Nama Identik Teroris, Petinju Amir Khan Ditahan Otoritas Bandara AS
A
A
A
LONDON - Fobia Islam yang menjangkiti Amerika Serikat dirasakan petinju Inggris Amir Khan. Petinju keturunan Pakistan itu mengaku sempat ditahan pihak otoritas bandara AS karena namanya diidentikan dengan nama-nama teroris.
Amir Khan mengungkapkan ihwal penahanannya saat diwawancarai penyiar salah satu tv swasta AS, Larry King.
Host talk show tersebut terbang langsung ke London untuk mewawancarai petinju asal Bolton tentang segala hal mulai larangan terbang hingga kemungkinannya kembali melawan petinju Filipina Manny Pacquiao.
Khan mengatakan: "Saya masih berlatih di Amerika, saya sering bepergian ke Amerika dan saya selalu sering menumpang karena nama saya muncul sebagai nama teroris," katanya kepada AsianImage.
"Mereka biasa mengenali saya dan mereka tahu siapa saya dan berkata, lihat Amir kami mohon maaf tapi harus melakukan apa yang sistem katakan kepada kami," kata Amir Khan.
"Dengan menerapkan larangan ini, saya pikir itu hanya akan membuat banyak orang merasa frustrasi. Saya hanya berpikir agak menyedihkan melihat bahwa orang tidak diizinkan, terutama Muslim dilarang pergi ke Amerika," kata Amir Khan
Amir Khan menilai kebijakan Presiden AS Donald Trump kepada umat Islam terlalu berlebihan.
Amir Khan mengungkapkan ihwal penahanannya saat diwawancarai penyiar salah satu tv swasta AS, Larry King.
Host talk show tersebut terbang langsung ke London untuk mewawancarai petinju asal Bolton tentang segala hal mulai larangan terbang hingga kemungkinannya kembali melawan petinju Filipina Manny Pacquiao.
Khan mengatakan: "Saya masih berlatih di Amerika, saya sering bepergian ke Amerika dan saya selalu sering menumpang karena nama saya muncul sebagai nama teroris," katanya kepada AsianImage.
"Mereka biasa mengenali saya dan mereka tahu siapa saya dan berkata, lihat Amir kami mohon maaf tapi harus melakukan apa yang sistem katakan kepada kami," kata Amir Khan.
"Dengan menerapkan larangan ini, saya pikir itu hanya akan membuat banyak orang merasa frustrasi. Saya hanya berpikir agak menyedihkan melihat bahwa orang tidak diizinkan, terutama Muslim dilarang pergi ke Amerika," kata Amir Khan
Amir Khan menilai kebijakan Presiden AS Donald Trump kepada umat Islam terlalu berlebihan.
(kas)