Sulit Lacak Keberadaan Penyebar Berita Palsu, Maradona Gelar Sayembara
A
A
A
MOSKOW - Diego Maradona mengadakan sayembara sebesar 300 ribu peso atau sekira Rp154 juta bagi siapa saja yang mampu menemukan pelaku penyebar kabar hoax yang menyebut dirinya telah meninggal dunia. Legenda sepak bola Argentina itu tampak geram ketika mengetahui jika dirinya dinyatakan telah meninggal dunia.
Dikutip dari Busines Insider, Sabtu (30/6/2018), pertama kali kabar hoax yang menyatakan Maradona meninggal dunia muncul dalam sebuah rekaman suara berbahasa Spanyol. Dalam rekaman tersebut seseorang mengklaim Maradona mengalami serangan jantung dan dinyatakan meninggal.
Beredarnya kabar tersebut terjadi saat laga Nigeria versus Argentina pada Rabu (27/6) dini hari WIB. Pada pertandingan penutup Grup D mantan bintang Napoli itu memang terlihat dibantu seorang pria bertubuh besar untuk masuk ke sebuah ruangan.
Di sana, Maradona mendapatkan pemeriksaan dari tim medis. Saat itu, beberapa laporan menyebut jika Maradona dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan sesaat sebelum pertandingan Argentina melawan Nigeria usai di Stadion Saint Petersburg.
Namun Maradona membantahnya jika dia dilarikan ke rumah sakit. "Saya ingin mengatakan kepada semua orang bahwa saya baik-baik saja. Saya diperiksa dokter dan dia merekomendasikan saya untuk pulang sebelum babak kedua, tapi saya ingin tetap tinggal karena kami mempertaruhkan semuanya. Bagaimana saya bisa pergi?," tulis Maradona di akun Instagramnya, dilansir bbcsport.
Sekarang, pengacara Maradona sedang mencoba untuk melacak keberadaan seseorang penyebar berita hoax tersebut. "Saya telah mengadakan sayembara dengan hadiah sebesar 300.000 peso bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi akurat tentang seseorang yang berbicara pada audio," kata pengacara.
"Seringkali dipikirkan bahwa, dalam masalah ini, hanya sedikit yang bisa dilakukan. Tapi studio saya memberi tahu saya bahwa mereka berkonsultasi dengan para ahli di bidang teknologi dan Anda dapat mengetahui siapa yang mengumpulkannya. Itu sebabnya, kami membutuhkan seseorang untuk memberi kami informasi," tambah pengacara Maradona.
Dikutip dari Busines Insider, Sabtu (30/6/2018), pertama kali kabar hoax yang menyatakan Maradona meninggal dunia muncul dalam sebuah rekaman suara berbahasa Spanyol. Dalam rekaman tersebut seseorang mengklaim Maradona mengalami serangan jantung dan dinyatakan meninggal.
Beredarnya kabar tersebut terjadi saat laga Nigeria versus Argentina pada Rabu (27/6) dini hari WIB. Pada pertandingan penutup Grup D mantan bintang Napoli itu memang terlihat dibantu seorang pria bertubuh besar untuk masuk ke sebuah ruangan.
Di sana, Maradona mendapatkan pemeriksaan dari tim medis. Saat itu, beberapa laporan menyebut jika Maradona dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan sesaat sebelum pertandingan Argentina melawan Nigeria usai di Stadion Saint Petersburg.
Namun Maradona membantahnya jika dia dilarikan ke rumah sakit. "Saya ingin mengatakan kepada semua orang bahwa saya baik-baik saja. Saya diperiksa dokter dan dia merekomendasikan saya untuk pulang sebelum babak kedua, tapi saya ingin tetap tinggal karena kami mempertaruhkan semuanya. Bagaimana saya bisa pergi?," tulis Maradona di akun Instagramnya, dilansir bbcsport.
Sekarang, pengacara Maradona sedang mencoba untuk melacak keberadaan seseorang penyebar berita hoax tersebut. "Saya telah mengadakan sayembara dengan hadiah sebesar 300.000 peso bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi akurat tentang seseorang yang berbicara pada audio," kata pengacara.
"Seringkali dipikirkan bahwa, dalam masalah ini, hanya sedikit yang bisa dilakukan. Tapi studio saya memberi tahu saya bahwa mereka berkonsultasi dengan para ahli di bidang teknologi dan Anda dapat mengetahui siapa yang mengumpulkannya. Itu sebabnya, kami membutuhkan seseorang untuk memberi kami informasi," tambah pengacara Maradona.
(nug)