Kalau Michelin Tidak Mengubah Ban, Marquez Tak Bisa Juara MotoGP
A
A
A
LOSAIL - Berikut disampaikan bagian kedua dari wawancara eksklusif Motorsport.com dengan Jorge Lorenzo jelang debut lombanya di MotoGP 2017 bersama tim Ducati Corse.
Apakah realitas Ducati dan Lorenzo, entah bagaimana, berbeda?
“Ducati merekrut saya untuk memenangi gelar juara, tapi tanpa mengatakan kapan. Banyak yang berpikiran itu hanya soal masalah mengendarai motor dan menang, tapi itu sedikit lebih kompleks. Anda bisa menang di Qatar, lalu meraih hasil baik lagi di Argentina dan menemukan diri Anda bertarung untuk kejuaraan. Tapi pada saat ini, tanpa winglet, serta (Marc) Marquez dan (Maverick) Vinales begitu kuat, maka tidak akan mudah seperti yang dipikirkan. Tapi kami perlu untuk meningkatkan sedikit lebih motor dari yang kami harapkan.”
Apakah kesuksesan Marquez menjadi juara dunia pada 2016, meskipun performa motor tidak sempurna, menginspirasi Anda?
“Marquez melakukan yang terbaik karena hingga pertengahan musim motornya dibelakang di setiap trek. Dia bertarung melawan motor yang sangat efektif, Yamaha; dan dua pembalap yang sangat sering tidak kecelakaan, Rossi dan saya sendiri. Faktanya, Michelin memutuskan untuk mengubah ban pada seri kedua di Argentina, dan hasilnya berbalik melawan kami.”
“Sekarang ban Michelin cocok dengan Honda, Yamaha dan Ducati. Jadi, tidak ada lagi yang tertinggal di belakang. Honda memiliki motor yang sangat komplet. Mereka meningkatkan handling dan kehalusan; dan Yamaha juga membuat langkah di depan dengan Vinales. Kalau seseorang memiliki masalah, tapi yang lain juga kesulitan, seperti yang terjadi pada Marquez tahun lalu, maka Anda masih memiliki peluang. Jika mereka (Michelin) tidak mengubah ban di Argentina, saya pikir Marquez tidak akan memenangi gelar juara.”
Apakah ban akan menjadi penentu gelar juara 2017 seperti musim lalu?
“Saya memahami sulit bagi Michelin setelah sekian tahun keluar dari kejuaraan dan menemukan motor yang lebih bertenaga. Saya tidak pernah katakan mereka tidak berupaya, itu hanya karena harus menemukan bagaimana meningkatkan kompon ban. Dan saya senang dengan pekerjaan yang telah dilakukan, bahkan lebih pada ban depan karena awalnya ada banyak kecelakaan, dan beberapa di antaranya tidak mudah untuk dipahami.”
Apa pendapat Anda tentang level yang ditunjukkan Vinales dalam tes pramusim terakhir?
“Kita tidak boleh lupa bahwa Vinales dulu bertarung memperebutkan kemenangan melawan Marquez ketika mereka masih kecil. Marc lebih tua satu atau dua tahun, serta mungkin dia mendapat dukungan lebih mudah dari Honda dan Repsol.”
“Evolusi Vinales sedikit lebih lambat. Tapi juga jangan lupa, dia datang ke grid MotoGP dengan Suzuki. Memang bukan motor yang sama untuk debut, dibandingkan ketika Marquez bersama Honda pada 2013. Namun, dalam hal talenta murni, Marc dan Maverick berada pada level yang sangat mirip.”
“Mereka adalah dua pembalap liar dengan gaya berbeda. Tapi dalam hal talenta, kecepatan dan motivasi, saya pikir kita sebenarnya menyambut kedatangan Marquez yang lain. Ini bukan hanya feeling pribadi, tapi juga sama seperti yang dirasakan banyak orang lainnya.”
Marquez mengaku tahun lalu, ketika Honda tidak tampak akan menjadi sangat kompetitif. Dia bahkan lupa bagaimana untuk tampil cepat. Apakah ini terjadi pada Anda?
“Itulah feeling yang dirasakan semua pembalap pada satu titik, dan faktanya dalam beberapa kasus mereka benar (tertawa). Beberapa mengatakan ironis mereka mengalami itu, tapi mereka benar-benar tidak pernah kembali ke level terbaik.”
“Seringkali Anda memiliki keraguan tentang diri Anda sendiri karena catatan waktu tidak begitu cepat; lalu Anda menekan lebih keras dan tidak meningkat. Dan lalu Anda berpikir itu tentang diri Anda sendiri. Ada beberapa pramusim di masa lalu yang banyak diambil dari saya.”
Apakah masalah Anda saat trek basah diselesaikan dengan ban baru?
“Saya tidak pernah memenangi balapan basah setelah menyalip (Casey) Stoner dan Pedrosa di tikungan yang sama. Anda membutuhkan banyak kepercayaan diri pada hal itu. Di beberapa balapan lain, seperti di Assen tahun lalu, saya finis terakhir.”
“Ketika pembalap tidak merasa percaya diri, maka sulit untuk cepat. Saya merasa percaya diri pada ban depan Michelin 2016, dan lalu Yamaha tidak banyak membantu di trek basah. Salah satu keuntungan Ducati datang di trek basah, dan saya berharap itu juga akan membantu saya untuk menjadi kompetitif.”
