15 Menit Bersama Johann Zarco
A
A
A
DOHA - Seri perdana MotoGP 2017 telah berlangsung di Qatar, Minggu (26/3/2017). Ada satu nama yang jadi bintang kendati tidak naik podium di Sirkuit Losail, dia adalah Johann Zarco.
Rookie baru MotoGP 2017 itu tampil bersinar bersama tim Monster Yamaha Tech 3. Menunggangi YZR-M1, pembalap yang musim lalu keluar sebagai juara dunia Moto2 sempat memimpin jalannya balapan, meski harus terjatuh di lap keenam.
Meski hasil akhirnya tidak lebih baik ketimbang Jonas Folger, rookie lainnya yang juga rekan setimnya di Monster Yamaha Tech 3, bukan berarti Zarco begitu saja langsung terlupakan. Pujian justru mengalir dari rider tim pabrikan Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales. (Baca Juga: Johann Zarco Dapat Pengamatan Serius dari Duo Movistar Yamaha )
Zarco yang terbilang cukup matang sebagai rookie, sudah berusia 26 tahun, dianggap masih punya kans unjuk gigi. Hal itu yang membuat situs Sport360, mendapatkan 15 menit yang sangat berharga untuk mewawancara rider asal Prancis soal target dan pendapatnya soal debut kemarin. Berikut petikan interview kedua pihak yang dirangkum SINDOnews.
S: Meski terjatuh di awal, bagaimana anda menilai balapan MotoGP pertama anda?
Z: Ada ketidakberuntungan di awal. Memulai dari baris kedua, saya ingin menggunakan kesempatan itu untuk membuat kecepatan dan masuk ke tikungan dengan baik. Saya merasa nyaman dan bisa menyalip pembalap lain. Saya tidak ingin terlalu memaksakan diri, tapi saya akhirnya sedikit melebar ketika terjatuh.
Itu hal yang memalukan, padahal cukup berpeluang untuk finis di podium. Tapi bisa start seperti itu cukup bagus untuk saya dan akan membuat saya nyaman di sisa musim ke depannya.
Foto/Crash
Ini pelajaran yang bagus bagi saya, namun saya masih perlu belajar di MotoGP. Ada beberapa hal baru yang mesti anda kuasai. Seperti saya saya katakan, saya tidak finis dengan baik tapi saya bekerja keras untuk membuatnya tetap konsisten sepanjang balapan.
S: Ada begitu banyak bendera Prancis di tribun. Apa artinya bisa mendapat dukungan seperti itu?
Z: Setelah terbang jauh dari Prancis, sangat menyenangkan bisa mempunyai orang-orang dari sekeliling rumah anda. Saya dengar orang meneriakkan nama saya. Itu memberi anda suatu kebanggan, tapi tentunya harus berkonsentrasi selama balapan.
S: Anda datang ke MotoGP setelah menangkan dua gelar Moto2. Bagaimana anda meningkatkan kemampuan anda dari kompetisi sebelumnya ke kompetisi musim ini?
Z: Pada dua musim terakhir, saya tampil dengan baik sebab berhasil menangkan gelar dan banyak balapan. Tapi sekarang, itu sudah jadi masa lalu.
Saya merasa harus belajar lagi dengan cepat agar jadi pembalap MotoGP yang bagus. Masih banyak hal untuk dipelajari soal motor dan sisa musim selanjutnya.
Foto/lequipe
S: Anda jadi pembalap Prancis tersukses setelah menangkan 16 balapan di semua kelas. Apakah anda merasa yakin bisa bersaing di MotoGP?
Z: Tentu saja itu hal yang sulit. Ketika di Moto3 atau 125cc, waktu berjalan dan anda ingin jadi yang terbaik di sana. Begitu pun ketika di kelas Moto2. Di MotoGP ada banyak pembalap kuat, tapi saya harus memacu diri saya di setiap balapan, itu kuncinya.
S: Apa target anda di MotoGP?
Z: Saya ingin jadi pembalap 10 besar. Saya kira itu hal yang mungkin dicapai setelah melihat hasil tes, saya merasa tidak terlalu jauh dari target. Sangat penting bisa tampil konsisten di semua balapan.
Saya ingin lebih dekat ke pembalap papan atas. Tentu saja itu sulit, tapi saya rasa, itu bisa dilakukan andai saya bekerja dengan baik. Itu mungkin terjadi, bahkan bisa keluar jadi rookie terbaik tahun ini.
S: Marc Marquez dan Jorge Lorenzo adalah dua pembalap yang bisa menangkan gelar Moto2 dan MotoGP. Apakah itu membuat anda percaya bisa jadi juara MotoGP di masa mendatang?
Z: Saya tidak tahu apakah itu memberi kenyamanan atau tidak, jadi juara di musim pertama jelas sesuatu yang sulit. Tapi, itu juga mendorong saya jika apapun bisa terjadi. Ini bukan soal menyerah, justru selalu berpikir apapun bisa terjadi.
S: Siapa lawan yang paling anda sukai untuk berduel di trek?
Z: Saya tidak punya satu pembalap yang spesifik, tapi saya menikmati bersaing di lintasan. Saya menikmati perjalanan ke seluruh dunia dan balapan di sirkuit berbeda, yang mana semuanya cukup bagus.
Foto:Crash
S: Seberapa besar perubahan hidup anda sejak anda menangkan gelar Moto2?
