Cabor Voli Pantai Indonesia Terbaik dalam Sejarah

Rabu, 29 Agustus 2018 - 07:47 WIB
Cabor Voli Pantai Indonesia Terbaik dalam Sejarah
Cabor Voli Pantai Indonesia Terbaik dalam Sejarah
A A A
PALEMBANG - Cabang voli pantai putra gagal mendapatkan medali emas pada Asian Games 2018.

Pasangan INA 2 Ade Candra R achmawan/Mohammad Ashfiya harus puas dengan perak setelah menyerah dari pasangan Qatar Ahmed Tijan Janko/Cherif Younousse Samba 24-26, 17-21 pada partai final di Jakabaring Sport City kemarin.

Indonesia harus puas dengan 1 perak dan 2 perunggu dari voli pantai. Dua perunggu masingmasing dipersembahkan pasangan Gilang Ramadhan/ Danangsyah Pribadi yang berhasil mengalahkan duo China Gao Peng/Li Yang serta duet putri Dhita Juliana/Putu Dini Utami.

Dhita/Putu memastikan satu perunggu setelah mengalahkan pasangan Kazakstan Tatyana Mashkova/Irina Tsimbalova. ”Bukan faktor cuaca. Pertama kami bermain bagus. Jangkauan blok masih bagus, tapi set kedua sedikit agak drop. Pukulannya keras-keras, hasilnya sampai keram tadi,” kata Ashfiya.

Meski gagal mendapatkan emas, hasil voli pantai tahun ini lebih baik sepanjang sejarah keikutsertaan Indonesia pada Asian Games. Catatan terbaik, cabang voli pantai dibukukan pada Asian Games 1998 saat menyumbang dua medali; 1 perak dan 1 perunggu.

Setelah itu hanya satu medali pada Asian Games 2002 dan 2006. Ade/Ashfiya sebenarnya tampil sangat baik, khususnya pada set pertama. Mereka mampu memberikan persaingan sengit dari lawannya yang diperkuat oleh Ahmed Tijan Janko/Chrief Younousse.

Sayangnya, perjuangannya tetap kurang baik setelah kalah 24-26 pada permainan itu. Hasil itu justru membuat dua atlet merah putih makin tertekan dan merelakan medali emas untuk tim Qatar. ”Kita harus mengakui kekuatan Qatar sangat bagus. Tapi, kita pernah mengalahkan mereka pada kejuaraan Asia Pasific 2017,” tutur Ashfiya. Pelatih tim voli pantai Koko Prasetyo mengatakan, dua medali yang didapatkan tim putra harus kembali dievaluasi lagi.

Pasalnya, para pemain masih mengalami kesulitan dalam ketahanan fisiknya, khususnya pada set kedua. Apalagi, Ade/Ashfiya sempat bermain sangat monoton yang membuat Qatar mampu membaca pergerakan pemainnya itu.

Meski begitu, Koko tetap mengaku puas karena ini menjadi medali perak pertama dari cabor voli pantai setelah terakhir kali terjadi pada Asian Games 2002 di Busan. Namun, dia tetap masih memiliki harapan pasukannya bisa merebut emas pada kesempatan berikutnya pada multieventterbesar di Asia tersebut.

Jika bicara 2002 dapat perak, Indonesia baru bisa kembalikan pada 2018 plusperunggu. ”Tentu kalau bicara Asian Games memang harus sampai titik tertinggi. Hari ini saya melihat perjuangan mereka sudah cukup maksimal.

Jika bicara Indonesia di Asia, itu masih ada kesempatan untuk naik level ke tingkat dunia,” ungkap Koko. Sementara itu, Gilang/Danangsyah mendapat perunggu seusai mengalahkan duet China Gao Peng/Li Yang dengan bermain tiga set 21-15, 19- 21, 15-6.

Meski hanya menjadi yang terbaik ketiga, Gilang/Danang mengaku bersyukur bisa mempersembahkan medali untuk kontingen Indonesia. ”Dengan tekad dan strategi yang benar, musuh besar kami kalahkan. Kami sudah pelajari permainan lawan terlebih dulu. Kita juga tidak memiliki beban dan hanya mencoba bermain semaksimal mungkin,” ungkap Gilang.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4460 seconds (0.1#10.140)