Sukses Gelar MXGP, Semarang Ajukan Tuan Rumah MotoGP
A
A
A
SEMARANG - Semarang sukses menggelar kejuaraan internasional MXGP Seri ke-13, pada 6-8 Juli 2018. Tak ingin kehilangan momentum, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi langsung mengajukan Kota Semarang untuk dapat dipertimbangkan sebagai tuan rumah balapan motor aspal MotoGP.
MXGP Seri ke-13 mendapat sambutan luar biasa. Penonton balap internasional motocross yang pertama digelar di Semarang itu membeludak. Terlihat lebih dari 70 ribu penonton memadati arena sirkuit motocross di Mijen, lebih banyak dari prediksi awal penyelenggara sekitar 50 ribu.
Apresiasi pun datang dari berbagai pihak, baik dari Ikatan Motor Indonesia (IMI), ataupun juga dari federasi olahraga motor dunia atau FIM (Federation Internationale de Motocyclisme).
Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, saat memberikan sambutan dalam seremoni pembukaan MXGP di Kota Semarang, Minggu (8/7/2018), menyampaikan keinginannya menjadi tuan rumah MotoGp.
"Perlu kami sampaikan bahwa di seberang sirkuit motocross ini, kami sedang membangun sirkuit track aspal yang siap untuk menggelar balapan internasional," ungkapnya di hadapan perwakilan FIM, IMI, dan seluruh tim pabrikan.
"Diskusi saya kepada ketua IMI dan FIM adalah bahwa kita punya sirkuit aspal kelas internasional, sehingga kami berharap juga bisa ditunjuk sebagai tuan rumah event balap motor aspal internasional", tuturnya.
Ketika ditanya lebih jauh, apakah balapan motor aspal internasional yang dimaksudnya adalah MotoGP, Hendi tampak belum ingin mengungkapkan secara spesifik. "Saya ingin semuanya matang, kami ajukan dulu sirkuit aspal yang kami miliki ini memadai atau tidak kepada FIM, baru nanti kita bisa bicara lebih lanjut", tegas Hendi.
Namun meskipun Hendi belum ingin mengungkap secara spesifik, sulit untuk tak merujuk balapan aspal yang dimaksudnya adalah MotoGP. Pasalnya MotoGP saat ini sedang dalam proses penambahan seri balapan dari yang semula 18 menjadi 20. Seri ke-19 sendiri secara resmi telah menjadi milik Thailand dengan ditunjuknya sirkuit Buriram sebagai salah satu tuan rumah MotoGP mulai tahun 2018 ini.
Indonesia berpeluang besar mengisi slot ke-20 setelah Dorna Sport (penyelenggara MotoGP) dalam berbagai kesempatan mengatakan bahwa Indonesia diprioritaskan untuk menjadi salah satu destinasi dalam kejuaraan MotoGP.
Bagi Kota Semarang, ditunjuk sebagai tuan rumah MotoGP bukanlah pekerjaan mudah. Namun optimisme muncul melihat dari berbagai daerah yang menyatakan minatnya untuk menjadi tuan rumah MotoGP seperti Sentul (Bogor), Jakabaring (Palembang), Mandalika (NTB), serta Lido (Sukabumi).
Peluang sirkuit balap internasional di Mijen Kota Semarang pun semakin besar mengingat bila dibandingkan dengan Sirkuit Sentul yang dikelola swasta, Sirkuit Mijen yang dikelola Pemerintah Daerah memudahkan Pemerintah Pusat untuk memberikan dukungan guna penyelenggaraan MotoGP di Indonesia.
Faktor ini bisa menjadi penentu Kota Semarang menjadi tuan rumah MotoGP, lantaran Sirkuit Sentul yang dikelola oleh pihak swasta tidak bisa menerima bantuan dana langsung dari APBN.
MXGP Seri ke-13 mendapat sambutan luar biasa. Penonton balap internasional motocross yang pertama digelar di Semarang itu membeludak. Terlihat lebih dari 70 ribu penonton memadati arena sirkuit motocross di Mijen, lebih banyak dari prediksi awal penyelenggara sekitar 50 ribu.
Apresiasi pun datang dari berbagai pihak, baik dari Ikatan Motor Indonesia (IMI), ataupun juga dari federasi olahraga motor dunia atau FIM (Federation Internationale de Motocyclisme).
Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, saat memberikan sambutan dalam seremoni pembukaan MXGP di Kota Semarang, Minggu (8/7/2018), menyampaikan keinginannya menjadi tuan rumah MotoGp.
"Perlu kami sampaikan bahwa di seberang sirkuit motocross ini, kami sedang membangun sirkuit track aspal yang siap untuk menggelar balapan internasional," ungkapnya di hadapan perwakilan FIM, IMI, dan seluruh tim pabrikan.
"Diskusi saya kepada ketua IMI dan FIM adalah bahwa kita punya sirkuit aspal kelas internasional, sehingga kami berharap juga bisa ditunjuk sebagai tuan rumah event balap motor aspal internasional", tuturnya.
Ketika ditanya lebih jauh, apakah balapan motor aspal internasional yang dimaksudnya adalah MotoGP, Hendi tampak belum ingin mengungkapkan secara spesifik. "Saya ingin semuanya matang, kami ajukan dulu sirkuit aspal yang kami miliki ini memadai atau tidak kepada FIM, baru nanti kita bisa bicara lebih lanjut", tegas Hendi.
Namun meskipun Hendi belum ingin mengungkap secara spesifik, sulit untuk tak merujuk balapan aspal yang dimaksudnya adalah MotoGP. Pasalnya MotoGP saat ini sedang dalam proses penambahan seri balapan dari yang semula 18 menjadi 20. Seri ke-19 sendiri secara resmi telah menjadi milik Thailand dengan ditunjuknya sirkuit Buriram sebagai salah satu tuan rumah MotoGP mulai tahun 2018 ini.
Indonesia berpeluang besar mengisi slot ke-20 setelah Dorna Sport (penyelenggara MotoGP) dalam berbagai kesempatan mengatakan bahwa Indonesia diprioritaskan untuk menjadi salah satu destinasi dalam kejuaraan MotoGP.
Bagi Kota Semarang, ditunjuk sebagai tuan rumah MotoGP bukanlah pekerjaan mudah. Namun optimisme muncul melihat dari berbagai daerah yang menyatakan minatnya untuk menjadi tuan rumah MotoGP seperti Sentul (Bogor), Jakabaring (Palembang), Mandalika (NTB), serta Lido (Sukabumi).
Peluang sirkuit balap internasional di Mijen Kota Semarang pun semakin besar mengingat bila dibandingkan dengan Sirkuit Sentul yang dikelola swasta, Sirkuit Mijen yang dikelola Pemerintah Daerah memudahkan Pemerintah Pusat untuk memberikan dukungan guna penyelenggaraan MotoGP di Indonesia.
Faktor ini bisa menjadi penentu Kota Semarang menjadi tuan rumah MotoGP, lantaran Sirkuit Sentul yang dikelola oleh pihak swasta tidak bisa menerima bantuan dana langsung dari APBN.
(sha)