Vinales Mencari Psikolog Olahraga dan Bicara Ukuran Motor
A
A
A
CATALUNYA - Maverick Vinales sedang dipusingkan dengan kegiatan barunya yakni mencari seorang psikolog olahraga untuk bekerja pada kekuatan mental dan konsentrasi. Menurutnya, itu tidak akan mudah menemukannya karena ia harus mengerti kepribadiannya juga.
"Itu tidak akan mudah, karena saya harus menemukan orang baik yang mengerti saya. Terkadang saya tidak terlalu fokus, itulah yang harus saya kerjakan. Saya adalah tipe orang yang selalu ingin meningkatkan, dan jika saya menemukan seorang psikolog olahraga yang baik, maka saya pasti dapat banyak meningkatkan," kata Vinales dikutip dari Speedweek, Minggu (13/1/2018).
Vinales menambahkan para pembalap cenderung mengabaikan masalah kebugaran. Dikatakannya, jika peserta balap terus disibukkan dengan jadwal balapan dan mereka mengesampingkan kondisinya, maka itu sangat berpengaruh pada balapan berikutnya.
Menjaga motivasi merupakan hal yang sangat diperhitungkan Vinales. Dia mencontohkan saat dirinya menjalani balapan pembuka MotoGP di Grand Qatar musim lalu. Saat itu Vinales gagal pertahankan statusnya sebagai juara bertahan setelah tergelincir di posisi keenam.
"Jika saya sedikit lebih termotivasi dan akan menantikan hari berikutnya, maka mungkin saya akan finis kedua di klasemen kejuaraan grand prix," sesal Vinales.
Saat ini Vinales sedang memersiapkan tunggangannya agar tampil lebih kompetitif di musim ini. Jelang bergulirnya seri pertama di Qatar pada Maret mendatang, juara dunia Moto3 2013 itu memantik perseteruan dengan rekan setimnya Valentino Rossi.
Episode pertama dari perseteruan ini terjadi setelah Vinales menolak motor tunggangannya yang disesuaikan dengan postur tubuh Rossi. Belakangan pembalap asal Spanyol itu meminta para kru tim Yamaha untuk menyediakan motor yang lebih kecil atau disesuaikan dengan tubuhnya.
"Tentu saja, perbedaan ukuran dan berat memainkan peran utama. Dari awal, saya meminta Yamaha untuk memberikan motor yang lebih kecil karena motor yang saya kendarai saat ini terlalu besar untuk saya. Saya tidak ingin berbagi ide dengan Rossi," beber Vinales.
"Itu tidak akan mudah, karena saya harus menemukan orang baik yang mengerti saya. Terkadang saya tidak terlalu fokus, itulah yang harus saya kerjakan. Saya adalah tipe orang yang selalu ingin meningkatkan, dan jika saya menemukan seorang psikolog olahraga yang baik, maka saya pasti dapat banyak meningkatkan," kata Vinales dikutip dari Speedweek, Minggu (13/1/2018).
Vinales menambahkan para pembalap cenderung mengabaikan masalah kebugaran. Dikatakannya, jika peserta balap terus disibukkan dengan jadwal balapan dan mereka mengesampingkan kondisinya, maka itu sangat berpengaruh pada balapan berikutnya.
Menjaga motivasi merupakan hal yang sangat diperhitungkan Vinales. Dia mencontohkan saat dirinya menjalani balapan pembuka MotoGP di Grand Qatar musim lalu. Saat itu Vinales gagal pertahankan statusnya sebagai juara bertahan setelah tergelincir di posisi keenam.
"Jika saya sedikit lebih termotivasi dan akan menantikan hari berikutnya, maka mungkin saya akan finis kedua di klasemen kejuaraan grand prix," sesal Vinales.
Saat ini Vinales sedang memersiapkan tunggangannya agar tampil lebih kompetitif di musim ini. Jelang bergulirnya seri pertama di Qatar pada Maret mendatang, juara dunia Moto3 2013 itu memantik perseteruan dengan rekan setimnya Valentino Rossi.
Episode pertama dari perseteruan ini terjadi setelah Vinales menolak motor tunggangannya yang disesuaikan dengan postur tubuh Rossi. Belakangan pembalap asal Spanyol itu meminta para kru tim Yamaha untuk menyediakan motor yang lebih kecil atau disesuaikan dengan tubuhnya.
"Tentu saja, perbedaan ukuran dan berat memainkan peran utama. Dari awal, saya meminta Yamaha untuk memberikan motor yang lebih kecil karena motor yang saya kendarai saat ini terlalu besar untuk saya. Saya tidak ingin berbagi ide dengan Rossi," beber Vinales.
(sha)