Raih 4 Medali Emas Hari Kedua, Indonesia Bisa 10 Besar
A
A
A
JAKARTA - Torehan empat medali emas Indonesia pada hari kedua Asian Games 2018 sudah menyamai pencapaian di Incheon, Korea Selatan, empat tahun lalu. Keberhasilan ini sekaligus membuat ambisi Indonesia untuk memenuhi target 10 besar bisa saja terpenuhi.
Pada hari kedua Asian Games 2018, Indo nesia sukses mengumpulkan empat emas, dua perak, dan dua perunggu. Medali emas direbut Defia Rosmaniar (taekwondo), Lindswell Kwok (wushu), ditambah Khoiful Mukhib (sepeda gunung putra), dan Tiara Andini Prastika (sepeda gunung putri).
Sedangkan medali perak berhasil diraih Edgar Marvelo (wushu) dan Sri Wahyuni (Angkat Besi). Perunggu didapatkan Porwaningsih (sepeda gunung putri) dan Surahmat Bin Suwoto Wijoyo (angkat besi). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bangga dengan prestasi kontingen Merah Putih selama dua hari pasca upacara pembukaan Asian Games 2018, Sabtu (18/8).
“Ya belum tentu 10 besar, bisa saja nanti delapan besar,” kata Jokowi. Sebagai bentuk dukungan, Jokowi mengaku akan datang menyaksikan dan memberi dukungan. Dia memastikan kedatangannya bukan hanya ke cabang yang berpotensi emas, tapi di pertandingan apa pun.
“Pokoknya kalau ada waktu, saya akan datang. Ada waktu (saya) datang. Tidak harus yang dapat emas, tapi dipertandingan apa pun akan datang kalau ada waktu. Saya akan atur waktu seketat mungkin agar bisa datang di setiap pertandingan,” tambahnya.
Optimisme Jokowi bukan tanpa alasan. Indonesia masih memiliki beberapa cabang yang ditarget mendapatkan medali. Seperti di cabang bulutangkis, angkat besi, parayalang, pencak silat, jet ski, panjat tebing, dan bridge.
Di luar cabang itu, emas juga diharapkan bisa disumbang angkat besi, rowing, dan canoing. Sedangkan wushu dan taekwondo sudah memenuhi target satu emas melalui Defia dan Lindswell. Jika cabang tersebut bisa memenuhi target medali, target yang dicanangkan Jokowi terlihat realistis. Sepanjang sejarah perolehan emas terbanyak Indonesia hanyalah 11 emas pada 1962 saat menjadi tuan rumah.
Setelah itu pencapaian tertinggi adalah sembilan emas pada Asian Games 1970 di Bangkok. Sedangkan pada lima pagelaran terakhir, pencapaian emas tertinggi Indonesia adalah enam emas pada Asian Games 1998, Bangkok. Sementara pada edisi terakhir, Asian Games 2014, Indonesia menempati peringkat ke-17 klasemen akhir dengan empat emas dari cabang bulutangkis, wushu, dan atletik.
Bulu tangkis disumbangkan pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, atletik dipersembahkan Maria Natalia Londa, dan Juwita Niza Wasni dari taekwondo. Emas Lindswell dari nomor Taijiquan dan Taijijian di Asian Games 2018 pun menjadi penutup karier yang indah.
Pewushu andalan Indonesia ini menyatakan akan pensiun sebagai atlet setelah tampil di Hall B Jakarta Internasional Ex po (JIExpo) kemarin. Pada laga terakhirnya itu, Lind swell tampil menawan di Taijijian.
Dia berhasil mendapatkan 9, 75 poin atau seperti di Taijiquan yang dilakukannya pada hari sebelumnya. Atlet asal Medan ini sukses mengumpulkan 19,50 poin. Total angkanya itu unggul dari pewushu asal Hong Kong, Uen Ying Juanita Mok (19,42 poin) dan Agatha Chrys ten zen Wong (19,36), Filipina.
“Saya merasa sudah cukup, saya mau istirahat dulu,” ucap Lindswell. Hasil ini menjadi pencapaian terbaiknya dalam tiga kesempatan tampil di Asian Games. Pada 2010 dia hanya mampu menempati posisi enam. Di Incheon empat tahun lalu, atlet berusia 26 tahun ini mempersem bahkan medali perak.
