Sepotong Turki di Sebuah Restoran London
A
A
A
TIDAK dimungkiri Mesut Ozil saat ini adalah seorang warga negara Jerman yang begitu bangga dengan negaranya tersebut. Jerman adalah segala-galanya buat Mesut Ozil. Tidak hanya tempat kelahiran, juga tempat perjuangan.
Namun, dia tidak bisa memungkiri di tubuhnya masih mengalir darah Turki. Seperti orang Turki lainnya yang telah menjadi imigran, masih ada sedikit romantika Turki yang ingin dirasakan Ozil. Tidak terkecuali ketika Ozil bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di London, Inggris, baru-baru ini. Bersama dua orang pesepak bola berdarah Turki lainnya, Ilkay Gundogan (Manchester City) dan Cenk Tosun (Everton), mereka bertemu dan berfoto bersama dengan Erdogan.
Tidak hanya itu, mereka juga menyerahkan kaus kebanggaan mereka buat Erdogan. Siapa menyangka jika aksi tersebut justru membuat beberapa pihak di Jerman marah besar. Mereka tidak terima jika kedua warga negara mereka, Ilkay Gundogan dan Mesut Ozil berfoto dengan kepala negara yang kebijakannya kerap berseberangan dengan Jerman. "Apa yang mereka lakukan tidak pantas," ujar Reinhard Grindel, Ketua Federasi Sepak Bola Jerman, DFB.
Berbeda dengan Grindel, Joachim Low, pelatih tim nasional Jerman bisa memahami apa yang dilakukan Ozil dan Gundogan. "Saya bersimpati dengan mereka. Para pemain imigran seperti mereka pasti memiliki sisi sentimental pada negara di mana keluarga mereka berasal," ujar Low.
Sisi sentimental akan Turki inilah yang benar-benar ada pada Ozil. Jika berkunjung ke rumahnya di London, maka akan ditemukan berbagai ornamen dan lukisan Sultan Ottoman. Ozil memang ingin merasakan betul kehidupan Turki. Sebagian kehidupan Turki, Ozil rasakan ketika dia bertemu dengan sebuah restoran bernama Likya di London.
Saat tiba di London pada April 2013, Ozil memang tidak memiliki banyak teman. Tidak hanya teman dari Jerman, juga Turki. Salah satu cara yang dia lakukan agar bisa bertemu dengan orang-orang Turki adalah mendatangi restoran Turki. Dan restoran yang dia tuju adalah Likya yang dimiiki oleh Hasan Dolanbay. Di restoran tersebut Ozil memang bertemu dengan banyak orang Turki yang tinggal di London. Namun, kehadiran mereka bukan satu-satunya pengobat rindu Turki buat Ozil.
"Dia begitu menyenangi makanan yang saya buat di sini. Dia bilang mengingatkan makanan Turki yang pernah dibuat oleh ibunya," kenang Hasan Dolanbay.
Makanan-makanan khas Turki, seperti borek, membuat Ozil seperti berjalan-jalan di Turki. Dia seperti bisa merasakan bagaimana rasanya kehidupan orang-orang Turki pada masa keemasannya. "Tempat ini jadi seperti rumah buat dia," ujar Hasan Dolanbay.
Dia mengatakan tidak pernah sekali pun satu minggu terlewat tanpa kedatangan Ozil di Likya. Terkadang dia hanya datang sendirian sambil menikmati makanan-makanan khas Turki. Kadang juga datang dengan beberapa teman satu klub Arsenal. "Dia sangat antusias menceritakan makanan Turki ke Bellerin, Xhaka dan Mustafi. Terlihat sekali dari matanya dia mencintai Turki," sebutnya.
Selama datang ke restoran tersebut, Hasan Dolanbay jadi tahu kalau Ozil menguasai beberapa bahasa. "Dia bisa bahasa Jerman, Inggris, dan yang pasti Turki karena selama di sini dia selalu berbicara Turki," tuturnya.
Namun, dia tidak bisa memungkiri di tubuhnya masih mengalir darah Turki. Seperti orang Turki lainnya yang telah menjadi imigran, masih ada sedikit romantika Turki yang ingin dirasakan Ozil. Tidak terkecuali ketika Ozil bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di London, Inggris, baru-baru ini. Bersama dua orang pesepak bola berdarah Turki lainnya, Ilkay Gundogan (Manchester City) dan Cenk Tosun (Everton), mereka bertemu dan berfoto bersama dengan Erdogan.
Tidak hanya itu, mereka juga menyerahkan kaus kebanggaan mereka buat Erdogan. Siapa menyangka jika aksi tersebut justru membuat beberapa pihak di Jerman marah besar. Mereka tidak terima jika kedua warga negara mereka, Ilkay Gundogan dan Mesut Ozil berfoto dengan kepala negara yang kebijakannya kerap berseberangan dengan Jerman. "Apa yang mereka lakukan tidak pantas," ujar Reinhard Grindel, Ketua Federasi Sepak Bola Jerman, DFB.
Berbeda dengan Grindel, Joachim Low, pelatih tim nasional Jerman bisa memahami apa yang dilakukan Ozil dan Gundogan. "Saya bersimpati dengan mereka. Para pemain imigran seperti mereka pasti memiliki sisi sentimental pada negara di mana keluarga mereka berasal," ujar Low.
Sisi sentimental akan Turki inilah yang benar-benar ada pada Ozil. Jika berkunjung ke rumahnya di London, maka akan ditemukan berbagai ornamen dan lukisan Sultan Ottoman. Ozil memang ingin merasakan betul kehidupan Turki. Sebagian kehidupan Turki, Ozil rasakan ketika dia bertemu dengan sebuah restoran bernama Likya di London.
Saat tiba di London pada April 2013, Ozil memang tidak memiliki banyak teman. Tidak hanya teman dari Jerman, juga Turki. Salah satu cara yang dia lakukan agar bisa bertemu dengan orang-orang Turki adalah mendatangi restoran Turki. Dan restoran yang dia tuju adalah Likya yang dimiiki oleh Hasan Dolanbay. Di restoran tersebut Ozil memang bertemu dengan banyak orang Turki yang tinggal di London. Namun, kehadiran mereka bukan satu-satunya pengobat rindu Turki buat Ozil.
"Dia begitu menyenangi makanan yang saya buat di sini. Dia bilang mengingatkan makanan Turki yang pernah dibuat oleh ibunya," kenang Hasan Dolanbay.
Makanan-makanan khas Turki, seperti borek, membuat Ozil seperti berjalan-jalan di Turki. Dia seperti bisa merasakan bagaimana rasanya kehidupan orang-orang Turki pada masa keemasannya. "Tempat ini jadi seperti rumah buat dia," ujar Hasan Dolanbay.
Dia mengatakan tidak pernah sekali pun satu minggu terlewat tanpa kedatangan Ozil di Likya. Terkadang dia hanya datang sendirian sambil menikmati makanan-makanan khas Turki. Kadang juga datang dengan beberapa teman satu klub Arsenal. "Dia sangat antusias menceritakan makanan Turki ke Bellerin, Xhaka dan Mustafi. Terlihat sekali dari matanya dia mencintai Turki," sebutnya.
Selama datang ke restoran tersebut, Hasan Dolanbay jadi tahu kalau Ozil menguasai beberapa bahasa. "Dia bisa bahasa Jerman, Inggris, dan yang pasti Turki karena selama di sini dia selalu berbicara Turki," tuturnya.
(amm)