Raih 30 Keping Emas Kontingen Merah Putih Berjaya
A
A
A
JAKARTA - Posisi empat besar Asian Games 2018 hampir pasti dalam genggaman kontingen Indonesia. Hingga tadi malam, tim Merah Putih sudah mengemas 30 keping emas, terpaut jauh dari rival terdekat, Iran, yang menguntit di peringkat 5 dengan 19 medali emas.
Pencapaian ini menjadi sejarah sekaligus perolehan medali emas terbanyak kontingen Indonesia sejak Asian Games digelar pada 1951 di New Delhi, India. Kesuksesan ini memperbaiki prestasi Merah Putih pada 1962 yang ketika itu, Jakarta, juga menjadi tuan rumah.
Saat itu Indonesia yang mengemas 21 medali emas, 26 perak, dan 30 perunggu mengakhiri ajang olahraga empat tahunan negara-negara Asia itu di peringkat 2. Setelahnya, prestasi Indonesia terjun bebas dalam perolehan medali emas.
Bahkan sejak era milenium, perolehan medali emas kontingen Merah Putih tidak pernah mencapai dua digit. Prestasi terburuk yang dicatatkan yakni pada Asian Games 2006 Doha, Qatar, yang hanya dua keping emas dibawa pulang.
Pada dua ajang berikutnya, masingmasing di Guangzhou (China) dan Incheon (Korea Selatan), hanya empat medali emas yang diraih Indonesia. Torehan buruk ini membuat Indonesia tidak pernah masuk dalam 10 besar negara peraih medali terbanyak.
Namun, pada Asian Games 2018, atlet-atlet Merah Putih mampu membuktikan diri mampu bersaing dengan negara-negara yang memiliki kultur olahraga kuat seperti China, Korea Selatan (Korsel), dan Jepang. Sebanyak 30 medali emas yang sudah diraih hingga hari ke-11, menjadi tolok ukur pening katan prestasi olahraga Indonesia. Indonesia masih berpeluang menambah koleksi dari sejumlah cabang olahraga.
Seperti dari cabor tinju, Sunan Agung Amoragam menyumbangkan medali setelah memastikan satu tempat di semifinal kelas bantam (56 kg). Sunan sebelumnya mengalahkan petinju Irak Jafar Abdulridha Al Sudani dalam laga di JIExpo Kemayoran, Jakarta, tadi malam. Pada semifinal, Sunan ditantang petinju unggulan Mirazizbek Mirzakhalilov asal Uzbekistan.
Selain Sunan, petinju putri Indonesia Huswatun Hasanah sebelumnya lebih dulu memastikan tiket ke empat besar tinju kelas ringan (60kg). Padahal, pemerintah sejak awal hanya menargetkan minimal 20 emas untuk mengamankan posisi 10 besar perolehan medali Asian Games 2018. Bahkan, KONI yang menjadi leading justru mematok target realistis yang lebih rendah yakni 16 medali emas.
“Ini pencapaian medali emas terbanyak dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Asian Games,” tulis Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akun media sosialnya. Melesatnya perolehan medali emas Indonesia di klasemen sementara tidak lepas dari kontribusi atlet-atlet yang berjuang di cabang olahraga pencak silat.
Tercatat, ada 14 emas yang disumbangkan pesilat-pesilat Merah Putih atau nyaris separuh dari total perolehan medali. Prestasi ini membuat Indonesia keluar sebagai juara umum cabang olahraga pencak silat setelah mengamankan 14 nomor dari 16 yang dipertandingkan.
Hujan emas dari cabor bela diri asli Tanah Air ini sudah diprediksi sebelumnya, mengingat sejak awal diberikan target minimal enam medali emas. Potensi emas ini pula yang membuat pemerintah bersikeras memasukkan pencak silat sebagai salah satu dari tiga olahraga usulan tuan rumah.
Presiden Jokowi memastikan bonus atlet peraih medali akan segera dicairkan sesuai janji pemerintah. Peraih medali emas menerima bonus Rp1,5 miliar plus pengangkatan menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sementara untuk peraih perak dan perunggu, mereka berhak atas uangRp400 juta dan Rp200 juta. Bonus ini juga berlaku untuk tim pelatih yang atletnya meraih medali emas.
