PSM Galau, Robert Dapat Skorsing Dua Laga
A
A
A
MAKASSAR - PSM Makassar harus melewati dua pertandingan Liga 1 2017 tanpa bantuan pelatih Robert Alberts. Ini buntut hukuman yang dijatuhkan Komdis PSSI kepada arsitek asal Belanda itu.
Sanksi itu berlaku setelah PSM menerima SK Komdis PSSI terkait pelanggaran disiplin yang dilakukan Robert ketika meladeni Persija Jakarta. Alhasil, dia tidak bisa hadir di sisi lapangan saat Juku Eja menyambangi Arema FC di stadion Kanjuruhan, Rabu (30/8/2017).
Nakhoda berusia 62 tahun itu juga masih belum bisa bertugas kala PSM menjamu PS TNI di stadion Andi Mattalatta Mattoanging, Minggu (10/9/2017). Tentunya keputusan ini sangat merugikan bagi Pasukan Ramang.
Namun, Robert menyikapi hal ini sebagai sesuatu yang lucu. Soalnya, PSM yang mengajukan protes atas kinerja wasit asal Iran, Mouood Bonyadifar yang memimpin duel kontra Persija Jakarta. Tapi, malah dirinya yang mendapat hukuman.
“Ini sangat lucu. Saya heran dengan hukuman ini dimana wasit telah mengambil paksa kemenangan PSM. Tapi, malah saya yang dihukum. Sementara wasit yang bersangkutan tidak mendapat hukuman apapun. Bahkan masih memimpin laga lainnya,” gerutu Robert.
Saat melawan Persija Jakarta di stadion Patriot, Robert sempat memprotes keputusan wasit yang menganulir gol Wiljan Pluim. Karena dianggap berlebihan, Bonyadifar lalu mengusir mantan pelatih Sarawak FA itu. Alhasil, laga berakhir 2-2.
Setelah itu, Robert masih bisa membantu PSM saat mengalahkan Perseru Serui 2-0 di Makassar, Rabu (23/8/2017). Tapi, berhubung SK Komdis PSSI sudah turun, dia terpaksa menepi dulu. Selain skorsing dua laga, dia juga harus membayar denda sebesar Rp15 juta.
“Manajemen PSM sangat menyesalkan keputusan yang diambil Komdis PSSI. Apalagi, keputusan itu tidak dapat dibanding. Kami tidak mungkin berdiam diri ketika ada ketidak adilan di lapangan. Protes adalah hal biasa yang terjadi,” pungkas Robert.
Sanksi itu berlaku setelah PSM menerima SK Komdis PSSI terkait pelanggaran disiplin yang dilakukan Robert ketika meladeni Persija Jakarta. Alhasil, dia tidak bisa hadir di sisi lapangan saat Juku Eja menyambangi Arema FC di stadion Kanjuruhan, Rabu (30/8/2017).
Nakhoda berusia 62 tahun itu juga masih belum bisa bertugas kala PSM menjamu PS TNI di stadion Andi Mattalatta Mattoanging, Minggu (10/9/2017). Tentunya keputusan ini sangat merugikan bagi Pasukan Ramang.
Namun, Robert menyikapi hal ini sebagai sesuatu yang lucu. Soalnya, PSM yang mengajukan protes atas kinerja wasit asal Iran, Mouood Bonyadifar yang memimpin duel kontra Persija Jakarta. Tapi, malah dirinya yang mendapat hukuman.
“Ini sangat lucu. Saya heran dengan hukuman ini dimana wasit telah mengambil paksa kemenangan PSM. Tapi, malah saya yang dihukum. Sementara wasit yang bersangkutan tidak mendapat hukuman apapun. Bahkan masih memimpin laga lainnya,” gerutu Robert.
Saat melawan Persija Jakarta di stadion Patriot, Robert sempat memprotes keputusan wasit yang menganulir gol Wiljan Pluim. Karena dianggap berlebihan, Bonyadifar lalu mengusir mantan pelatih Sarawak FA itu. Alhasil, laga berakhir 2-2.
Setelah itu, Robert masih bisa membantu PSM saat mengalahkan Perseru Serui 2-0 di Makassar, Rabu (23/8/2017). Tapi, berhubung SK Komdis PSSI sudah turun, dia terpaksa menepi dulu. Selain skorsing dua laga, dia juga harus membayar denda sebesar Rp15 juta.
“Manajemen PSM sangat menyesalkan keputusan yang diambil Komdis PSSI. Apalagi, keputusan itu tidak dapat dibanding. Kami tidak mungkin berdiam diri ketika ada ketidak adilan di lapangan. Protes adalah hal biasa yang terjadi,” pungkas Robert.
(mir)