Optimistis Menyongsong Olimpiade Tokyo 2020
A
A
A
JAKARTA - Indonesia optimistis mampu unjuk prestasi pada Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang.
Raihan positif pada Asian Games 2018 menjadi modal penting menyongsong pesta olahraga empat tahunan terbesar di dunia itu.Hingga tadi malam, kontingen Merah Putih berhasil menorehkan 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu.
Jumlah medali emas ini merupakan yang terbanyak sejak Indonesia mengikuti pesta olahraga terbesar Asia ini di New Delhi, India, pada 1951. Pencapaian ini membuat Indonesia kokoh di peringkat keempat klasemen perolehan medali di bawah China, Jepang, dan Korea Selatan.
Uzbekistan yang menduduki peringkat kelima sudah tidak berpeluang untuk menyusul perolehan medali lantaran terpaut 10 keping emas. Perolehan 31 medali emas juga menjadikan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara terbaik dalam capaian prestasi sepanjang sejarah Asian Games.
Sebelumnya prestasi terbaik Indonesia terjadi pada 1962 ketika Jakarta juga menjadi tuan rumah. Sebanyak 11 medali emas berhasil dikumpulkan dan Indonesia menduduki peringkat kedua klasemen akhir di bawah Jepang. Setelah itu prestasi olahraga nasional kian merosot dan tidak lagi bertaji di Benua Asia.
Menilik hasil Asian Games, perolehan medali terutama emas dan perak umumnya berasal dari cabang olahraga Olimpiade. Misalnya panjat tebing, karate, sepeda, bulu tangkis, tenis, dan taekwondo.
Inilah yang melambungkan asa untuk lebih berprestasi pada Olimpiade 2020 Tokyo. “Cabang olahraga Olimpiade yang juga dipertandingkan di Asian Games ini menunjukkan progres yang menjanjikan.
Ini menjadi modal positif untuk tampil dan berprestasi pada Olimpiade Tokyo 2020 mendatang,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Untuk diketahui, pada cabang olahraga panjat tebing, Indonesia meraih tiga medali emas, yaitu dari nomor speed tunggal putri (Aries Susanti Rahayu) serta nomor speed relay beregu putra dan putri.
Selain itu dua perak dan satu perunggu juga disumbangkan cabang olahraga yang sejak awal hanya menargetkan dua medali emas ini. Pada sepeda gunung, dua medali emas disumbang dari nomor downhill putra (Khoiful Mukhib) dan putri (Tiara Andini Prastika).
Satu perak diperoleh dari nomor BMX race putra. Di karate, Rifki Ardiansyah Arrosyiid mempersembahkan emas dari nomor kumite 60 kg. Medali emas juga disumbangkan Defia Rosmaniar dari cabang olahraga taekwondo nomor poomsae tunggal putri.
Cabang olahraga Olimpiade lainnya yang menyumbang medali emas adalah tenis dari nomor ganda campuran (Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi). Lantas bulu tangkis yang selama ini menjadi andalan Indonesia di setiap event menyumbang dua emas dari nomor ganda putra (Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo) serta tunggal putra (Jonathan Christie).
“Di Olimpiade nanti, banyak cabang olahraga yang bisa dimaksimalkan. Seperti karate dan panjat tebing bisa menjadi andalan selain bulutangkis,” ujarnya. Pernyataan Menpora itu cukup beralasan. Pada Olimpiade, satusatunya harapan medali emas Indonesia hanya dari cabang olahraga bulutangkis.
Hingga Olimpiade 2016 Rio lalu, olahraga tepuk bulu itu sudah menyumbang 7 medali emas, 6 perak dan perunggu. Cabang olahraga lain yang menyumbang medali adalah angkat berat dengan enam perak dan perunggu serta cabang panahan.
Prestasi Indonesia di Olimpiade juga terbilang buruk. Sejak berpartisipasi pada 1952 di Helsinki, pencapaian terbaik tim Merah Putih hanya di Olimpiade 1992 Barcelona setelah Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma masing-masing menyumbangkan medali emas dari nomor tunggal bulutangkis.