Kini dia sukses merebut emas di Jakarta. Dalam kariernya, Lindswell sudah menorehkan beberapa prestasi yang besar sehingga dijuluki ratu wushu dunia. Atlet berusia 26 tahun itu memiliki lima gelar juara dunia yang diraihnya pada 2009 (Taijiquan), 2013 (Taijijian), 2015 (Taijiquan dan Taijian), serta 2017 (Taijiquan).
“Untuk ke de pannya, yang pasti tidak ingin jauh-jauh dari wushu,” tuturnya. Rasa haru dan gembira disam paikan Pelatih Wushu Novita. Dia bangga anak buahnya mampu mempersembahkan medali emas bagi dan negara. Apa lagi, Lindswell merupakan target PB Wushu Indonesia dalam mendulang medali emas. Absennya atlet China juga menjadi faktor lain anak asuhnya itu bisa meraih hasil terbaik.
“Lindswell memang salah satu target dari wushu. Penampilannya cukup bagus, dan dia perfect. Dari China sudah mengakui keunggulan Lindswell sehingga dia tidak turun,” ucap Novita. Secara khusus dia mengaku kurang rela jika Lindswell pensiun di usia emasnya.
“Lindswell pensiun? Mungkin karena masalah cedera sudah cukup lamaberkutat di lutut kiri dan kanan, jadi dia ingin recovery dulu dan mengembalikan kondisinya lebih baik. Jika dibilang rela tidak rela, saya tidak rela. Tapi, ini kem bali dari atletnya” ungkapnya.
Sementara itu, Tiara Andini Prastika dan Khoiful Mukhib sukses mengawinkan gelar di balap sepeda gunung. Diperlombakan di Khe Bun Hill Subang, kemarin, Tiara Andini menjadi yang tercepat.
Dia membukukan waktu dua menit 33,056 detik. Catatan waktu tersebut mengalahkan Vipavee Deekaballes di posisi dua dan terpaut 9,598 detik. Perunggu dipersembahkan Nining Purwaningsih merebut perunggu dengan catatan waktu 9,608 detik lebih lambat dari Tiara.
Keberhasilan Tiara Andini diikuti Khoiful Mukhib. Membukukan waktu dua menit 16,687 detik, Khoiful berhak mendapatkan emas pada nomor downhill putra. Dia mengungguli Chiang Shengshan (Taiwan) dan Suebsakun Sukchanya (Thai land).
“Dari awal saya sudah prediksi Mukhib akan memberi kejutan karena sepanjang training pemusatan latihan progresnya bagus, mentalnya semakin percaya diri,” kata Manajer Tim Balap Sepeda Budi Saputra kepada wartawan.
Keberhasilan Tiara dan Khoiful membuat keduanya dipastikan banjir bonus. Selain mendapatkan Rp1,5 miliar dari Kemenpora, keduanya juga diguyur bonus Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari. Pria yang biasa disapa Okto itu rela mengeluarkan dana besar karena bangga balap sepeda menyumbangkan dua medali emas untuk Indonesia. D
ia tak merasa rugi harus mengeluarkan Rp2 miliar karena telah menjanjikan kepada atletnya jika ada yang mampu merebut emas di Asian Games 2018. Okto justru menantang para atlet lainnya bisa mengikuti jejak Tiara dan Khoiful. “Jangankan Rp2 miliar, berapa pun akan saya siapkan dana buat pembalap sepeda yang meraih prestasi. Silakan raih emas sebanyak-banyaknya,” tan tang Okto.
Merah Putih Bersua UEA
Timnas Indonesia U-23 dengan mantap melangkah ke babak gugur Asian Games 2018. Stefano Lilipaly dkk finis sebagai juara Grup A setelah mengecundangi Hong Kong 3- 1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi tadi malam. Di fase knockout, Indonesia ditantang Uni Emirat Arab (UEA). Sebelum laga, baik Garuda Muda maupun Hong Kong sama-sama sudah memastikan tempat di babak gugur.
Di pertandingan tersebut, pasukan Luis Milla tertinggal lebih dahulu lantaran aksi Lau Hok Ming di menit ke-38. Irfan Jaya menyamakan kedudukan di awal babak kedua. Lalu, Lilipaly membawa Indonesia unggul 2-1. Dan, Hanif Sjahbandi mengunci kemenangan dengan aksinya pada injury time.