Nilainya sebesar 60% dari nilai bonus yang diterima anak asuhnya. “Kita berkomitmen segera mencairkan bonus sesuai prosedur yang berlaku. Kalau bisa, sebelum keringat mengering, bonusnya sudah diberikan kepada atlet,” tegas Jokowi.
Sebelumnya, setelah pada hari pertama memborong delapan medali emas, kemarin pesilat Indonesia kembali tampil beringas dengan menyapu bersih enam nomor yang diikuti.
Medali emas disumbangkan nomor tunggal putra Sugianto; seni ganda putri Ayu Sidan Wilantari/Ni Made Dwiyanti; beregu putri yakni Pramudita Yuristya/Lutfi Nurha sanah/ Gina Tri Lestari; kelas D putri 60-65 kg Pipiet Kamelia; Kelas C putra 55-60 kg Hanifan Yudani Kusumah, dan Wewey Wita di kelas B putri 50-55 kg.
Ketua IPSI Prabowo Subianto mengaku bangga bisa berperan untuk bangsa dan negara melalui prestasi medali emas yang disumbangkan dari pencak silat. Menurut dia, keberhasilan cabang pencak silat mendominasi perolehan medali merupakan buah kerja keras selama persiapan menghadapi Asian Games.
Medali perunggu juga disumbangkan dari cabor paralayang nomor lintas alam beregu putra dan beregu putri kemarin. Dengan demikian, cabor unggulan ini menutup Asian Games sebagai juara umum dengan koleksi 2 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Sumbangan medali juga datang dari cabor kurash setelah Najmu Khasani Shifa memastikan diri lolos ke babak semifinal dari nomor tunggal putri kelas 63 kg.
Korsel vs Jepang di Final
Timnas U-23 Jepang menantang Korsel di final cabor sepakbola, besok lusa, di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Jepang melangkah kebabak pamungkas selepas menaklukkan Uni Emirat Arab, 1-0 lewat aksi Ayase Ueda. Sementara Korsel memastikan satu tempat di final setelah menghajar Vietnam 3-1.
Gol Korsel dipersembahkan Lee Seungwoo (‘7, ‘55) dan Hwang Ui-jo (‘28). Sontekan Ui-jo ke gawang Vietnam semakin mengukuhkan striker Gamba Osaka tersebut di puncak daftar pemain tersubur di Asian Games dengan sembilan gol.
Pencapaian ini menjadi sejarah sekaligus perolehan medali emas terbanyak kontingen Indonesia sejak Asian Games digelar pada 1951 di New Delhi, India. Kesuksesan ini memperbaiki prestasi Merah Putih pada 1962 yang ketika itu, Jakarta, juga menjadi tuan rumah.
Saat itu Indonesia yang mengemas 21 medali emas, 26 perak, dan 30 perunggu mengakhiri ajang olahraga empat tahunan negara-negara Asia itu di peringkat 2. Setelahnya, prestasi Indonesia terjun bebas dalam perolehan medali emas.
Bahkan sejak era milenium, perolehan medali emas kontingen Merah Putih tidak pernah mencapai dua digit. Prestasi terburuk yang dicatatkan yakni pada Asian Games 2006 Doha, Qatar, yang hanya dua keping emas dibawa pulang.
Pada dua ajang berikutnya, masingmasing di Guangzhou (China) dan Incheon (Korea Selatan), hanya empat medali emas yang diraih Indonesia. Torehan buruk ini membuat Indonesia tidak pernah masuk dalam 10 besar negara peraih medali terbanyak.
Namun, pada Asian Games 2018, atlet-atlet Merah Putih mampu membuktikan diri mampu bersaing dengan negara-negara yang memiliki kultur olahraga kuat seperti China, Korea Selatan (Korsel), dan Jepang. Sebanyak 30 medali emas yang sudah diraih hingga hari ke-11, menjadi tolok ukur pening katan prestasi olahraga Indonesia. Indonesia masih berpeluang menambah koleksi dari sejumlah cabang olahraga.
Seperti dari cabor tinju, Sunan Agung Amoragam menyumbangkan medali setelah memastikan satu tempat di semifinal kelas bantam (56 kg). Sunan sebelumnya mengalahkan petinju Irak Jafar Abdulridha Al Sudani dalam laga di JIExpo Kemayoran, Jakarta, tadi malam. Pada semifinal, Sunan ditantang petinju unggulan Mirazizbek Mirzakhalilov asal Uzbekistan.