Pada Olimpiade 2014 Rio lalu, Indonesia hanya meraih satu medali emas berkat kemenangan pasangan ganda campuran Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad pada cabang bulutangkis nomor perseorangan. Dua lifter, Sri Wahyuni dan Eko Yuli, juga menyumbang masing-masing satu medali perak.
Selain sukses dalam perolehan medali, di Asian Games ini Indonesia juga sukses sebagai penyelenggara. Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir mengklaim penyelenggaraan even t bergensi ini berjalan lancar.
Meski masih ada berbagai masalah dan keluhan dari NOC, atlet, ofisial serta media dari berbagai negara, panitia mampu mengatasinya sebaik mungkin. Hal tersebut yang membuatnya merasa bangga bisa menjalankan tugasnya dengan maksimal. Erick pun tidak menyangka para peserta Asian Games 2018 melampaui perkiraan awal Inasgoc, yakni sebanyak 17.244 orang.
Jumlah itu ditambah kehadiran para jurnalis dalam negeri dan asing sebanyak 11.000 orang. Atas kesuksesan menyelenggarakan Asian Games 2018 ini, kemarin Presiden Jokowi dengan penuh percaya diri mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
Presiden mengungkap hal tersebut seusai bertemu dengan Ketua International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach dan Ketua Olympic Council of Asia (OCA) Syekh Ahmad al-Fahad al- Sabah di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin siang.
Hadir pula dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendampingi Presiden serta Ketua Inasgoc Erick Thohir. Menurut Presiden, Indonesia punya kelebihan sebagai tuan rumah. Tak hanya dalam soal penyelenggaraan, tetapi juga dari segi partisipasi masyarakat dan relawan yang sangat besar.
Hal itu mendapat apresiasi dari Thomas Bach dan Syekh Ahmad al-Fahad al-Sabah. “Oleh sebab itu Indonesia berencana secepatnya mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade pada tahun 2032,” ujar Presiden seperti dilansir laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Seperti Asian Games, Olimpiade digelar empat tahun sekali. Tahun 2020, Tokyo, Jepang, akan menjadi tuan rumah edisi XXXII (32). Adapun Olimpiade 2024 di rencanakan digelar di Paris, Prancis, dan tahun 2028 di Los Angeles, AS.
Janjikan Kejutan
Inasgoc menjanjikan kejutan pada upacara penutupan yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno malam ini. Meski masih dirahasiakan, upacara penutupan bakal dikemas dengan nuansa persahabatan dan kegembiraan yang tak kalah menarik dari upacara pembukaan pada 18 Agustus lalu.
“Kami akan menggelar upacara penutupan Asian Games sebagai bentuk selebrasi bangsa Asia. Kami akan mengakhiri seluruh pekerjaan kami pada April 2019. Kami ingin sukses administrasi karena banyak penyelenggaraan multicabang olahraga di dunia yang punya persoalan administrasi,” ungkap Ketua Inasgoc Erick Thohir kemarin.
Direktur Opening and Closing Ceremony Inasgoc Hesti Purba mengatakan akan berupaya semaksimal mungkin menutup Asian Games dengan manis. Dia pun men janjikan acara nanti akan menghadirkan kejutaan yang luar biasa.
“Tanpa mengurangi kemeriahan dan sukacita yang ada, jadi lebih banyak selebrasi. Acara ini memang kita persembahkan untuk atlet-atlet itu. Kita siapkan nanti lebih happy dan bersahabat. Kalau yang kemarin kan glamor. Untuk sekarang, lebih pada bagaimana atlet menjalin persahabatan.
Anak muda banget lah, milenial,” ucap Hesti. Dia juga memastikan sejumlah selebritas baik dari dalam negeri maupun luar negeri akan turut memeriahkan upacara penutupan Asian Games 2018 sehingga terkesan lebih sebagai selebrasi.
