Roy Sunandar Menabung demi Menonton Piala Dunia 2018
A
A
A
SEBAGAI tuan rumah Piala Dunia 2018, Rusia memiliki banyak tempat menarik. Selain wisata halal di Kazan, kota yang berjarak 12 jam perjalanan mobil dan satu jam penerbangan dari Moskow juga ada destinasi wisata belanja.
Itulah yang diceritakan Roy Sunandar, mitra driver GO-JEK asal Jakarta, yang berangkat ke Rusia dari kocek pribadinya. Roy menyisihkan penghasilannya Rp3,5 juta- Rp 4 juta tiap bulannya untuk ditabung agar bisa berangkat ke Rusia menonton Piala Dunia.
“Kebetulan, biaya ke Rusia dan menonton Piala Dunia itu dari hasil tabungan saya selama bermitra dengan GO-JEK,” ujar Roy mengirimkan ceritanya lewat surel. Sebelum berangkat ke Rusia, Roy sejak Februari-Maret mengurus paspor via pelayanan paspor online Kantor Imigrasi Jakarta.
Setelah mendapat paspor, Roy mengurus administrasi visa online ke Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. Salah satu syarat proses visanya disetujui, Roy harus melampirkan surat konfirmasi menginap hotel di Rusia, tiket pesawat pulangpergi, dan tiket menonton partai pertandingan Piala Dunia 2018.
“Setelah mencari informasi, ternyata tanpa visa bisa pergi ke Rusia dengan membuat Fan-ID , syaratnya harus membeli salah satu tiket apa pun, karena saat mendaftar Fan-ID itu harus memasukkan nomor tiket pertandingan. Fan-ID sebagai pengganti visa berlaku 10 hari sebelum pembukaan hingga 10 hari setelah final.
Selain itu free ride naik bus atau kereta antarkota apabila ada pertandingan,” kata Roy. Roy membeli tiket partai Jerman vs Korea Selatan. Tiketnya sudah digenggamnya pada Mei lalu. Setelah itu, Roy mendaftarkan nomor tiketnya agar bisa mendapat kartu Fan-ID .
Selanjutnya, Roy berangkat ke Rusia pada Senin, 25 Juni 2018, dengan menggunakan maskapai dari Timur Tengah. Ini adalah perjalanan pertamanya melancong ke luar negeri.
Roy setibanya di Moskow, Rusia, menghimpun informasi agar bisa berangkat dari Moskow ke Kazan untuk menonton partai terakhir Grup F antara Jerman vs Korea Selatan yang digelar di Kazan Arena .
Roy menyisihkan penghasilannya untuk ditabung untuk mewujudkan mimpinya berpelesiran ke Rusia, sekaligusmenonton Piala Dunia di negara itu. “GO-JEK adalah start up karya anak bangsa yang pada tahun 2015 itu sedang booming . Mereka mengajak ojek pangkalan untuk bermitra, sayamengamati penghasilan rider -nya lumayan besar.
Saat itu saya bergabung dan merasakan hasilnya. Saya pun bisa menabung,” tutur Roy. Dia konsisten dan berdisiplin menyisakan pendapatannya meski penghasilannya berfluktuasi pada tahun 2016 hingga awal tahun 2018.
“Tapi saya harus tetap mewujudkan mimpi saya untuk menonton Piala Dunia di Rusia,” ujarnya. Roy sejak saat itu memasang target penghasilan sekitar Rp100 ribu-Rp150 ribu per hari atau setara dengan menerima 10 kali order dari konsumen GO-JEK. Jika dirataratakan, Roy menjaringpenghasilan sekitar Rp3 juta- Rp4,5 juta tiap bulannya.
Dalam setahun, Roy menyabet pendapatan antara Rp36 juta- Rp54 juta. Sebelum menuju Kazan Arena untuk menyaksikan partai Jerman vs Korea Selatan itu, Roy terlebih dahulu salat zuhur di Masjid Qol Sarif, Kazan. “Setelah salat dan berfotofoto di depan Masjid Qol Sarif, saya menuju Kazan Arena.
Walaupun tim nasional Indonesia gak lolos Piala Dunia, saya tetap membawa atribut Indonesia, yaitu bendera Merah Putih dan jaket GO-JEK, aplikasi karya anak bangsa. Saya mengibarkan bendera Merah Putih di depan stadion,” ujar Roy yang mengenakan jaket GO-JEK selama berplesiran di Moskow dan Kazan.
