Kontingen Merah Putih Bisa Pertahankan Empat Besar
A
A
A
JAKARTA - Kontingen Indonesia dipastikan melebihi target awal Asian Games 2018. Sampai tadi malam, tim Merah Putih mengantongi 22 medali emas, 15 perak, dan 27 perunggu.
Indonesia nyaman menduduki peringkat empat klasemen sementara perolehan medali. Tambahan 8 emas dari pencak silat dan 2 emas panjat tebing membuat posisi Indonesia kembali masuk jajaran empat besar.
Tim Merah Putih relatif aman dari jangkauan Iran di posisi lima dengan 17 emas, Taiwan (12 emas), Korea Utara (12), Thailand (9), India (8), dan Kazakstan (7), yang masing-masing menempati posisi enam sampai 10. Jumlah 22 emas membuat Indonesia membuat sejarah baru sejak berpartisipasi di pesta olahraga multiajang terbesar se-Asia tersebut.
Sebelumnya, pencapaian terbanyak medali emas Indonesia terjadi pada 1962 saat menjadi tuan rumah. Saat itu Indonesia mengumpulkan 22 medali dan berhasil menempati peringkat kedua klasemen akhir medali. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sangat bangga Indonesia berhasil mengumpulkan 22 emas, 15 perak, dan 27 perunggu.
Menurut dia, pencapaian luar biasa tersebut berkat totalitas yang di tunjukkan atlet Indonesia. Dia juga mengatakan bahwa medali emas ini bukan hanya diraih dari cabor non-olimpik, melainkan juga yang olimpik, seperti angkat besi dan bulutangkis.
“Salah satunya cabang angkat besi 62 kg, Eko Yuli Irawan, sempat mau dihapus tapi kami dari PB PABBSI, Kemenpora, dan Inasgoc, berjuang untuk bisa kembali dipertandingkan,” ungkap Imam tadi malam.
Dia menambahkan, jumlah medali Indonesia masih bisa bertambah karena ada beberapa cabor lagi yang akan dipertandingkan, yang mana Indonesia berpeluang menambah emas. “Teruslah para atlet berjuang meraih yang terbaik,” sambungnya.
Lonjakan emas Indonesia tak lepas dari keperkasaan para atlet pencak silat yang memborong delapan medali emas di delapan nomor yang di pertandingkan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, kemarin.
Target Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) dengan empat emas pun sudah terlampaui. Catatan itu sekaligus membuat cabor pencak silat melewati empat emas yang berhasil dipersem bahkan panjat tebing.
Kegemilangan pencak silat dalam mendulang emas di awali pada nomor seni. Puspa Arum Sari menjadi pendulang emas pertama Indonesia di cabor tersebut. Dia berhasil menjadi yang terbaik pada nomor seni tunggal putri dengan mengumpulkan 467 poin.
Dia mengungguli Nurzu hairah Mohammad Yazid (445) dari Singapura dan Cherry May Regalado (444) asal Filipina yang secara berurutan meraih perak dan perunggu.
Setelah itu, Yola Primadona Jampil dan Hendy juga berjaya pada nomor ganda putra seni. Yola/Hendy berhasil mencetak 580 poin mengungguli duet Vietnam (562 poin) dan Malaysia (560) yang punya poin sama dengan Thailand.
Bahkan, Indonesia juga menggondol emas di nomor beregu putra seni yang diperkuat Nugraha, Sani Asep Yuldan, dan Mubarok Anggi Faisal. Mereka tampil memesona memperagakan jurus untuk meraih 465 poin.
Unggul 15 angka atas Vietnam (450) dan Thailand (448) yang mendapat perak dan perunggu. Pada nomor tarung, pencak silat berhasil menggondol lima emas yang diawali oleh Aji Bangkit Pamungkas yang turun di kelas I putra 85-90 kg.
Pesilat berusia 19 tahun itu berhasil mengalahkan Sheik Alauddin Sheik Ferdaous (Singapura) dengan skor 5-0. Ini merupakan kejutan karena Aji sebenarnya tidak diperhitungkan PB IPSI untuk mendulang medali emas. Komang Harik Adi Putra juga berhasil mengalahkan Mohd Al Jufferi Jamari asal Malasyia 5-0 di kelas E putra 65-70 kg.
Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Komang. Pasalnya, Jufferi merupakan bintang pesilat negeri jiran. Bahkan, ini menjadi kemenangan pertamanya dari lawannya yang merupakan peraih medali emas SEA Games 2017. Keberhasilan itu diikuti Iq bal Chan dra Pratama yang tampil di kelas D putra 60-65 kg. Dia berhasil mengalahkan Nguyenngoc Toan asal Vietnam 4-1.
