China Ambil Alih Final WTA 2019
A
A
A
MELBOURNE - Mulai 2019, China akan mengambil alih lokasi gelaran Final WTA. China sendiri sudah menunjuk Shenzhen sebagai kota penyelenggara untuk menggantikan Singapura.
Singapura telah empat tahun diberikan kesempatan menggelar turnamen pamungas WTA Tour yang hanya diikuti delapan petenis papan atas dunia itu. Sebagai garansi sebagai tuan rumah, pemerintah China akan menambah tambahan kursi penonton menjadi 12 ribu kursi baru dan melipatgandakan hadiah menjadi USD 14 Juta.
"Ini membuat saya senang mengumumkan Shenzen sebagai tuan rumah Final WTA. Ini akan dengan mudah mencapai kesepakatan Final WTA menjadi yang terbesar dalam 45 tahun sejak WTA didirikan dan berjanji untuk membawa ke tingkat yang baru," papa CEO WTA Steve Simon dilansir Reuters, Kamis (18/1/2018)
Shenzhen berhasil mengalahkan kandidat lainnya yang juga berminat menjadi tuan rumah. Sebelumnya, Manchester, Praha dan St Petersburg juga mengajukan diri namun mereka kalah setelah Shenzhen berani memberikan hadiah telah banyak.
Shenzhen akan jadi kota ke-10 yang mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah sejak ajang ini digelar di New York City pada 1979 sampai 2000.
WTA sendiri lebih memilih Shenzhen setelah melihat perkembangan negara ini begitu pesat. "Shenzhen adalah kota metropolitan yang menarik dan berkembang pesat dari 68 juta jiwa," kata Presiden WTA Micky Lawler.
Singapura telah empat tahun diberikan kesempatan menggelar turnamen pamungas WTA Tour yang hanya diikuti delapan petenis papan atas dunia itu. Sebagai garansi sebagai tuan rumah, pemerintah China akan menambah tambahan kursi penonton menjadi 12 ribu kursi baru dan melipatgandakan hadiah menjadi USD 14 Juta.
"Ini membuat saya senang mengumumkan Shenzen sebagai tuan rumah Final WTA. Ini akan dengan mudah mencapai kesepakatan Final WTA menjadi yang terbesar dalam 45 tahun sejak WTA didirikan dan berjanji untuk membawa ke tingkat yang baru," papa CEO WTA Steve Simon dilansir Reuters, Kamis (18/1/2018)
Shenzhen berhasil mengalahkan kandidat lainnya yang juga berminat menjadi tuan rumah. Sebelumnya, Manchester, Praha dan St Petersburg juga mengajukan diri namun mereka kalah setelah Shenzhen berani memberikan hadiah telah banyak.
Shenzhen akan jadi kota ke-10 yang mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah sejak ajang ini digelar di New York City pada 1979 sampai 2000.
WTA sendiri lebih memilih Shenzhen setelah melihat perkembangan negara ini begitu pesat. "Shenzhen adalah kota metropolitan yang menarik dan berkembang pesat dari 68 juta jiwa," kata Presiden WTA Micky Lawler.
(bbk)