Selain Choirul Huda, Inilah Pesepakbola Indonesia yang Meninggal Akibat Benturan
A
A
A
JAKARTA - Insiden meninggalnya kiper Persela Lamongan, Choirul Huda dalam sebuah pertandingan bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Tercatat ada sejumlah kejadian yang membuat awan hitam sepak bola Indonesia.
Berdasarkan beberapa sumber, SINDONews, Senin (16/10/2017), berhasil mendapatkan korban kerasnya kompetisi di tanah air. Siapa sajakah kereka ?
1. Eri Erianto
Buat pencinta sepak bola di era 1990-an tentunya sangat mengenal nama Eri Erianto. Bukan hanya sebagai penggawa Persebaya Surabaya, sosok pemain yang dikenal lugas di lapangan itu, juga sempat menjadi kekuatan di Timnas Indonesia pada 1995 hingga 1997.
Sayangnya, kiprahnya terhenti pada 3 April 2000. Ketika itu dalam pertandingan di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, Eri harus pergi selama-lamanya. Benturan dengan pemain PSIM Yogyakarta membuat Eri sempat tak sadarkan diri.
Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu sempat dilarikan ke RSUD Dr. Soetomo, namun sayang nyawanya sudah tidak tertolong. Pemilik tendangan geledek itu harus berpulang di usis 26 tahun karena serangan jantung.
Sebagai penghormatan, Persebaya memensiunkan nomor 19 yang selama ini melekat di punggung Eri. Namanya juga diabadikan menjadi mes pemain, Wisma Eri Erianto.
2. Jumadi Abdi
Sembilan tahun kemudian, tepatnya 7 Maret 2009, duka kembali menyelimuti sepak bola nasional. Pupuk Kaltim Bontang, harus kehilangan Jumadi Abdi usai mengalami benturan di bagian perut dengan pemain Persela Lamongan, Denny Tarkas.
Ketika itu Denny mengangkat kaki terlalu tinggi dan mengenai perut Jumadi. Akibatnya Jumadi harus dibawa ke rumah sakit.
Setelah menjalani operasi dan sempat dirawat sembilan hari, Jumadi akhirnya menghembuskan nafas. Terakhir diketahui kalau mantan penggawa Indonesia di SEA Games 2005 itu mengalami robek di bagian usus halus menyebabkan organ bagian dalam lainnya keracunan.
3. Akly Fairuz
Pada 2014, air mata kembali meleleh pada sepak bola Indonesia. Kali ini kabar duka datang dari barat Indonesia, tepatnya dari Aceh Nangroe Darussalam. Penyerang Persiraja Banda Aceh, Akly Fairuz mengalami cedera serius setelah berbenturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman dan harus ditandu ke luar lapangan.
Kejadian pada 10 Mei 2014 itu juga mendapatkan perhatian dari media internasional. Akibat benturan maut ini diketahui kalau Akly mengalami luka dalam di bagian perut dan kantong kemih yang bocor.
Penyerang Persiraja Banda Aceh, Akly Fairuz mengalami cedera parah setelah berbenturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman. Di laga yang berlangsung pada 10 Mei 2014 itu, Akly akhirnya terpaksa ditandu keluar lapangan.
Kondisinya Akly kian memburuk dan dilarikan ke rumah sakit. Setelah menjalani di RS Zainal Abidin Banda Aceh, Akly tak kuasa juga melawan takdir. Ia meninggal pada 16 Mei 2016.
4. Choirul Huda
Choirul Huda menjadi pemain teranyar yang meninggal saat menjalani profesinya sebagai penjaga gawang. Pemain senior sekaligus kapten Persela Lamongan mengalami cedera serius saat mengamankan bola. Ironinya, Choirul Huda berbenturan dengan rekan setim, Ramon Rodrigues yang sama-sama ingin mengamankan gawang saat menjamu Semen Padang, Minggu (15/10/2017).