Bahkan, istri Iqbal, Sarah Tria Monita juga berhasil menyum bangkan emas untuk Indonesia pada nomor kelas C putri 55-60 kg. Dia berhasil mengalahkan Nong Oy Vongphakdy (Laos) 5-0.
Adapun emas terakhir berhasil dipersembahkan Abdul Malik di kelas B putra 50-55kg. Dia berhasil mengandaskan Muhammad Faizul M Nasir asal Malaysia 5-0. Keberhasilan pesilat Indonesia itu tak lepas dari semangat juang untuk bisa mengharumkan bendera Merah Putih.
Panjat Tebing Dua Emas
Selain pencak silat, dua medali emas juga berhasil ditambah dari panjat tebing. Aries Susanti, Puji Lestari, Salsabilah Rajiah, dan Firtiani berhasil mencatatkan waktu tercepat dengan 25,45 detik di nomor speed relay putri di Jakabaring Sport Center (JSC) Sport Climbing Arena, Palembang, tadi malam.
Capaian itu sudah cukup mengalahkan tim China 2 yang diperkuat oleh Di Niu, Lijuan Deng, dan Xuhua Pan dengan waktu 25,8 detik, sedangkan medali perunggu berhasil diamankan tim China 1. Ini merupakan hasil luar biasa bagi tim putri panjat tebing, setelah sebelumnya Aries menyumbangkan emas pada nomor speed putri.
“Saya hanya terus berdoa agar tidak tegang, diberikan ketenangan, fokus, dan nothing to lose, karena ini buat Indonesia. Untuk bisa mencapai (prestasi) ini, prosesnya panjang karena kita terus berlatih dan butuh waktu,” ungkap atlet berusia 23 tahun tersebut.
Selain itu, tim putra panjat tebing Indonesia juga mendapatkan emas pada nomor speed relay putra. Tim Indonesia 2 yang diperkuat Hinayah Muhammad, Sufriyanto Rindi, Dzar Abu, dan Leonardo Veddriq, menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 18,6 detik. Mereka mengungguli tim Indonesia 1 yang dihuni Aspar, Sabri, Septo Wimbowo, dan Muhammad Fajri Alfian. Medali perunggu berhasil direbut tim China 1.
Dengan keberhasilan itu, panjat tebing menjadi cabor kedua yang memperoleh medali emas terbanyak dengan tiga emas. Cabor tambahan itu hanya kalah dari pencak silat yang sudah mengumpulkan 8 emas dan 1 perunggu.
Indonesia nyaman menduduki peringkat empat klasemen sementara perolehan medali. Tambahan 8 emas dari pencak silat dan 2 emas panjat tebing membuat posisi Indonesia kembali masuk jajaran empat besar.
Tim Merah Putih relatif aman dari jangkauan Iran di posisi lima dengan 17 emas, Taiwan (12 emas), Korea Utara (12), Thailand (9), India (8), dan Kazakstan (7), yang masing-masing menempati posisi enam sampai 10. Jumlah 22 emas membuat Indonesia membuat sejarah baru sejak berpartisipasi di pesta olahraga multiajang terbesar se-Asia tersebut.
Sebelumnya, pencapaian terbanyak medali emas Indonesia terjadi pada 1962 saat menjadi tuan rumah. Saat itu Indonesia mengumpulkan 22 medali dan berhasil menempati peringkat kedua klasemen akhir medali. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sangat bangga Indonesia berhasil mengumpulkan 22 emas, 15 perak, dan 27 perunggu.
Menurut dia, pencapaian luar biasa tersebut berkat totalitas yang di tunjukkan atlet Indonesia. Dia juga mengatakan bahwa medali emas ini bukan hanya diraih dari cabor non-olimpik, melainkan juga yang olimpik, seperti angkat besi dan bulutangkis.
“Salah satunya cabang angkat besi 62 kg, Eko Yuli Irawan, sempat mau dihapus tapi kami dari PB PABBSI, Kemenpora, dan Inasgoc, berjuang untuk bisa kembali dipertandingkan,” ungkap Imam tadi malam.
Dia menambahkan, jumlah medali Indonesia masih bisa bertambah karena ada beberapa cabor lagi yang akan dipertandingkan, yang mana Indonesia berpeluang menambah emas. “Teruslah para atlet berjuang meraih yang terbaik,” sambungnya.
Lonjakan emas Indonesia tak lepas dari keperkasaan para atlet pencak silat yang memborong delapan medali emas di delapan nomor yang di pertandingkan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, kemarin.
Target Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) dengan empat emas pun sudah terlampaui. Catatan itu sekaligus membuat cabor pencak silat melewati empat emas yang berhasil dipersem bahkan panjat tebing.