Hebatnya upacara penutupan ini memiliki pesan yang sangat baik, yaitu persahabatan, persaudaraan, dan perdamaian antarbangsa Asia. “Itulah nilai-nilai olahraga setelah kompetisi.
Kami ingin ending-nya begitu, biar semuanya kesannya manis. Yang pasti ada artis Asia. Sejauh ini kita kan ingin ini untuk tontonan ya. Kita harus akui artis Korea itu banyaklah yang ngetop,” ungkap Hesti mengenai kehadiran boyband asal Korea Selatan, Super Junior dan ikon, serta deretan artis dalam negeri.
Sementara itu sejumlah artis mengungkapkan kesiapannya memberikan penampilan terbaik. Gigi misalnya. Grup band yang digawangi Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramadhan (bas), dan Gusti Henry ini sudah fokus berlatih beberapa hari ini untuk memberikan sajian panggung terbaik.
Mereka akan memedley lagu Terbang dan Rumah Kita milik God Bless yang menggambarkan Indonesia sebagai rumah atlet Indonesia dan Asia. “Persiapan banyak berlatih bareng untuk membuat medley lagu dalam 5 menit menggabungkan lagu Terbang dan Rumah Kita kita aransemen ulang dan buat stand mic buat panitia kolaborasi dalam karya sendiri dan God Bless,” ujar Budjana.
Grup band Ran juga antusias dan bangga bisa tampil memeriahkan panggung upacara penutupan ini karena menambah rekam jejak aksi panggung mereka yang mereka manfaatkan untuk menghadirkan kebahagiaan dan persatuan bagi masyarakat.
”Kami masih rahasiakan mau bawakan lagu apa, tapi yang pasti semua akan menikmati suguhan musik di atas panggung," kata mNino, salah satu personel Ran. Pengarah musik yang juga berperan dalam upacara pembukaan dan penutupan Asian Games Ronald Steven mengatakan, closing ceremony bentuknya akan berfokus seperti konser musik.
“Jadi semacam kita kasih panggung musik apresiasi untuk atlet yang telah bertanding, berjuang membela dan membanggakan negara dengan prestasi dalam bidang olahraga," ungkapnya.
Raihan positif pada Asian Games 2018 menjadi modal penting menyongsong pesta olahraga empat tahunan terbesar di dunia itu.Hingga tadi malam, kontingen Merah Putih berhasil menorehkan 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu.
Jumlah medali emas ini merupakan yang terbanyak sejak Indonesia mengikuti pesta olahraga terbesar Asia ini di New Delhi, India, pada 1951. Pencapaian ini membuat Indonesia kokoh di peringkat keempat klasemen perolehan medali di bawah China, Jepang, dan Korea Selatan.
Uzbekistan yang menduduki peringkat kelima sudah tidak berpeluang untuk menyusul perolehan medali lantaran terpaut 10 keping emas. Perolehan 31 medali emas juga menjadikan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara terbaik dalam capaian prestasi sepanjang sejarah Asian Games.
Sebelumnya prestasi terbaik Indonesia terjadi pada 1962 ketika Jakarta juga menjadi tuan rumah. Sebanyak 11 medali emas berhasil dikumpulkan dan Indonesia menduduki peringkat kedua klasemen akhir di bawah Jepang. Setelah itu prestasi olahraga nasional kian merosot dan tidak lagi bertaji di Benua Asia.
Menilik hasil Asian Games, perolehan medali terutama emas dan perak umumnya berasal dari cabang olahraga Olimpiade. Misalnya panjat tebing, karate, sepeda, bulu tangkis, tenis, dan taekwondo.
Inilah yang melambungkan asa untuk lebih berprestasi pada Olimpiade 2020 Tokyo. “Cabang olahraga Olimpiade yang juga dipertandingkan di Asian Games ini menunjukkan progres yang menjanjikan.
Ini menjadi modal positif untuk tampil dan berprestasi pada Olimpiade Tokyo 2020 mendatang,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Untuk diketahui, pada cabang olahraga panjat tebing, Indonesia meraih tiga medali emas, yaitu dari nomor speed tunggal putri (Aries Susanti Rahayu) serta nomor speed relay beregu putra dan putri.
