Memburu Tiket Terakhir Piala Dunia 2018
A
A
A
DUBLIN - Jatah tiket terakhir Piala Dunia 2018 Zona Eropa akan ditentukan di Aviva Stadium, Dublin, dini hari nanti. Republik Irlandia dan Denmark bersiap bertarung demi mewujudkan ambisi berpartisipasi di Rusia.
Sebagai tuan rumah, Rep Irlandia jelas tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan. Skor kacamata di leg pertama, Minggu (12/11/2017), merupakan modal yang cukup. Keberhasilan Rep Irlandia meredam Denmark memang mendapatkan kritik lantaran menerapkan permainan negatif.
Leg kedua nanti tentu menjadi pembuktian bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Masalahnya, tim berjuluk The Boys in Green tersebut menjamu tim Dinamit dengan situasi rumit. Pelatih Martin O’Neill mengalami krisis di lini depan. Absennya Jonathan Walters membuat stok penyerang Rep Irlandia terbatas.
Mereka hanya menyisakan Shane Long, Darly Murphy, dan Scott Hogan. Dari ketiga nama tersebut, Long tentu akan diandalkan menjadi starter. Pengalamannya memperkuat Southampton di Liga Primer membuatnya lebih unggul ketimbang Murphy ataupun Hogan.
Motivasi Long kian berlipat lantaran mengalami paceklik gol selama 273 hari atau melewatkan 27 pertandingan tanpa mencetak gol. Laga kontra Denmark wajib dijadikan momentum mengembalikan ketajamannya sekaligus membantu timnya meraih kemenangan agar lolos ke Rusia.
Terakhir kali The Boys in Green berpartisipasi di Piala Dunia 2002. Ketika Itu, Rep Irlandia yang diasuh Mick McCarthy melaju hingga babak 16 besar. Penantian panjang tersebut membuat Rep Irlandia kian bersemangat. Bek Shane Duffy menegaskan tidak peduli dengan hujan kritik terhadap gaya permainan timnya.
Dia mengindikasikan Rep Irlandia akan melakukan apa pun untuk meraih kemenangan. “Kami ingin lolos ke Piala Dunia. Tidak masalah dengan bagaimana cara kami pergi ke sana, selama cara yang kami lakukan tidak melanggar apa pun,” tandas Duffy, dilansir Dailymail.
Senada dengan Duffy, antusiasme ditunjukkan penjaga gawang Darren Randolph. Kendati berharap memastikan kemenangan di waktu normal, dia menegaskan timnya siap menghadapi situasi apa pun termasuk adu penalti.
“Anda akan mendapatkan pemain-pemain lawan yang tidak terbiasa mengeksekusi penalti. Babak adu penalti termasuk dalam rencana dan persiapan kami di leg kedua,” paparnya Kans Rep Irlandia mendulang hasil bagus didukung statistik. Ciaran Clark dkk belum terkalahkan di dua laga terakhir melawan Denmark yang berlangsung di Aviva Stadium (satu menang dan satu seri).
Di kubu lawan, Denmark datang ke Dublin dengan mengusung target tinggi. Skuad besutan Age Hareide tersebut ingin kembali berpartisipasi di Piala Dunia 2018. Terakhir kali mereka berpartisipasi di Piala Dunia 2010 dan hasilnya tidak terlalu oke karena hanya di penyisihan grup.
Gelandang Denmark Christian Eriksen berharap dapat memperbaiki peruntungan timnya di Piala Dunia. Mengacu pada performa di leg pertama, pemain Tottenham Hotspur itu yakin Denmark mampu menumbangkan Rep Irlandia. “Saya percaya kami memiliki kesempatan bagus di Dublin. Semua pemain ingin membawa negaranya ke Piala Dunia dan itu adalah sebuah pencapaian tertinggi,” tandasnya. (Alimansyah)
Sebagai tuan rumah, Rep Irlandia jelas tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan. Skor kacamata di leg pertama, Minggu (12/11/2017), merupakan modal yang cukup. Keberhasilan Rep Irlandia meredam Denmark memang mendapatkan kritik lantaran menerapkan permainan negatif.
Leg kedua nanti tentu menjadi pembuktian bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. Masalahnya, tim berjuluk The Boys in Green tersebut menjamu tim Dinamit dengan situasi rumit. Pelatih Martin O’Neill mengalami krisis di lini depan. Absennya Jonathan Walters membuat stok penyerang Rep Irlandia terbatas.
Mereka hanya menyisakan Shane Long, Darly Murphy, dan Scott Hogan. Dari ketiga nama tersebut, Long tentu akan diandalkan menjadi starter. Pengalamannya memperkuat Southampton di Liga Primer membuatnya lebih unggul ketimbang Murphy ataupun Hogan.
Motivasi Long kian berlipat lantaran mengalami paceklik gol selama 273 hari atau melewatkan 27 pertandingan tanpa mencetak gol. Laga kontra Denmark wajib dijadikan momentum mengembalikan ketajamannya sekaligus membantu timnya meraih kemenangan agar lolos ke Rusia.
Terakhir kali The Boys in Green berpartisipasi di Piala Dunia 2002. Ketika Itu, Rep Irlandia yang diasuh Mick McCarthy melaju hingga babak 16 besar. Penantian panjang tersebut membuat Rep Irlandia kian bersemangat. Bek Shane Duffy menegaskan tidak peduli dengan hujan kritik terhadap gaya permainan timnya.
Dia mengindikasikan Rep Irlandia akan melakukan apa pun untuk meraih kemenangan. “Kami ingin lolos ke Piala Dunia. Tidak masalah dengan bagaimana cara kami pergi ke sana, selama cara yang kami lakukan tidak melanggar apa pun,” tandas Duffy, dilansir Dailymail.
Senada dengan Duffy, antusiasme ditunjukkan penjaga gawang Darren Randolph. Kendati berharap memastikan kemenangan di waktu normal, dia menegaskan timnya siap menghadapi situasi apa pun termasuk adu penalti.
“Anda akan mendapatkan pemain-pemain lawan yang tidak terbiasa mengeksekusi penalti. Babak adu penalti termasuk dalam rencana dan persiapan kami di leg kedua,” paparnya Kans Rep Irlandia mendulang hasil bagus didukung statistik. Ciaran Clark dkk belum terkalahkan di dua laga terakhir melawan Denmark yang berlangsung di Aviva Stadium (satu menang dan satu seri).
Di kubu lawan, Denmark datang ke Dublin dengan mengusung target tinggi. Skuad besutan Age Hareide tersebut ingin kembali berpartisipasi di Piala Dunia 2018. Terakhir kali mereka berpartisipasi di Piala Dunia 2010 dan hasilnya tidak terlalu oke karena hanya di penyisihan grup.
Gelandang Denmark Christian Eriksen berharap dapat memperbaiki peruntungan timnya di Piala Dunia. Mengacu pada performa di leg pertama, pemain Tottenham Hotspur itu yakin Denmark mampu menumbangkan Rep Irlandia. “Saya percaya kami memiliki kesempatan bagus di Dublin. Semua pemain ingin membawa negaranya ke Piala Dunia dan itu adalah sebuah pencapaian tertinggi,” tandasnya. (Alimansyah)
(nfl)