Kesuksesan memukul Hong Kong posisi di klasemen akhir Grup A berubah. Tim Merah Putih mengakhiri babak grup dengan status juara mengumpulkan sembilan poin dari empat laga, di tangga kedua Palestina (delapan poin). Ada pun Hong Kong di peringkat ketiga dengan tujuh poin.
Pada hari kedua Asian Games 2018, Indo nesia sukses mengumpulkan empat emas, dua perak, dan dua perunggu. Medali emas direbut Defia Rosmaniar (taekwondo), Lindswell Kwok (wushu), ditambah Khoiful Mukhib (sepeda gunung putra), dan Tiara Andini Prastika (sepeda gunung putri).
Sedangkan medali perak berhasil diraih Edgar Marvelo (wushu) dan Sri Wahyuni (Angkat Besi). Perunggu didapatkan Porwaningsih (sepeda gunung putri) dan Surahmat Bin Suwoto Wijoyo (angkat besi). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bangga dengan prestasi kontingen Merah Putih selama dua hari pasca upacara pembukaan Asian Games 2018, Sabtu (18/8).
“Ya belum tentu 10 besar, bisa saja nanti delapan besar,” kata Jokowi. Sebagai bentuk dukungan, Jokowi mengaku akan datang menyaksikan dan memberi dukungan. Dia memastikan kedatangannya bukan hanya ke cabang yang berpotensi emas, tapi di pertandingan apa pun.
“Pokoknya kalau ada waktu, saya akan datang. Ada waktu (saya) datang. Tidak harus yang dapat emas, tapi dipertandingan apa pun akan datang kalau ada waktu. Saya akan atur waktu seketat mungkin agar bisa datang di setiap pertandingan,” tambahnya.
Optimisme Jokowi bukan tanpa alasan. Indonesia masih memiliki beberapa cabang yang ditarget mendapatkan medali. Seperti di cabang bulutangkis, angkat besi, parayalang, pencak silat, jet ski, panjat tebing, dan bridge.
Di luar cabang itu, emas juga diharapkan bisa disumbang angkat besi, rowing, dan canoing. Sedangkan wushu dan taekwondo sudah memenuhi target satu emas melalui Defia dan Lindswell. Jika cabang tersebut bisa memenuhi target medali, target yang dicanangkan Jokowi terlihat realistis. Sepanjang sejarah perolehan emas terbanyak Indonesia hanyalah 11 emas pada 1962 saat menjadi tuan rumah.
Setelah itu pencapaian tertinggi adalah sembilan emas pada Asian Games 1970 di Bangkok. Sedangkan pada lima pagelaran terakhir, pencapaian emas tertinggi Indonesia adalah enam emas pada Asian Games 1998, Bangkok. Sementara pada edisi terakhir, Asian Games 2014, Indonesia menempati peringkat ke-17 klasemen akhir dengan empat emas dari cabang bulutangkis, wushu, dan atletik.
Bulu tangkis disumbangkan pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, atletik dipersembahkan Maria Natalia Londa, dan Juwita Niza Wasni dari taekwondo. Emas Lindswell dari nomor Taijiquan dan Taijijian di Asian Games 2018 pun menjadi penutup karier yang indah.
Pewushu andalan Indonesia ini menyatakan akan pensiun sebagai atlet setelah tampil di Hall B Jakarta Internasional Ex po (JIExpo) kemarin. Pada laga terakhirnya itu, Lind swell tampil menawan di Taijijian.
Dia berhasil mendapatkan 9, 75 poin atau seperti di Taijiquan yang dilakukannya pada hari sebelumnya. Atlet asal Medan ini sukses mengumpulkan 19,50 poin. Total angkanya itu unggul dari pewushu asal Hong Kong, Uen Ying Juanita Mok (19,42 poin) dan Agatha Chrys ten zen Wong (19,36), Filipina.
“Saya merasa sudah cukup, saya mau istirahat dulu,” ucap Lindswell. Hasil ini menjadi pencapaian terbaiknya dalam tiga kesempatan tampil di Asian Games. Pada 2010 dia hanya mampu menempati posisi enam. Di Incheon empat tahun lalu, atlet berusia 26 tahun ini mempersem bahkan medali perak.
Kini dia sukses merebut emas di Jakarta. Dalam kariernya, Lindswell sudah menorehkan beberapa prestasi yang besar sehingga dijuluki ratu wushu dunia. Atlet berusia 26 tahun itu memiliki lima gelar juara dunia yang diraihnya pada 2009 (Taijiquan), 2013 (Taijijian), 2015 (Taijiquan dan Taijian), serta 2017 (Taijiquan).