Sempat mendapatkan perawatan tim medis di lapangan. Namun karena kondisi memburuk akhirnya Choirul Huda dirujuk ke RSUD Soegiri, Lamongan. Tim dokter pun bertindak sigap. Sayang, pemain 38 tahun itu akhirnya harus pergi selama-lamanya.
Berdasarkan beberapa sumber, SINDONews, Senin (16/10/2017), berhasil mendapatkan korban kerasnya kompetisi di tanah air. Siapa sajakah kereka ?
1. Eri Erianto
Buat pencinta sepak bola di era 1990-an tentunya sangat mengenal nama Eri Erianto. Bukan hanya sebagai penggawa Persebaya Surabaya, sosok pemain yang dikenal lugas di lapangan itu, juga sempat menjadi kekuatan di Timnas Indonesia pada 1995 hingga 1997.
Sayangnya, kiprahnya terhenti pada 3 April 2000. Ketika itu dalam pertandingan di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, Eri harus pergi selama-lamanya. Benturan dengan pemain PSIM Yogyakarta membuat Eri sempat tak sadarkan diri.
Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu sempat dilarikan ke RSUD Dr. Soetomo, namun sayang nyawanya sudah tidak tertolong. Pemilik tendangan geledek itu harus berpulang di usis 26 tahun karena serangan jantung.
Sebagai penghormatan, Persebaya memensiunkan nomor 19 yang selama ini melekat di punggung Eri. Namanya juga diabadikan menjadi mes pemain, Wisma Eri Erianto.
2. Jumadi Abdi
Sembilan tahun kemudian, tepatnya 7 Maret 2009, duka kembali menyelimuti sepak bola nasional. Pupuk Kaltim Bontang, harus kehilangan Jumadi Abdi usai mengalami benturan di bagian perut dengan pemain Persela Lamongan, Denny Tarkas.
Ketika itu Denny mengangkat kaki terlalu tinggi dan mengenai perut Jumadi. Akibatnya Jumadi harus dibawa ke rumah sakit.
Setelah menjalani operasi dan sempat dirawat sembilan hari, Jumadi akhirnya menghembuskan nafas. Terakhir diketahui kalau mantan penggawa Indonesia di SEA Games 2005 itu mengalami robek di bagian usus halus menyebabkan organ bagian dalam lainnya keracunan.
3. Akly Fairuz
Pada 2014, air mata kembali meleleh pada sepak bola Indonesia. Kali ini kabar duka datang dari barat Indonesia, tepatnya dari Aceh Nangroe Darussalam. Penyerang Persiraja Banda Aceh, Akly Fairuz mengalami cedera serius setelah berbenturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman dan harus ditandu ke luar lapangan.
Kejadian pada 10 Mei 2014 itu juga mendapatkan perhatian dari media internasional. Akibat benturan maut ini diketahui kalau Akly mengalami luka dalam di bagian perut dan kantong kemih yang bocor.
Penyerang Persiraja Banda Aceh, Akly Fairuz mengalami cedera parah setelah berbenturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman. Di laga yang berlangsung pada 10 Mei 2014 itu, Akly akhirnya terpaksa ditandu keluar lapangan.
Kondisinya Akly kian memburuk dan dilarikan ke rumah sakit. Setelah menjalani di RS Zainal Abidin Banda Aceh, Akly tak kuasa juga melawan takdir. Ia meninggal pada 16 Mei 2016.
4. Choirul Huda
Choirul Huda menjadi pemain teranyar yang meninggal saat menjalani profesinya sebagai penjaga gawang. Pemain senior sekaligus kapten Persela Lamongan mengalami cedera serius saat mengamankan bola. Ironinya, Choirul Huda berbenturan dengan rekan setim, Ramon Rodrigues yang sama-sama ingin mengamankan gawang saat menjamu Semen Padang, Minggu (15/10/2017).
Sempat mendapatkan perawatan tim medis di lapangan. Namun karena kondisi memburuk akhirnya Choirul Huda dirujuk ke RSUD Soegiri, Lamongan. Tim dokter pun bertindak sigap. Sayang, pemain 38 tahun itu akhirnya harus pergi selama-lamanya.
(bbk)