Apakah realitas Ducati dan Lorenzo, entah bagaimana, berbeda?
“Ducati merekrut saya untuk memenangi gelar juara, tapi tanpa mengatakan kapan. Banyak yang berpikiran itu hanya soal masalah mengendarai motor dan menang, tapi itu sedikit lebih kompleks. Anda bisa menang di Qatar, lalu meraih hasil baik lagi di Argentina dan menemukan diri Anda bertarung untuk kejuaraan. Tapi pada saat ini, tanpa winglet, serta (Marc) Marquez dan (Maverick) Vinales begitu kuat, maka tidak akan mudah seperti yang dipikirkan. Tapi kami perlu untuk meningkatkan sedikit lebih motor dari yang kami harapkan.”
Apakah kesuksesan Marquez menjadi juara dunia pada 2016, meskipun performa motor tidak sempurna, menginspirasi Anda?
“Marquez melakukan yang terbaik karena hingga pertengahan musim motornya dibelakang di setiap trek. Dia bertarung melawan motor yang sangat efektif, Yamaha; dan dua pembalap yang sangat sering tidak kecelakaan, Rossi dan saya sendiri. Faktanya, Michelin memutuskan untuk mengubah ban pada seri kedua di Argentina, dan hasilnya berbalik melawan kami.”
“Sekarang ban Michelin cocok dengan Honda, Yamaha dan Ducati. Jadi, tidak ada lagi yang tertinggal di belakang. Honda memiliki motor yang sangat komplet. Mereka meningkatkan handling dan kehalusan; dan Yamaha juga membuat langkah di depan dengan Vinales. Kalau seseorang memiliki masalah, tapi yang lain juga kesulitan, seperti yang terjadi pada Marquez tahun lalu, maka Anda masih memiliki peluang. Jika mereka (Michelin) tidak mengubah ban di Argentina, saya pikir Marquez tidak akan memenangi gelar juara.”
Apakah ban akan menjadi penentu gelar juara 2017 seperti musim lalu?
“Saya memahami sulit bagi Michelin setelah sekian tahun keluar dari kejuaraan dan menemukan motor yang lebih bertenaga. Saya tidak pernah katakan mereka tidak berupaya, itu hanya karena harus menemukan bagaimana meningkatkan kompon ban. Dan saya senang dengan pekerjaan yang telah dilakukan, bahkan lebih pada ban depan karena awalnya ada banyak kecelakaan, dan beberapa di antaranya tidak mudah untuk dipahami.”
Apa pendapat Anda tentang level yang ditunjukkan Vinales dalam tes pramusim terakhir?
“Kita tidak boleh lupa bahwa Vinales dulu bertarung memperebutkan kemenangan melawan Marquez ketika mereka masih kecil. Marc lebih tua satu atau dua tahun, serta mungkin dia mendapat dukungan lebih mudah dari Honda dan Repsol.”
“Evolusi Vinales sedikit lebih lambat. Tapi juga jangan lupa, dia datang ke grid MotoGP dengan Suzuki. Memang bukan motor yang sama untuk debut, dibandingkan ketika Marquez bersama Honda pada 2013. Namun, dalam hal talenta murni, Marc dan Maverick berada pada level yang sangat mirip.”
“Mereka adalah dua pembalap liar dengan gaya berbeda. Tapi dalam hal talenta, kecepatan dan motivasi, saya pikir kita sebenarnya menyambut kedatangan Marquez yang lain. Ini bukan hanya feeling pribadi, tapi juga sama seperti yang dirasakan banyak orang lainnya.”
Marquez mengaku tahun lalu, ketika Honda tidak tampak akan menjadi sangat kompetitif. Dia bahkan lupa bagaimana untuk tampil cepat. Apakah ini terjadi pada Anda?
“Itulah feeling yang dirasakan semua pembalap pada satu titik, dan faktanya dalam beberapa kasus mereka benar (tertawa). Beberapa mengatakan ironis mereka mengalami itu, tapi mereka benar-benar tidak pernah kembali ke level terbaik.”
“Seringkali Anda memiliki keraguan tentang diri Anda sendiri karena catatan waktu tidak begitu cepat; lalu Anda menekan lebih keras dan tidak meningkat. Dan lalu Anda berpikir itu tentang diri Anda sendiri. Ada beberapa pramusim di masa lalu yang banyak diambil dari saya.”
Apakah masalah Anda saat trek basah diselesaikan dengan ban baru?
“Saya tidak pernah memenangi balapan basah setelah menyalip (Casey) Stoner dan Pedrosa di tikungan yang sama. Anda membutuhkan banyak kepercayaan diri pada hal itu. Di beberapa balapan lain, seperti di Assen tahun lalu, saya finis terakhir.”
“Ketika pembalap tidak merasa percaya diri, maka sulit untuk cepat. Saya merasa percaya diri pada ban depan Michelin 2016, dan lalu Yamaha tidak banyak membantu di trek basah. Salah satu keuntungan Ducati datang di trek basah, dan saya berharap itu juga akan membantu saya untuk menjadi kompetitif.”
(sbn)