RUSIA! RUSIA! RUSIA!, Teriakan Patriotisme Warga Rusia

Senin, 09 Juli 2018 - 13:03 WIB
RUSIA! RUSIA! RUSIA!, Teriakan Patriotisme Warga Rusia
RUSIA! RUSIA! RUSIA!, Teriakan Patriotisme Warga Rusia
A A A
Reaksi luar biasa ditunjukkan warga Rusia setelah tim nasionalnya kandas di perempat final Piala Dunia 2018. Tidak ada cacian, tak terdengar makian, yang ada hanya pujian, cinta, dan rasa bangga kepada pasukan Stanislav Cherchesov tersebut.

Pemandangan yang sama tampak di seluruh kota besar di Rusia. Bukan hanya di Sochi, tempat laga Rusia melawan Kroasia digelar, melainkan juga di Moskow, Saint Petersburg, Nizhny Novgorod, serta Kazan. Jutaan orang turun ke jalan, mengibarkan bendera kebesaran Rusia, teriakan RUSIA! RUSIA! RUSIA! tetap membahana, seperti saat tim Beruang Merah membuka peluang lolos ke babak gugur, atau memastikan tempat di fase knock-out, dan ketika di luar dugaan mengirim juara edisi 2010 Spanyol pulang lewat adu penalti. Namun, dini hari kemarin agak berbeda. Rusia kalah.

Di hadapan pendukungnya sendiri di Fisht Olympic Sta dium, Sochi, Denis Cheryshev dkk harus mengakui keunggulan Kroasia dalam drama adu penalti 3-4 setelah bermain imbang 2-2. Ada mixed feeling yang dirasakan mayoritas warga Rusia. “Kami tentu sedih Rusia kalah dan tersingkir di Piala Dunia. Tapi, kami bangga sama mereka. Mereka mempersatukan kami, mereka menumbuhkan kepercayaan, kalau bukan karena kerja keras yang mereka tunjukkan, kami tidak bisa bersatu seperti ini,” ungkap Vlad, warga Saint Petersburg yang menyaksikan pertandingan di Fan Fest.

Di Sochi, masyarakat menanti hingga bus timnas keluar dari stadion. Suporter Beruang Merah menunggu sambil bernyanyi. Kala bus yang membawa rombongan anak asuh Cherchesov itu keluar, mereka berteriak: RUSIA! RUSIA! RUSIA, dan juga Spasiba (Terima Kasih)! Terlihat beberapa pemain melambaikan tangan di balik jendela bus. “Ada yang tadinya tak suka sepak bola, tapi karena melihat dampak yang ditimbulkan oleh turnamen ini jadi suka sepak bola. Ada yang tidak begitu menghargai negara dan perjuangan tim nasional, jadi lebih mencintai negaranya. Ini adalah suatu perjalanan patriotis,” ucap rekan Mischa, Michele.

Di kota lain setelah pertandingan, restoran, bar, pub, bahkan apartemen memasang pengeras suara di balkon dan memasang lagu kebangsaan mereka. Ribuan warga yang melintas larut dalam lagu itu, dan turut bernyanyi bersama di Saint Petersburg. Sesekali mereka juga melantunkan lagu patriotik Katyusha. Pengemudi di jalan raya tak henti menekan klakson dan mengibarkan bendera biru-merah-putih. Di Kazan, lebih dari 500.000 orang memadati Fan Fest di tengah kota tersebut. Dengan tiga layar raksasa, pendukung Beruang Merah bisa memilih untuk mendukung timnas kesayangan mereka di tiga lokasi berbeda yang berada dalam satu kompleks. Jumlah penonton tersebut merupakan rekor terbaru Fan Fest.

“Antusiasme masyarakat amat besar. Ini adalah pertandingan perempat final pertama Rusia, kami sangat bangga. Apa pun hasilnya, kami tetap bangga,” ucap Stas, pendukung Rusia yang berada di Fan Fest Kazan. Walau demikian, Nakhoda Stanislav Cherchesov dan para penggawanya tetap sedih dan terpukul. Semua tahu bahwa Kroasia adalah tim yang lebih baik, namun patriotisme Cheryshev dkk di lapangan membuat Rusia mampu bermain baik, dan memaksakan imbang 2-2.

“Saya terharu dengan apa yang ditunjukkan masyarakat. Saya berterima kasih. Tapi, saya tetap sedih. Ini adalah kekakahan, dan sewajarnya saya dan pemain sedih,” ujar Cherchesov pada konferensi pers selepas pertandingan di Fisht Olympic Stadium. Sebenarnya, lolosnya Rusia ke 16 besar saja sudah luar biasa. Apalagi, Cherchesov menyadari awalnya pasukannya hanya diunggulkan lantaran Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Apalagi pada peringkat FIFA, Rusia berada di urutan ke-70 alias yang terendah dibandingkan partisipan lain di Piala Dunia 2018. Dalam keikutsertaan dalam panggung sepak bola terakbar di dunia Rusia tidak pernah sekalipun menyentuh fase knock-out.

Pada edisi 1994, 2002, dan 2014 tim Beruang Merah selalu kandas di babak gugur. Pada Piala Dunia 2018, sebagai kompensasi tuan rumah, Rusia berhak atas status “ung gulan” seperti Jerman, Brasil, Argentina, Portugal, Prancis, serta Belgia. Penempatan ini membuat Rusia tidak bersua dengan raksasa sepak bola di babak grup. Tim kuat yang tergabung di Grup A adalah Uruguay yang berstatus sebagai unggulan dari pot dua. Sedangkan dua tim lainnya adalah Arab Saudi dan Mesir, di mana Rusia mampu memetik hasil maksimal. Sedangkan saat bertemu Uruguay, Beruang Merah takluk 0-3.

Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Cherchesov selepas terusir dari Piala Dunia. Dia mengatakan bangga terhadap apa yang ditunjukkan para pemain di bawah komando Cherchesov. “Saya lebih bahagia jika kita bisa bermain pada tanggal 15 Juli (final Piala Dunia). Saya tidak bahagia, mari kita pikirkan apa tugas kita berikutnya,” ungkap Cherchesov. Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev datang ke kamar ganti pemain dan menghibur penggawa Cherchesov.

Dia juga yang menyambungkan telepon Putin ke Cher chesov. Medvedev yang selalu hadir di semua pertandingan Beruang Merah terlihat memeluk Cherchesov dan beberapa penggawa termasuk pemain veteran Aleksandr Samedov.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4592 seconds (0.1#10.140)