Frustrasi, Theo Walcott Ternyata Sempat Membenci Sepakbola
A
A
A
LIVERPOOL - Theo Walcott mengatakan bahwa dirinya sempat frustrasi dengan sepakbola lantaran gagal mendapat tempat di skuat Arsenal pada musim 2017/2018. Tapi kemudian dia kembali bersemangat setelah pelatih Everton, Sam Allayrdyce merekrutnya di bursa transfer musim panas 2018.
Walcott yang bergabung dengan Arsenal pada 2006 saat masih berusia 17 tahun sempat memiliki musim musim terbaik di Arsenal. Dia selalu mendapat tempat di skuat inti The Gunners dari peridoe 2006 hingga 2016. Meski kerap dibekap cedera, dia tetap dipercaya menjadi starting line-up ketika dinyatakan pulih 100 persen.
Namun pada musim 2017/2018, Walcottt perlahan disingkirkan dari skuat. Dia terlalu sering keluar masuk klub setelah dibekap cedera serupa. Dia tak lagi mendapat tempat setelah kondisinya pulih total, sebab Alexandre Lacazette yang direkrut di musim itu mampu mengisi tempatnya dengan baik. Walcott yang sebelumnya menjadi anak emas dengan menyumbang 108 gol dalam 397 penampilan dari peridoe 2006-2018 telah disingkirkan Arsenal.
Dia mengalami kesedihan yang luar biasa di akhir musim 2017/2018 dan mengaku sempat ingin mengakhiri karier sebagai pesepakbola. Hingga akhirnya pelatih Sam Allardyce berhasil membakar semangatnya dan memutuskan untuk bergabung dengan Everton di bursa musim panas 2018.
"Saya tidak akan berbohong, saya semakin jatuh cinta dengan sepakbola saat bergabung dengan Arsenal. Karena saya memiliki beberapa penampilan yang bagus, tetapi kemudian tidak mendapat kesempatan untuk bermain," kata Walcott dikutip dari Sky Sport, Jumat (21/9).
"Mencetak lebih dari 100 gol untuk Arsenal adalah pencapaian besar bagi saya pribadi, dan kemudian dalam satu setengah tahun terakhir, saya memiliki masa yang sulit di sana. Saya tidak bisa berbohong, saya nyaris pensiun dan benci sepak bola. Itu sangat sulit, tidak bisa masuk ke tim utama tim karena sering dibekap cedera," terang pria berpostur 175 CM.
"Saya hanya merasa ingin mendapatkan kembali kegemaran sepak bola. Saya sudah merasa saya bukan lagi menjadi bagian Arsenal di kala itu," terang pria berpaspor Inggris.
"Pelatih Sam Allardyce pada saat itu melakukan kontak, dan saya merasa "ya, ini langkah yang tepat untuk saya". Saya mendapat harapan dan kesenangan kembali, dan saya tidak bisa berada di tempat yang lebih bahagia untuk menjadi jujur, saya bermain sepak bola dengan senyum di wajah saya. Saya menjadi cinta sepakbola lagi," pungkasnya
Walcott yang bergabung dengan Arsenal pada 2006 saat masih berusia 17 tahun sempat memiliki musim musim terbaik di Arsenal. Dia selalu mendapat tempat di skuat inti The Gunners dari peridoe 2006 hingga 2016. Meski kerap dibekap cedera, dia tetap dipercaya menjadi starting line-up ketika dinyatakan pulih 100 persen.
Namun pada musim 2017/2018, Walcottt perlahan disingkirkan dari skuat. Dia terlalu sering keluar masuk klub setelah dibekap cedera serupa. Dia tak lagi mendapat tempat setelah kondisinya pulih total, sebab Alexandre Lacazette yang direkrut di musim itu mampu mengisi tempatnya dengan baik. Walcott yang sebelumnya menjadi anak emas dengan menyumbang 108 gol dalam 397 penampilan dari peridoe 2006-2018 telah disingkirkan Arsenal.
Dia mengalami kesedihan yang luar biasa di akhir musim 2017/2018 dan mengaku sempat ingin mengakhiri karier sebagai pesepakbola. Hingga akhirnya pelatih Sam Allardyce berhasil membakar semangatnya dan memutuskan untuk bergabung dengan Everton di bursa musim panas 2018.
"Saya tidak akan berbohong, saya semakin jatuh cinta dengan sepakbola saat bergabung dengan Arsenal. Karena saya memiliki beberapa penampilan yang bagus, tetapi kemudian tidak mendapat kesempatan untuk bermain," kata Walcott dikutip dari Sky Sport, Jumat (21/9).
"Mencetak lebih dari 100 gol untuk Arsenal adalah pencapaian besar bagi saya pribadi, dan kemudian dalam satu setengah tahun terakhir, saya memiliki masa yang sulit di sana. Saya tidak bisa berbohong, saya nyaris pensiun dan benci sepak bola. Itu sangat sulit, tidak bisa masuk ke tim utama tim karena sering dibekap cedera," terang pria berpostur 175 CM.
"Saya hanya merasa ingin mendapatkan kembali kegemaran sepak bola. Saya sudah merasa saya bukan lagi menjadi bagian Arsenal di kala itu," terang pria berpaspor Inggris.
"Pelatih Sam Allardyce pada saat itu melakukan kontak, dan saya merasa "ya, ini langkah yang tepat untuk saya". Saya mendapat harapan dan kesenangan kembali, dan saya tidak bisa berada di tempat yang lebih bahagia untuk menjadi jujur, saya bermain sepak bola dengan senyum di wajah saya. Saya menjadi cinta sepakbola lagi," pungkasnya
(nug)