Kegemilangan pencak silat dalam mendulang emas di awali pada nomor seni. Puspa Arum Sari menjadi pendulang emas pertama Indonesia di cabor tersebut. Dia berhasil menjadi yang terbaik pada nomor seni tunggal putri dengan mengumpulkan 467 poin.
Dia mengungguli Nurzu hairah Mohammad Yazid (445) dari Singapura dan Cherry May Regalado (444) asal Filipina yang secara berurutan meraih perak dan perunggu.
Setelah itu, Yola Primadona Jampil dan Hendy juga berjaya pada nomor ganda putra seni. Yola/Hendy berhasil mencetak 580 poin mengungguli duet Vietnam (562 poin) dan Malaysia (560) yang punya poin sama dengan Thailand.
Bahkan, Indonesia juga menggondol emas di nomor beregu putra seni yang diperkuat Nugraha, Sani Asep Yuldan, dan Mubarok Anggi Faisal. Mereka tampil memesona memperagakan jurus untuk meraih 465 poin.
Unggul 15 angka atas Vietnam (450) dan Thailand (448) yang mendapat perak dan perunggu. Pada nomor tarung, pencak silat berhasil menggondol lima emas yang diawali oleh Aji Bangkit Pamungkas yang turun di kelas I putra 85-90 kg.
Pesilat berusia 19 tahun itu berhasil mengalahkan Sheik Alauddin Sheik Ferdaous (Singapura) dengan skor 5-0. Ini merupakan kejutan karena Aji sebenarnya tidak diperhitungkan PB IPSI untuk mendulang medali emas. Komang Harik Adi Putra juga berhasil mengalahkan Mohd Al Jufferi Jamari asal Malasyia 5-0 di kelas E putra 65-70 kg.
Ini merupakan pencapaian yang luar biasa bagi Komang. Pasalnya, Jufferi merupakan bintang pesilat negeri jiran. Bahkan, ini menjadi kemenangan pertamanya dari lawannya yang merupakan peraih medali emas SEA Games 2017. Keberhasilan itu diikuti Iq bal Chan dra Pratama yang tampil di kelas D putra 60-65 kg. Dia berhasil mengalahkan Nguyenngoc Toan asal Vietnam 4-1.
Bahkan, istri Iqbal, Sarah Tria Monita juga berhasil menyum bangkan emas untuk Indonesia pada nomor kelas C putri 55-60 kg. Dia berhasil mengalahkan Nong Oy Vongphakdy (Laos) 5-0.
Adapun emas terakhir berhasil dipersembahkan Abdul Malik di kelas B putra 50-55kg. Dia berhasil mengandaskan Muhammad Faizul M Nasir asal Malaysia 5-0. Keberhasilan pesilat Indonesia itu tak lepas dari semangat juang untuk bisa mengharumkan bendera Merah Putih.
Panjat Tebing Dua Emas
Selain pencak silat, dua medali emas juga berhasil ditambah dari panjat tebing. Aries Susanti, Puji Lestari, Salsabilah Rajiah, dan Firtiani berhasil mencatatkan waktu tercepat dengan 25,45 detik di nomor speed relay putri di Jakabaring Sport Center (JSC) Sport Climbing Arena, Palembang, tadi malam.
Capaian itu sudah cukup mengalahkan tim China 2 yang diperkuat oleh Di Niu, Lijuan Deng, dan Xuhua Pan dengan waktu 25,8 detik, sedangkan medali perunggu berhasil diamankan tim China 1. Ini merupakan hasil luar biasa bagi tim putri panjat tebing, setelah sebelumnya Aries menyumbangkan emas pada nomor speed putri.
“Saya hanya terus berdoa agar tidak tegang, diberikan ketenangan, fokus, dan nothing to lose, karena ini buat Indonesia. Untuk bisa mencapai (prestasi) ini, prosesnya panjang karena kita terus berlatih dan butuh waktu,” ungkap atlet berusia 23 tahun tersebut.
Selain itu, tim putra panjat tebing Indonesia juga mendapatkan emas pada nomor speed relay putra. Tim Indonesia 2 yang diperkuat Hinayah Muhammad, Sufriyanto Rindi, Dzar Abu, dan Leonardo Veddriq, menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 18,6 detik. Mereka mengungguli tim Indonesia 1 yang dihuni Aspar, Sabri, Septo Wimbowo, dan Muhammad Fajri Alfian. Medali perunggu berhasil direbut tim China 1.
Dengan keberhasilan itu, panjat tebing menjadi cabor kedua yang memperoleh medali emas terbanyak dengan tiga emas. Cabor tambahan itu hanya kalah dari pencak silat yang sudah mengumpulkan 8 emas dan 1 perunggu.
(don)