Gagal Bersinar di MotoGP 2017, Pembalap Honda Bela Joki Aprilia
A
A
A
SACHSENRING - Situasi Sam Lowes sebagai pembalap debutan di MotoGP 2017 benar-benar tidak menguntungkan. Hingga musim ini berjalan delapan seri, ia duduk di urutan ke-24 klasemen sementara dari 26 pembalap.
Ya, Cal Crutchlow ikut buka suara perihal situasi Sam Lowes. Sang rookie dinilai pantas membutuhkan banyak waktu untuk membuktikan dirinya sendiri.
Lowes dalam tekanan menyusul penampilan tak kompetitifnya pada musim ini. Meski meraih hasil kualifikasi terbaik, start ke-10 di Assen, ia terjatuh saat berada di posisi ke-15.
Manajer balap tim Aprilia Gresini, Romano Albesiano, tak memungkiri Aprilia tengah mencari kemungkinan pengganti Lowes. Bahkan, Alvaro Bautista dan Danilo Petrucci mengakui adanya pembicaraan dengan mereka.
“(Lowes) tidak mendapat perlakuan adil. Dia duduk di garasi lebih lama dari yang seharusnya berada di trek. Dan itu bukan karena kesalahannya,” ucap Crutchlow kepada Motorsport.com.
“Dia mengalami masalah mekanikal, dan dia tidak dapat membuktikan dirinya sendiri. Saya mengerti dari mana Aprilia berasal. Tapi jika mereka melihat (Johann) Zarco atau (Alex) Rins, mereka melihat pada situasi yang salah,” imbuh pembalap Inggris tersebut yang berusaha membela rekan kompatriotnya.
Lebih lanjut Crutchlow menjelaskan faktor penyebabnya: “Motor (Yamaha) yang dikendarai Zarco, Anda tidak tahu bagaimana mudahnya dia berkendara. Jika Anda menempatkan dia (Zarco) di Aprilia atau Honda, dia tidak berada di tempat dia sekarang.”
“Dia (Lowes) pembalap yang bagus. Jangan salah. Tapi Anda tidak bisa melihat (Zarco) dan membandingkannya (dengan Lowes),” kata Crutchlow lagi.
Pembalap tim satelit LCR Honda itu juga menilai situasi Lowes sama seperti ketika debut di MotoGP pada 2011, ketika hijrah dari WSBK untuk bergabung ke Yamaha Tech 3. Ia meyakini Lowes membuat kesalahan yang sama seperti dirinya.
“Saya kira Sam akan jauh lebih baik. Dia hanya membutuhkan waktu. Apa yang dia lakukan dengan motor itu sama sekali tidak salah. Tapi memang itu salah,” terang Crutchlow.
“Itu persis ketika saya datang ke sini, dan lihat di mana saya finis, saya buruk. Saya berargumen dengan Herve (Poncharal, bos Tech 3) ketika pertama kali saya datang. Sayalah yang ingin pergi dan kembali ke WSBK. Herve yang mengatakan saya hanya membutuhkan waktu, untuk bertahan, mencoba dan menenangkan saya,” ucap pembalap 31 tahun tersebut.
“Tahun berikutnya, saya merebut dua podium dan finis keempat untuk pertama kalinya. Begitulah adanya. Anda perlu mengambil pengalaman dan meluangkan waktu dan memperbaiki diri, tapi mereka perlu memberinya waktu. Kenapa mereka tidak menekan Aleix?” lanjut Crutchlow.
Pembalap juara dunia Supersport 2009 bersama Yamaha itu juga meyakini, Aprilia seharusnya menekan Aleix Espargaro untuk mencetak hasil lebih baik. Ia menilai motor RS-GP akan menjadi penantang podium jika dikendarai pembalap top seperti Marc Marquez.
“Jika Anda menempatkan Marc di motor itu, dia akan podium. Kenapa mereka tidak menekan Aleix? Saya tahu Aleix orang pertama yang mendukung Sam, dan saya tidak mengkritik dia, saya mengkritik mereka (Aprilia). Mereka berdua pembalap bagus dan saya rasa mereka berdua pantas berada di tim,” tutupnya.
