Dua Tahun di Porto, Iker Casillas Rindu Pulang ke Madrid
A
A
A
Reputasi Iker Casillas di pentas sepak Eropa belum sepenuhnya memudar. Penjaga gawang FC Porto tersebut kembali menjadi perbincangan publik berkat prestasi gemilangnya.
Keberhasilan Porto mengalahkan Galatasaray 3-2 di Turk Telekom Stadyumu, Rabu (12/12), terasa begitu istimewa bagi Casillas. Itu merupakan kemenangan ke-100-nya di Liga Champions.
Casillas menjadi pemain kedua sepanjang sejarah Liga Champions yang mampu melakukannya setelah mantan rekan satu timnya di Real Madrid, Cristiano Ronaldo.
Perjalanan Casillas mencapai kemenangan ke-100 tentu tidak bisa dilepaskan dari Madrid. Bersama Los Blancos, dia memulai karier hingga menjadi salah satu penjaga gawang terbaik dunia.
Tercatat, Casillas sukses mempersembahkan 19 gelar di level domestik maupun Eropa, termasuk tiga gelar Liga Champions di musim 1999/2000, 2001/2002, dan 2013/2014. Alasan itu membuat rasa cinta Casillas terhadap Madrid tidak pernah luntur.
Dia mengatakan kembali ke Madrid bisa saja terwujud di masa mendatang. “Apakah saya ingin menjadi Presiden Madrid? Saya tidak menginginkannya. Tapi, saya akan sangat senang bisa kembali ke sana, tempat di mana saya memulai dan meraih segalanya.
Masa depan? Saya selalu berubah-ubah setiap enam bulan sekali sehingga apapun bisa terjadi,” ungkap Casillas dilansir calciomercato.com. Cerita indah Casillas berakhir pada musim 2014/2015. Bos Madrid, saat itu Jose Mourinho, menjualnya pada musim panas 2015/2016 sebelum akhirnya bergabung dengan Porto.
Casillas telah disingkirkan dari tim utama sejak pertengahan musim 2012/2013. Itu dilatar belakangi kekecewaan Mou terhadap Casillas yang membocorkan persoalan di ruang ganti ke media. The Special One juga tidak senang karena sang pemain dekat dengan pilar Barcelona yang notabene rival abadi Real Madrid.
“Ini tidak bagus bagi Mou, untuk saya atau pun klub. Saya pikir, jika terjadi saat ini, saya akan mengambil banteng dan tanduknya kemudian menghadapinya. Saat itu, saya memilih diam, saya pikir itu adalah cara terbaik menghormati Madrid,” tuturnya.
Terlepas dari perpisahan yang kurang ideal bersama Real Madrid, Casillas mengaku bahagia bersama FC Porto. Penjaga gawang berusia 37 tahun itu bertekad memberikan seluruh kemampuan terbaik, baik di domestik maupun Liga Champions.
Dengan susah payah Casillas dkk menumbangkan Galatasaray. Tiga gol Felipe Agusto (17), Moussa Merenga (42 pen), dan Sergio Oliviera (57). Tuan rumah memperkecil kedudukan melalui gol-gol dari Sofiane Feghouli (45+1) dan Eren Derdiyok (65).
Kemenangan atas Galatasaray memastikan tim berjuluk Dragoes tersebut lolos sebagai juara Grup D. “Saya hanya mencoba menikmati setiap laga karena saya tidak tahu di mana ini semua akan berakhir. Saya ingin selalu menikmati laga demi laga bersama Porto,” katanya.
Keberhasilan Porto mengalahkan Galatasaray 3-2 di Turk Telekom Stadyumu, Rabu (12/12), terasa begitu istimewa bagi Casillas. Itu merupakan kemenangan ke-100-nya di Liga Champions.
Casillas menjadi pemain kedua sepanjang sejarah Liga Champions yang mampu melakukannya setelah mantan rekan satu timnya di Real Madrid, Cristiano Ronaldo.
Perjalanan Casillas mencapai kemenangan ke-100 tentu tidak bisa dilepaskan dari Madrid. Bersama Los Blancos, dia memulai karier hingga menjadi salah satu penjaga gawang terbaik dunia.
Tercatat, Casillas sukses mempersembahkan 19 gelar di level domestik maupun Eropa, termasuk tiga gelar Liga Champions di musim 1999/2000, 2001/2002, dan 2013/2014. Alasan itu membuat rasa cinta Casillas terhadap Madrid tidak pernah luntur.
Dia mengatakan kembali ke Madrid bisa saja terwujud di masa mendatang. “Apakah saya ingin menjadi Presiden Madrid? Saya tidak menginginkannya. Tapi, saya akan sangat senang bisa kembali ke sana, tempat di mana saya memulai dan meraih segalanya.
Masa depan? Saya selalu berubah-ubah setiap enam bulan sekali sehingga apapun bisa terjadi,” ungkap Casillas dilansir calciomercato.com. Cerita indah Casillas berakhir pada musim 2014/2015. Bos Madrid, saat itu Jose Mourinho, menjualnya pada musim panas 2015/2016 sebelum akhirnya bergabung dengan Porto.
Casillas telah disingkirkan dari tim utama sejak pertengahan musim 2012/2013. Itu dilatar belakangi kekecewaan Mou terhadap Casillas yang membocorkan persoalan di ruang ganti ke media. The Special One juga tidak senang karena sang pemain dekat dengan pilar Barcelona yang notabene rival abadi Real Madrid.
“Ini tidak bagus bagi Mou, untuk saya atau pun klub. Saya pikir, jika terjadi saat ini, saya akan mengambil banteng dan tanduknya kemudian menghadapinya. Saat itu, saya memilih diam, saya pikir itu adalah cara terbaik menghormati Madrid,” tuturnya.
Terlepas dari perpisahan yang kurang ideal bersama Real Madrid, Casillas mengaku bahagia bersama FC Porto. Penjaga gawang berusia 37 tahun itu bertekad memberikan seluruh kemampuan terbaik, baik di domestik maupun Liga Champions.
Dengan susah payah Casillas dkk menumbangkan Galatasaray. Tiga gol Felipe Agusto (17), Moussa Merenga (42 pen), dan Sergio Oliviera (57). Tuan rumah memperkecil kedudukan melalui gol-gol dari Sofiane Feghouli (45+1) dan Eren Derdiyok (65).
Kemenangan atas Galatasaray memastikan tim berjuluk Dragoes tersebut lolos sebagai juara Grup D. “Saya hanya mencoba menikmati setiap laga karena saya tidak tahu di mana ini semua akan berakhir. Saya ingin selalu menikmati laga demi laga bersama Porto,” katanya.
(don)