wartawan Inggris soal sukses Jerman selama bertahun-tahun, Podolski, yang pernah bermain untuk Arsenal, Bayern Muenchen, dan Inter Milan, mengatakan Jerman dilatih oleh pelatih yang sama lebih dari satu dekade.
"Mungkin alasan utama adalah bahwa kami memiliki pelatih yang bagus selama lebih dari sepuluh tahun dan setelah tahun 2004, kami sudah mulai sementara negara lain belum memulai," katanya.
Pelatih Jerman Joachim Loew menyebut laga tersebut sebagai penghormatan bagi Podolksi yang menjadi salah satu pemain besar Der Panzer. Laga nanti diharapkan dapat memberi panggung sempurna bagi Podolski yang sangat populer di kalangan fans Jerman.
Podolksi diatur untuk mendapatkan 130 caps (penampilan) sebagai laga terakhir dan akan menjadi starter melawan Inggris dengan mengenakan ban kapten untuk pertama kali. "Dia spesimen yang unik. Tidak ada yang dapat menggantikannya," kata Loew kepada wartawan, Selasa (21/3/2017).
"Bagi saya itu akan menjadi momen yang indah tapi menyedihkan karena dia adalah salah satu pemain terbesar yang pensiun dari timnas Jerman. Lukas dan saya telah menapaki jalan panjang bersama-sama," kata Loew, yang telah melatih Podolski selama 13 tahun di timnas, baik sebagai asisten pelatih dan kemudian pelatih kepala sejak tahun 2006.
"Kami sudah melewati banyak rintangan, banyak turnamen, kekecewaan dan juga sukacita terbesar sebagai pelatih dan pemain dengan kemenangan Piala Dunia 2014. Jadi, panggung besok sudah memadai. Jerman melawan Inggris adalah suasana yang tepat," ungkap Loew.
"Ini 13 tahun yang hebat dan menyenangkan. Saya bangga dengan mereka," kata Podolski, yang merupakan bagian dari generasi berbakat Jerman, termasuk Bastian Schweinsteiger dan Philipp Lahm, yang muncul setelah tahun 2004.
Podolski mengumumkan mundur dari timnas pada 15 Agustus 2016, dengan alasan ingin fokus dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Saat ini pemain kelahiran Gliwice, Polandia, 4 Juni 1985, tersebut dikabarkan mengikat kontrak dengan klub Jepang Vissel Kobe pada 2 Maret 2017 lalu.
Ditanya wartawan Inggris soal sukses Jerman selama bertahun-tahun, Podolski, yang pernah bermain untuk Arsenal, Bayern Muenchen, dan Inter Milan, mengatakan Jerman dilatih oleh pelatih yang sama lebih dari satu dekade.
"Mungkin alasan utama adalah bahwa kami memiliki pelatih yang bagus selama lebih dari sepuluh tahun dan setelah tahun 2004, kami sudah mulai sementara negara lain belum memulai," katanya.
(sha)