Selain itu dua perak dan satu perunggu juga disumbangkan cabang olahraga yang sejak awal hanya menargetkan dua medali emas ini. Pada sepeda gunung, dua medali emas disumbang dari nomor downhill putra (Khoiful Mukhib) dan putri (Tiara Andini Prastika).
Satu perak diperoleh dari nomor BMX race putra. Di karate, Rifki Ardiansyah Arrosyiid mempersembahkan emas dari nomor kumite 60 kg. Medali emas juga disumbangkan Defia Rosmaniar dari cabang olahraga taekwondo nomor poomsae tunggal putri.
Cabang olahraga Olimpiade lainnya yang menyumbang medali emas adalah tenis dari nomor ganda campuran (Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi). Lantas bulu tangkis yang selama ini menjadi andalan Indonesia di setiap event menyumbang dua emas dari nomor ganda putra (Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo) serta tunggal putra (Jonathan Christie).
“Di Olimpiade nanti, banyak cabang olahraga yang bisa dimaksimalkan. Seperti karate dan panjat tebing bisa menjadi andalan selain bulutangkis,” ujarnya. Pernyataan Menpora itu cukup beralasan. Pada Olimpiade, satusatunya harapan medali emas Indonesia hanya dari cabang olahraga bulutangkis.
Hingga Olimpiade 2016 Rio lalu, olahraga tepuk bulu itu sudah menyumbang 7 medali emas, 6 perak dan perunggu. Cabang olahraga lain yang menyumbang medali adalah angkat berat dengan enam perak dan perunggu serta cabang panahan.
Prestasi Indonesia di Olimpiade juga terbilang buruk. Sejak berpartisipasi pada 1952 di Helsinki, pencapaian terbaik tim Merah Putih hanya di Olimpiade 1992 Barcelona setelah Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma masing-masing menyumbangkan medali emas dari nomor tunggal bulutangkis.
Pada Olimpiade 2014 Rio lalu, Indonesia hanya meraih satu medali emas berkat kemenangan pasangan ganda campuran Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad pada cabang bulutangkis nomor perseorangan. Dua lifter, Sri Wahyuni dan Eko Yuli, juga menyumbang masing-masing satu medali perak.
Selain sukses dalam perolehan medali, di Asian Games ini Indonesia juga sukses sebagai penyelenggara. Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir mengklaim penyelenggaraan even t bergensi ini berjalan lancar.
Meski masih ada berbagai masalah dan keluhan dari NOC, atlet, ofisial serta media dari berbagai negara, panitia mampu mengatasinya sebaik mungkin. Hal tersebut yang membuatnya merasa bangga bisa menjalankan tugasnya dengan maksimal. Erick pun tidak menyangka para peserta Asian Games 2018 melampaui perkiraan awal Inasgoc, yakni sebanyak 17.244 orang.
Jumlah itu ditambah kehadiran para jurnalis dalam negeri dan asing sebanyak 11.000 orang. Atas kesuksesan menyelenggarakan Asian Games 2018 ini, kemarin Presiden Jokowi dengan penuh percaya diri mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
Presiden mengungkap hal tersebut seusai bertemu dengan Ketua International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach dan Ketua Olympic Council of Asia (OCA) Syekh Ahmad al-Fahad al- Sabah di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin siang.
Hadir pula dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendampingi Presiden serta Ketua Inasgoc Erick Thohir. Menurut Presiden, Indonesia punya kelebihan sebagai tuan rumah. Tak hanya dalam soal penyelenggaraan, tetapi juga dari segi partisipasi masyarakat dan relawan yang sangat besar.
Hal itu mendapat apresiasi dari Thomas Bach dan Syekh Ahmad al-Fahad al-Sabah. “Oleh sebab itu Indonesia berencana secepatnya mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade pada tahun 2032,” ujar Presiden seperti dilansir laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Seperti Asian Games, Olimpiade digelar empat tahun sekali. Tahun 2020, Tokyo, Jepang, akan menjadi tuan rumah edisi XXXII (32). Adapun Olimpiade 2024 di rencanakan digelar di Paris, Prancis, dan tahun 2028 di Los Angeles, AS.