Bagi sebagian fans di Kazan, Roy dianggap pendukung tim Meksiko lantaran jaket GOJEK yang berwarna hijau itu mirip warnanya dengan jersey Meksiko. Kendati tim Jerman tersisih, Roy bertekad untuk menonton partai lainnya atau babak final Piala Dunia.
Itulah yang diceritakan Roy Sunandar, mitra driver GO-JEK asal Jakarta, yang berangkat ke Rusia dari kocek pribadinya. Roy menyisihkan penghasilannya Rp3,5 juta- Rp 4 juta tiap bulannya untuk ditabung agar bisa berangkat ke Rusia menonton Piala Dunia.
“Kebetulan, biaya ke Rusia dan menonton Piala Dunia itu dari hasil tabungan saya selama bermitra dengan GO-JEK,” ujar Roy mengirimkan ceritanya lewat surel. Sebelum berangkat ke Rusia, Roy sejak Februari-Maret mengurus paspor via pelayanan paspor online Kantor Imigrasi Jakarta.
Setelah mendapat paspor, Roy mengurus administrasi visa online ke Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. Salah satu syarat proses visanya disetujui, Roy harus melampirkan surat konfirmasi menginap hotel di Rusia, tiket pesawat pulangpergi, dan tiket menonton partai pertandingan Piala Dunia 2018.
“Setelah mencari informasi, ternyata tanpa visa bisa pergi ke Rusia dengan membuat Fan-ID , syaratnya harus membeli salah satu tiket apa pun, karena saat mendaftar Fan-ID itu harus memasukkan nomor tiket pertandingan. Fan-ID sebagai pengganti visa berlaku 10 hari sebelum pembukaan hingga 10 hari setelah final.
Selain itu free ride naik bus atau kereta antarkota apabila ada pertandingan,” kata Roy. Roy membeli tiket partai Jerman vs Korea Selatan. Tiketnya sudah digenggamnya pada Mei lalu. Setelah itu, Roy mendaftarkan nomor tiketnya agar bisa mendapat kartu Fan-ID .
Selanjutnya, Roy berangkat ke Rusia pada Senin, 25 Juni 2018, dengan menggunakan maskapai dari Timur Tengah. Ini adalah perjalanan pertamanya melancong ke luar negeri.
Roy setibanya di Moskow, Rusia, menghimpun informasi agar bisa berangkat dari Moskow ke Kazan untuk menonton partai terakhir Grup F antara Jerman vs Korea Selatan yang digelar di Kazan Arena .
Roy menyisihkan penghasilannya untuk ditabung untuk mewujudkan mimpinya berpelesiran ke Rusia, sekaligusmenonton Piala Dunia di negara itu. “GO-JEK adalah start up karya anak bangsa yang pada tahun 2015 itu sedang booming . Mereka mengajak ojek pangkalan untuk bermitra, sayamengamati penghasilan rider -nya lumayan besar.
Saat itu saya bergabung dan merasakan hasilnya. Saya pun bisa menabung,” tutur Roy. Dia konsisten dan berdisiplin menyisakan pendapatannya meski penghasilannya berfluktuasi pada tahun 2016 hingga awal tahun 2018.
“Tapi saya harus tetap mewujudkan mimpi saya untuk menonton Piala Dunia di Rusia,” ujarnya. Roy sejak saat itu memasang target penghasilan sekitar Rp100 ribu-Rp150 ribu per hari atau setara dengan menerima 10 kali order dari konsumen GO-JEK. Jika dirataratakan, Roy menjaringpenghasilan sekitar Rp3 juta- Rp4,5 juta tiap bulannya.
Dalam setahun, Roy menyabet pendapatan antara Rp36 juta- Rp54 juta. Sebelum menuju Kazan Arena untuk menyaksikan partai Jerman vs Korea Selatan itu, Roy terlebih dahulu salat zuhur di Masjid Qol Sarif, Kazan. “Setelah salat dan berfotofoto di depan Masjid Qol Sarif, saya menuju Kazan Arena.
Walaupun tim nasional Indonesia gak lolos Piala Dunia, saya tetap membawa atribut Indonesia, yaitu bendera Merah Putih dan jaket GO-JEK, aplikasi karya anak bangsa. Saya mengibarkan bendera Merah Putih di depan stadion,” ujar Roy yang mengenakan jaket GO-JEK selama berplesiran di Moskow dan Kazan.
Bagi sebagian fans di Kazan, Roy dianggap pendukung tim Meksiko lantaran jaket GOJEK yang berwarna hijau itu mirip warnanya dengan jersey Meksiko. Kendati tim Jerman tersisih, Roy bertekad untuk menonton partai lainnya atau babak final Piala Dunia.
(don)