“Untuk ke de pannya, yang pasti tidak ingin jauh-jauh dari wushu,” tuturnya. Rasa haru dan gembira disam paikan Pelatih Wushu Novita. Dia bangga anak buahnya mampu mempersembahkan medali emas bagi dan negara. Apa lagi, Lindswell merupakan target PB Wushu Indonesia dalam mendulang medali emas. Absennya atlet China juga menjadi faktor lain anak asuhnya itu bisa meraih hasil terbaik.
“Lindswell memang salah satu target dari wushu. Penampilannya cukup bagus, dan dia perfect. Dari China sudah mengakui keunggulan Lindswell sehingga dia tidak turun,” ucap Novita. Secara khusus dia mengaku kurang rela jika Lindswell pensiun di usia emasnya.
“Lindswell pensiun? Mungkin karena masalah cedera sudah cukup lamaberkutat di lutut kiri dan kanan, jadi dia ingin recovery dulu dan mengembalikan kondisinya lebih baik. Jika dibilang rela tidak rela, saya tidak rela. Tapi, ini kem bali dari atletnya” ungkapnya.
Sementara itu, Tiara Andini Prastika dan Khoiful Mukhib sukses mengawinkan gelar di balap sepeda gunung. Diperlombakan di Khe Bun Hill Subang, kemarin, Tiara Andini menjadi yang tercepat.
Dia membukukan waktu dua menit 33,056 detik. Catatan waktu tersebut mengalahkan Vipavee Deekaballes di posisi dua dan terpaut 9,598 detik. Perunggu dipersembahkan Nining Purwaningsih merebut perunggu dengan catatan waktu 9,608 detik lebih lambat dari Tiara.
Keberhasilan Tiara Andini diikuti Khoiful Mukhib. Membukukan waktu dua menit 16,687 detik, Khoiful berhak mendapatkan emas pada nomor downhill putra. Dia mengungguli Chiang Shengshan (Taiwan) dan Suebsakun Sukchanya (Thai land).
“Dari awal saya sudah prediksi Mukhib akan memberi kejutan karena sepanjang training pemusatan latihan progresnya bagus, mentalnya semakin percaya diri,” kata Manajer Tim Balap Sepeda Budi Saputra kepada wartawan.
Keberhasilan Tiara dan Khoiful membuat keduanya dipastikan banjir bonus. Selain mendapatkan Rp1,5 miliar dari Kemenpora, keduanya juga diguyur bonus Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari. Pria yang biasa disapa Okto itu rela mengeluarkan dana besar karena bangga balap sepeda menyumbangkan dua medali emas untuk Indonesia. D
ia tak merasa rugi harus mengeluarkan Rp2 miliar karena telah menjanjikan kepada atletnya jika ada yang mampu merebut emas di Asian Games 2018. Okto justru menantang para atlet lainnya bisa mengikuti jejak Tiara dan Khoiful. “Jangankan Rp2 miliar, berapa pun akan saya siapkan dana buat pembalap sepeda yang meraih prestasi. Silakan raih emas sebanyak-banyaknya,” tan tang Okto.
Merah Putih Bersua UEA
Timnas Indonesia U-23 dengan mantap melangkah ke babak gugur Asian Games 2018. Stefano Lilipaly dkk finis sebagai juara Grup A setelah mengecundangi Hong Kong 3- 1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi tadi malam. Di fase knockout, Indonesia ditantang Uni Emirat Arab (UEA). Sebelum laga, baik Garuda Muda maupun Hong Kong sama-sama sudah memastikan tempat di babak gugur.
Di pertandingan tersebut, pasukan Luis Milla tertinggal lebih dahulu lantaran aksi Lau Hok Ming di menit ke-38. Irfan Jaya menyamakan kedudukan di awal babak kedua. Lalu, Lilipaly membawa Indonesia unggul 2-1. Dan, Hanif Sjahbandi mengunci kemenangan dengan aksinya pada injury time.
Kesuksesan memukul Hong Kong posisi di klasemen akhir Grup A berubah. Tim Merah Putih mengakhiri babak grup dengan status juara mengumpulkan sembilan poin dari empat laga, di tangga kedua Palestina (delapan poin). Ada pun Hong Kong di peringkat ketiga dengan tujuh poin.
(don)