Janjikan Kejutan
Inasgoc menjanjikan kejutan pada upacara penutupan yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno malam ini. Meski masih dirahasiakan, upacara penutupan bakal dikemas dengan nuansa persahabatan dan kegembiraan yang tak kalah menarik dari upacara pembukaan pada 18 Agustus lalu.
“Kami akan menggelar upacara penutupan Asian Games sebagai bentuk selebrasi bangsa Asia. Kami akan mengakhiri seluruh pekerjaan kami pada April 2019. Kami ingin sukses administrasi karena banyak penyelenggaraan multicabang olahraga di dunia yang punya persoalan administrasi,” ungkap Ketua Inasgoc Erick Thohir kemarin.
Direktur Opening and Closing Ceremony Inasgoc Hesti Purba mengatakan akan berupaya semaksimal mungkin menutup Asian Games dengan manis. Dia pun men janjikan acara nanti akan menghadirkan kejutaan yang luar biasa.
“Tanpa mengurangi kemeriahan dan sukacita yang ada, jadi lebih banyak selebrasi. Acara ini memang kita persembahkan untuk atlet-atlet itu. Kita siapkan nanti lebih happy dan bersahabat. Kalau yang kemarin kan glamor. Untuk sekarang, lebih pada bagaimana atlet menjalin persahabatan.
Anak muda banget lah, milenial,” ucap Hesti. Dia juga memastikan sejumlah selebritas baik dari dalam negeri maupun luar negeri akan turut memeriahkan upacara penutupan Asian Games 2018 sehingga terkesan lebih sebagai selebrasi.
Hebatnya upacara penutupan ini memiliki pesan yang sangat baik, yaitu persahabatan, persaudaraan, dan perdamaian antarbangsa Asia. “Itulah nilai-nilai olahraga setelah kompetisi.
Kami ingin ending-nya begitu, biar semuanya kesannya manis. Yang pasti ada artis Asia. Sejauh ini kita kan ingin ini untuk tontonan ya. Kita harus akui artis Korea itu banyaklah yang ngetop,” ungkap Hesti mengenai kehadiran boyband asal Korea Selatan, Super Junior dan ikon, serta deretan artis dalam negeri.
Sementara itu sejumlah artis mengungkapkan kesiapannya memberikan penampilan terbaik. Gigi misalnya. Grup band yang digawangi Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramadhan (bas), dan Gusti Henry ini sudah fokus berlatih beberapa hari ini untuk memberikan sajian panggung terbaik.
Mereka akan memedley lagu Terbang dan Rumah Kita milik God Bless yang menggambarkan Indonesia sebagai rumah atlet Indonesia dan Asia. “Persiapan banyak berlatih bareng untuk membuat medley lagu dalam 5 menit menggabungkan lagu Terbang dan Rumah Kita kita aransemen ulang dan buat stand mic buat panitia kolaborasi dalam karya sendiri dan God Bless,” ujar Budjana.
Grup band Ran juga antusias dan bangga bisa tampil memeriahkan panggung upacara penutupan ini karena menambah rekam jejak aksi panggung mereka yang mereka manfaatkan untuk menghadirkan kebahagiaan dan persatuan bagi masyarakat.
”Kami masih rahasiakan mau bawakan lagu apa, tapi yang pasti semua akan menikmati suguhan musik di atas panggung," kata mNino, salah satu personel Ran. Pengarah musik yang juga berperan dalam upacara pembukaan dan penutupan Asian Games Ronald Steven mengatakan, closing ceremony bentuknya akan berfokus seperti konser musik.
“Jadi semacam kita kasih panggung musik apresiasi untuk atlet yang telah bertanding, berjuang membela dan membanggakan negara dengan prestasi dalam bidang olahraga," ungkapnya.
(don)