Tidak terlalu banyak. Hidup saya sederhana dan tidak berubah terlalu banyak, cuma hidup untuk melepaskan gairah saja yakni balapan motor.
Ket:
S: Sport360
Z: Zarco
Rookie baru MotoGP 2017 itu tampil bersinar bersama tim Monster Yamaha Tech 3. Menunggangi YZR-M1, pembalap yang musim lalu keluar sebagai juara dunia Moto2 sempat memimpin jalannya balapan, meski harus terjatuh di lap keenam.
Meski hasil akhirnya tidak lebih baik ketimbang Jonas Folger, rookie lainnya yang juga rekan setimnya di Monster Yamaha Tech 3, bukan berarti Zarco begitu saja langsung terlupakan. Pujian justru mengalir dari rider tim pabrikan Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales. (Baca Juga: Johann Zarco Dapat Pengamatan Serius dari Duo Movistar Yamaha )
Zarco yang terbilang cukup matang sebagai rookie, sudah berusia 26 tahun, dianggap masih punya kans unjuk gigi. Hal itu yang membuat situs Sport360, mendapatkan 15 menit yang sangat berharga untuk mewawancara rider asal Prancis soal target dan pendapatnya soal debut kemarin. Berikut petikan interview kedua pihak yang dirangkum SINDOnews.
S: Meski terjatuh di awal, bagaimana anda menilai balapan MotoGP pertama anda?
Z: Ada ketidakberuntungan di awal. Memulai dari baris kedua, saya ingin menggunakan kesempatan itu untuk membuat kecepatan dan masuk ke tikungan dengan baik. Saya merasa nyaman dan bisa menyalip pembalap lain. Saya tidak ingin terlalu memaksakan diri, tapi saya akhirnya sedikit melebar ketika terjatuh.
Itu hal yang memalukan, padahal cukup berpeluang untuk finis di podium. Tapi bisa start seperti itu cukup bagus untuk saya dan akan membuat saya nyaman di sisa musim ke depannya.
Foto/Crash
Ini pelajaran yang bagus bagi saya, namun saya masih perlu belajar di MotoGP. Ada beberapa hal baru yang mesti anda kuasai. Seperti saya saya katakan, saya tidak finis dengan baik tapi saya bekerja keras untuk membuatnya tetap konsisten sepanjang balapan.
S: Ada begitu banyak bendera Prancis di tribun. Apa artinya bisa mendapat dukungan seperti itu?
Z: Setelah terbang jauh dari Prancis, sangat menyenangkan bisa mempunyai orang-orang dari sekeliling rumah anda. Saya dengar orang meneriakkan nama saya. Itu memberi anda suatu kebanggan, tapi tentunya harus berkonsentrasi selama balapan.
S: Anda datang ke MotoGP setelah menangkan dua gelar Moto2. Bagaimana anda meningkatkan kemampuan anda dari kompetisi sebelumnya ke kompetisi musim ini?
Z: Pada dua musim terakhir, saya tampil dengan baik sebab berhasil menangkan gelar dan banyak balapan. Tapi sekarang, itu sudah jadi masa lalu.
Saya merasa harus belajar lagi dengan cepat agar jadi pembalap MotoGP yang bagus. Masih banyak hal untuk dipelajari soal motor dan sisa musim selanjutnya.
Foto/lequipe
S: Anda jadi pembalap Prancis tersukses setelah menangkan 16 balapan di semua kelas. Apakah anda merasa yakin bisa bersaing di MotoGP?
Z: Tentu saja itu hal yang sulit. Ketika di Moto3 atau 125cc, waktu berjalan dan anda ingin jadi yang terbaik di sana. Begitu pun ketika di kelas Moto2. Di MotoGP ada banyak pembalap kuat, tapi saya harus memacu diri saya di setiap balapan, itu kuncinya.
S: Apa target anda di MotoGP?
Z: Saya ingin jadi pembalap 10 besar. Saya kira itu hal yang mungkin dicapai setelah melihat hasil tes, saya merasa tidak terlalu jauh dari target. Sangat penting bisa tampil konsisten di semua balapan.
Saya ingin lebih dekat ke pembalap papan atas. Tentu saja itu sulit, tapi saya rasa, itu bisa dilakukan andai saya bekerja dengan baik. Itu mungkin terjadi, bahkan bisa keluar jadi rookie terbaik tahun ini.
S: Marc Marquez dan Jorge Lorenzo adalah dua pembalap yang bisa menangkan gelar Moto2 dan MotoGP. Apakah itu membuat anda percaya bisa jadi juara MotoGP di masa mendatang?
Z: Saya tidak tahu apakah itu memberi kenyamanan atau tidak, jadi juara di musim pertama jelas sesuatu yang sulit. Tapi, itu juga mendorong saya jika apapun bisa terjadi. Ini bukan soal menyerah, justru selalu berpikir apapun bisa terjadi.
S: Siapa lawan yang paling anda sukai untuk berduel di trek?
Z: Saya tidak punya satu pembalap yang spesifik, tapi saya menikmati bersaing di lintasan. Saya menikmati perjalanan ke seluruh dunia dan balapan di sirkuit berbeda, yang mana semuanya cukup bagus.
Foto:Crash
S: Seberapa besar perubahan hidup anda sejak anda menangkan gelar Moto2?
Tidak terlalu banyak. Hidup saya sederhana dan tidak berubah terlalu banyak, cuma hidup untuk melepaskan gairah saja yakni balapan motor.
Ket:
S: Sport360
Z: Zarco
(nug)