Korea Selatan dan Korea Utara Jalani Latihan Bersama
A
A
A
SEOUL - Atlet dua Korea, Korea Selatan dan Korea Utara, mulai menjalani pemusatan latihan di Kota Chungju, Seoul, sebagai persiapan tampil di Asian Games 2018.
Langkah ini merupakan upaya diplomasi terbaru di bidang olahraga menuju reunifikasi kedua negara serumpun tersebut. Pada Juni lalu, kedua negara telah sepakat menurunkan tim gabungan di tiga cabang olahraga, yakni perahu naga, dayung, dan bola basket putri di Asian Games 2018.
Sebagai persiapan, atlet yang akan bernaung di bawah kontingen Korea ini mulai menjalani latihan bersama untuk pertama kalinya pekan ini. Sebanyak 34 atlet dan pelatih Korut sudah tiba di Bandara Incheon pada Minggu (29/7) lalu, bertolak menggunakan bus menuju Kota Chungju. Kota yang terletak sekitar 150 kilometer dari Seoul itu akan menjadi lokasi berlatih dan menginap sebelum bertolak ke Jakarta.
Federasi Kano Korea (KCF) merilis, para pendayung Korea Utara akan berlatih bersama atlet Korea Selatan di Chungju Tangeum Lake International Rowing Center di Chungju. Wakil Presiden KCF yang berbicara singkat dengan Pelatih Kano Korea Utara Kim Kwong-Chol.
“Atlet mereka terlihat sangat kecoklatan. Mereka pasti berlatih keras,” ucapnya dilansir yonhapnews. Selain itu, Asosiasi Rowing Korea (KRA) mengatakan tim gabungan rowing akan tampil pada kelas ringan 4 putra, 8 putra, dan kelas ringan doble scull putri. Meski begitu, jadwal untuk memulai latihan belum tahu kapan akan berlangsung.
Sedangkan untuk bola basket putri, tim Korea akan diisi tiga atlet dari Korea Utara, yakni center Ro Sukong, guard Jang Mi-gyong, dan guard Kim Hyeyon. Mereka akan bermain bersama sembilan atlet dari Korsel. Akan tetapi, tim basket putri Korea sedang tampil di turna men internasional di Taiwan.
Setelah itu, ketiga pemain Korea Utara baru akan bergabung dan memu lai latihan pada Rabu (1/8). Bergabungnya atlet dua Korea ini merupakan pertama kali dalam sejarah Asian Games. Secara teknis, kedua negara masih berperang setelah perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Tidak hanya menggabungkan atlet, Korsel dan Korut juga akan berbaris bersama pada upa cara pembukaan dan penutupan Asian Games di Indonesia. Langkah itu menyusul kesepakatan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jaein saat pertemuan puncak mereka pada April lalu.
Upaya diplomatik ini mengarah setelah pertemuan penting antara Kim dan Presiden Ame rika Serikat Donal Trump di Singapura pada Juni lalu. Apa lagi Presiden Indonesia Joko Widodo secara resmi mengun dang para pemimpin Korea ke Asian Games, meskipun tidak jelas apakah telah ditanggapinya dengan serius atau tidak.
Meski begitu, kerja sama olahraga ini membuat hubungan diplomatik Korsel dan Korut menjadi cukup cair setelah beberapa tahun terakhir kerap bersitegang. Sebelumnya kedua Korea ini juga membentuk tim hoki es untuk Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyongchang, Korea Selatan, Februari lalu.
Ketua Inasgoc Erick Thohir menyatakan, perhitungan medali untuk atlet gabungan akan dipisah dari perolehan Korsel dan Korut. Pasalnya, mereka bernaung di bawah nama kontingen Korea dan menggunakan bendera sendiri yang sudah disetujui komite olimpiade.
“Negara yang terdaftar menjadi peserta ada 45 kontingen, tapi karena ada atlet gabungan, jadi ada 46 negara dalam perhitungan medali. Atlet gabungan ini akan menggunakan nama Korea,” katanya.
Langkah ini merupakan upaya diplomasi terbaru di bidang olahraga menuju reunifikasi kedua negara serumpun tersebut. Pada Juni lalu, kedua negara telah sepakat menurunkan tim gabungan di tiga cabang olahraga, yakni perahu naga, dayung, dan bola basket putri di Asian Games 2018.
Sebagai persiapan, atlet yang akan bernaung di bawah kontingen Korea ini mulai menjalani latihan bersama untuk pertama kalinya pekan ini. Sebanyak 34 atlet dan pelatih Korut sudah tiba di Bandara Incheon pada Minggu (29/7) lalu, bertolak menggunakan bus menuju Kota Chungju. Kota yang terletak sekitar 150 kilometer dari Seoul itu akan menjadi lokasi berlatih dan menginap sebelum bertolak ke Jakarta.
Federasi Kano Korea (KCF) merilis, para pendayung Korea Utara akan berlatih bersama atlet Korea Selatan di Chungju Tangeum Lake International Rowing Center di Chungju. Wakil Presiden KCF yang berbicara singkat dengan Pelatih Kano Korea Utara Kim Kwong-Chol.
“Atlet mereka terlihat sangat kecoklatan. Mereka pasti berlatih keras,” ucapnya dilansir yonhapnews. Selain itu, Asosiasi Rowing Korea (KRA) mengatakan tim gabungan rowing akan tampil pada kelas ringan 4 putra, 8 putra, dan kelas ringan doble scull putri. Meski begitu, jadwal untuk memulai latihan belum tahu kapan akan berlangsung.
Sedangkan untuk bola basket putri, tim Korea akan diisi tiga atlet dari Korea Utara, yakni center Ro Sukong, guard Jang Mi-gyong, dan guard Kim Hyeyon. Mereka akan bermain bersama sembilan atlet dari Korsel. Akan tetapi, tim basket putri Korea sedang tampil di turna men internasional di Taiwan.
Setelah itu, ketiga pemain Korea Utara baru akan bergabung dan memu lai latihan pada Rabu (1/8). Bergabungnya atlet dua Korea ini merupakan pertama kali dalam sejarah Asian Games. Secara teknis, kedua negara masih berperang setelah perang Korea pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Tidak hanya menggabungkan atlet, Korsel dan Korut juga akan berbaris bersama pada upa cara pembukaan dan penutupan Asian Games di Indonesia. Langkah itu menyusul kesepakatan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jaein saat pertemuan puncak mereka pada April lalu.
Upaya diplomatik ini mengarah setelah pertemuan penting antara Kim dan Presiden Ame rika Serikat Donal Trump di Singapura pada Juni lalu. Apa lagi Presiden Indonesia Joko Widodo secara resmi mengun dang para pemimpin Korea ke Asian Games, meskipun tidak jelas apakah telah ditanggapinya dengan serius atau tidak.
Meski begitu, kerja sama olahraga ini membuat hubungan diplomatik Korsel dan Korut menjadi cukup cair setelah beberapa tahun terakhir kerap bersitegang. Sebelumnya kedua Korea ini juga membentuk tim hoki es untuk Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyongchang, Korea Selatan, Februari lalu.
Ketua Inasgoc Erick Thohir menyatakan, perhitungan medali untuk atlet gabungan akan dipisah dari perolehan Korsel dan Korut. Pasalnya, mereka bernaung di bawah nama kontingen Korea dan menggunakan bendera sendiri yang sudah disetujui komite olimpiade.
“Negara yang terdaftar menjadi peserta ada 45 kontingen, tapi karena ada atlet gabungan, jadi ada 46 negara dalam perhitungan medali. Atlet gabungan ini akan menggunakan nama Korea,” katanya.
(don)