Ya, Cal Crutchlow ikut buka suara perihal situasi Sam Lowes. Sang rookie dinilai pantas membutuhkan banyak waktu untuk membuktikan dirinya sendiri.
Lowes dalam tekanan menyusul penampilan tak kompetitifnya pada musim ini. Meski meraih hasil kualifikasi terbaik, start ke-10 di Assen, ia terjatuh saat berada di posisi ke-15.
Manajer balap tim Aprilia Gresini, Romano Albesiano, tak memungkiri Aprilia tengah mencari kemungkinan pengganti Lowes. Bahkan, Alvaro Bautista dan Danilo Petrucci mengakui adanya pembicaraan dengan mereka.
“(Lowes) tidak mendapat perlakuan adil. Dia duduk di garasi lebih lama dari yang seharusnya berada di trek. Dan itu bukan karena kesalahannya,” ucap Crutchlow kepada Motorsport.com.
“Dia mengalami masalah mekanikal, dan dia tidak dapat membuktikan dirinya sendiri. Saya mengerti dari mana Aprilia berasal. Tapi jika mereka melihat (Johann) Zarco atau (Alex) Rins, mereka melihat pada situasi yang salah,” imbuh pembalap Inggris tersebut yang berusaha membela rekan kompatriotnya.
Lebih lanjut Crutchlow menjelaskan faktor penyebabnya: “Motor (Yamaha) yang dikendarai Zarco, Anda tidak tahu bagaimana mudahnya dia berkendara. Jika Anda menempatkan dia (Zarco) di Aprilia atau Honda, dia tidak berada di tempat dia sekarang.”
“Dia (Lowes) pembalap yang bagus. Jangan salah. Tapi Anda tidak bisa melihat (Zarco) dan membandingkannya (dengan Lowes),” kata Crutchlow lagi.
Pembalap tim satelit LCR Honda itu juga menilai situasi Lowes sama seperti ketika debut di MotoGP pada 2011, ketika hijrah dari WSBK untuk bergabung ke Yamaha Tech 3. Ia meyakini Lowes membuat kesalahan yang sama seperti dirinya.
“Saya kira Sam akan jauh lebih baik. Dia hanya membutuhkan waktu. Apa yang dia lakukan dengan motor itu sama sekali tidak salah. Tapi memang itu salah,” terang Crutchlow.
“Itu persis ketika saya datang ke sini, dan lihat di mana saya finis, saya buruk. Saya berargumen dengan Herve (Poncharal, bos Tech 3) ketika pertama kali saya datang. Sayalah yang ingin pergi dan kembali ke WSBK. Herve yang mengatakan saya hanya membutuhkan waktu, untuk bertahan, mencoba dan menenangkan saya,” ucap pembalap 31 tahun tersebut.
“Tahun berikutnya, saya merebut dua podium dan finis keempat untuk pertama kalinya. Begitulah adanya. Anda perlu mengambil pengalaman dan meluangkan waktu dan memperbaiki diri, tapi mereka perlu memberinya waktu. Kenapa mereka tidak menekan Aleix?” lanjut Crutchlow.
Pembalap juara dunia Supersport 2009 bersama Yamaha itu juga meyakini, Aprilia seharusnya menekan Aleix Espargaro untuk mencetak hasil lebih baik. Ia menilai motor RS-GP akan menjadi penantang podium jika dikendarai pembalap top seperti Marc Marquez.
“Jika Anda menempatkan Marc di motor itu, dia akan podium. Kenapa mereka tidak menekan Aleix? Saya tahu Aleix orang pertama yang mendukung Sam, dan saya tidak mengkritik dia, saya mengkritik mereka (Aprilia). Mereka berdua pembalap bagus dan saya rasa mereka berdua pantas berada di tim,” tutupnya.
(sbn)