Selain Sunan, petinju putri Indonesia Huswatun Hasanah sebelumnya lebih dulu memastikan tiket ke empat besar tinju kelas ringan (60kg). Padahal, pemerintah sejak awal hanya menargetkan minimal 20 emas untuk mengamankan posisi 10 besar perolehan medali Asian Games 2018. Bahkan, KONI yang menjadi leading justru mematok target realistis yang lebih rendah yakni 16 medali emas.
“Ini pencapaian medali emas terbanyak dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Asian Games,” tulis Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akun media sosialnya. Melesatnya perolehan medali emas Indonesia di klasemen sementara tidak lepas dari kontribusi atlet-atlet yang berjuang di cabang olahraga pencak silat.
Tercatat, ada 14 emas yang disumbangkan pesilat-pesilat Merah Putih atau nyaris separuh dari total perolehan medali. Prestasi ini membuat Indonesia keluar sebagai juara umum cabang olahraga pencak silat setelah mengamankan 14 nomor dari 16 yang dipertandingkan.
Hujan emas dari cabor bela diri asli Tanah Air ini sudah diprediksi sebelumnya, mengingat sejak awal diberikan target minimal enam medali emas. Potensi emas ini pula yang membuat pemerintah bersikeras memasukkan pencak silat sebagai salah satu dari tiga olahraga usulan tuan rumah.
Presiden Jokowi memastikan bonus atlet peraih medali akan segera dicairkan sesuai janji pemerintah. Peraih medali emas menerima bonus Rp1,5 miliar plus pengangkatan menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sementara untuk peraih perak dan perunggu, mereka berhak atas uangRp400 juta dan Rp200 juta. Bonus ini juga berlaku untuk tim pelatih yang atletnya meraih medali emas.
Nilainya sebesar 60% dari nilai bonus yang diterima anak asuhnya. “Kita berkomitmen segera mencairkan bonus sesuai prosedur yang berlaku. Kalau bisa, sebelum keringat mengering, bonusnya sudah diberikan kepada atlet,” tegas Jokowi.
Sebelumnya, setelah pada hari pertama memborong delapan medali emas, kemarin pesilat Indonesia kembali tampil beringas dengan menyapu bersih enam nomor yang diikuti.
Medali emas disumbangkan nomor tunggal putra Sugianto; seni ganda putri Ayu Sidan Wilantari/Ni Made Dwiyanti; beregu putri yakni Pramudita Yuristya/Lutfi Nurha sanah/ Gina Tri Lestari; kelas D putri 60-65 kg Pipiet Kamelia; Kelas C putra 55-60 kg Hanifan Yudani Kusumah, dan Wewey Wita di kelas B putri 50-55 kg.
Ketua IPSI Prabowo Subianto mengaku bangga bisa berperan untuk bangsa dan negara melalui prestasi medali emas yang disumbangkan dari pencak silat. Menurut dia, keberhasilan cabang pencak silat mendominasi perolehan medali merupakan buah kerja keras selama persiapan menghadapi Asian Games.
Medali perunggu juga disumbangkan dari cabor paralayang nomor lintas alam beregu putra dan beregu putri kemarin. Dengan demikian, cabor unggulan ini menutup Asian Games sebagai juara umum dengan koleksi 2 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Sumbangan medali juga datang dari cabor kurash setelah Najmu Khasani Shifa memastikan diri lolos ke babak semifinal dari nomor tunggal putri kelas 63 kg.
Korsel vs Jepang di Final
Timnas U-23 Jepang menantang Korsel di final cabor sepakbola, besok lusa, di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Jepang melangkah kebabak pamungkas selepas menaklukkan Uni Emirat Arab, 1-0 lewat aksi Ayase Ueda. Sementara Korsel memastikan satu tempat di final setelah menghajar Vietnam 3-1.
Gol Korsel dipersembahkan Lee Seungwoo (‘7, ‘55) dan Hwang Ui-jo (‘28). Sontekan Ui-jo ke gawang Vietnam semakin mengukuhkan striker Gamba Osaka tersebut di puncak daftar pemain tersubur di Asian Games dengan sembilan gol.
(don)