Ini Ceritanya Mengapa Supercoppa Italiana Digelar di Arab Saudi
A
A
A
JEDAH - Keputusan otoritas sepak bola Italia menyetujui Supercoppa Italiana digelar di Arab Saudi sempat memicu kontroversi. Langkah Arab Saudi dituding hanya untuk menutupi kasus kematian seorang jurnalis Jamal Khashoggi.
Meski Supercoppa Italiana bermain di negara asing, memang bukan hal yang baru. Sebelumnya, Amerika Serikat (1993, 2003), Libya (2002), China (2009, 2011, 2012, 2015), dan Qatar (2014, 2016) pernah menggelar laga itu. Nantinya, pertarungan Juventus menghadapi AC Milan di Jeddah akan menjadi yang keenam dalam 10 tahun Supercoppa Italiana ditetapkan di luar Eropa.
Bahkan, Arab Saudi dipastikan menjadi tuan rumah untuk tiga tahun ke depan setelah menjalin kesepakatan 20 juta euro. Namun, perjanjian yang dibuat dengan Otoritas Olahraga Umum (GSA) Arab Saudi sempat terganggu pada Oktober tahun lalu, tepatnya saat Arab Saudi tengah diguncang kasus Khashoggi.
Pada November lalu, Presiden Seri A Gaetano Micciche menghubungi duta besar Italia di Riyadh untuk membahas apakah harus memindahkan pertandingan atau tidak. Namun, mereka mendapatkan saran tidak melakukannya. Karena itu, pertandingan tersebut akhirnya akan terlaksana di Stadion King Abdullah Sports City, dini hari nanti.
“Arab Saudi adalah mitra dagang terbesar Italia di Timur Tengah. Ada lusinan perusahaan penting Italia berdagang dan memiliki pangkalan di sana. Hal ini tidak ada hubungan dengan pembunuhan Khashoggi,” ungkap Micciche. Alasan lain, FIFA UEFA dan Konfederasi Asia sudah menyetujui turnamen digelar di Jeddah.
“Kami akan memainkan pertandingan di negara dengan undang-undang sendiri, yang dibuat selama bertahuntahun,” tandas Micciche. Dengan masalah itu selesai, kontroversi lainnya kembali terjadi di pertandingan ini.
Seri A merilis rincian tiket pada awal tahun ini dan mengungkapkan bahwa sebagian besar stadion akan terlarang bagi wanita, yang hanya diizinkan di dalam area keluarga yang ditentukan. Namun, Micciche bersikeras hal itu. Dia menilai menggelar pertandingan di Jeddah adalah perkembangan yang positif untuk sepak bola di Arab Saudi.
“Supercoppa akan turun dalam sejarah sebagai kompetisi sepak bola internasional resmi pertama yang diizinkan untuk ditonton langsung oleh wanita Saudi. Kami berupaya memastikan bahwa dalam pertandingan berikutnya wanita akan dapat mengakses semua bagian stadion,” ungkapnya. Super Coppa 2019 akan menjadi edisi ke-31.
Pemenang Seri A dan Coppa Italia dari musim sebelumnya. Juventus dan Milan sama-sama mengincar rekor untuk memenangkan Super Ccoppa paling banyak dalam sejarah Italia. Sampai saat ini keduanya masing-masing sudah mengangkat trofi tujuh kali.
Meski Supercoppa Italiana bermain di negara asing, memang bukan hal yang baru. Sebelumnya, Amerika Serikat (1993, 2003), Libya (2002), China (2009, 2011, 2012, 2015), dan Qatar (2014, 2016) pernah menggelar laga itu. Nantinya, pertarungan Juventus menghadapi AC Milan di Jeddah akan menjadi yang keenam dalam 10 tahun Supercoppa Italiana ditetapkan di luar Eropa.
Bahkan, Arab Saudi dipastikan menjadi tuan rumah untuk tiga tahun ke depan setelah menjalin kesepakatan 20 juta euro. Namun, perjanjian yang dibuat dengan Otoritas Olahraga Umum (GSA) Arab Saudi sempat terganggu pada Oktober tahun lalu, tepatnya saat Arab Saudi tengah diguncang kasus Khashoggi.
Pada November lalu, Presiden Seri A Gaetano Micciche menghubungi duta besar Italia di Riyadh untuk membahas apakah harus memindahkan pertandingan atau tidak. Namun, mereka mendapatkan saran tidak melakukannya. Karena itu, pertandingan tersebut akhirnya akan terlaksana di Stadion King Abdullah Sports City, dini hari nanti.
“Arab Saudi adalah mitra dagang terbesar Italia di Timur Tengah. Ada lusinan perusahaan penting Italia berdagang dan memiliki pangkalan di sana. Hal ini tidak ada hubungan dengan pembunuhan Khashoggi,” ungkap Micciche. Alasan lain, FIFA UEFA dan Konfederasi Asia sudah menyetujui turnamen digelar di Jeddah.
“Kami akan memainkan pertandingan di negara dengan undang-undang sendiri, yang dibuat selama bertahuntahun,” tandas Micciche. Dengan masalah itu selesai, kontroversi lainnya kembali terjadi di pertandingan ini.
Seri A merilis rincian tiket pada awal tahun ini dan mengungkapkan bahwa sebagian besar stadion akan terlarang bagi wanita, yang hanya diizinkan di dalam area keluarga yang ditentukan. Namun, Micciche bersikeras hal itu. Dia menilai menggelar pertandingan di Jeddah adalah perkembangan yang positif untuk sepak bola di Arab Saudi.
“Supercoppa akan turun dalam sejarah sebagai kompetisi sepak bola internasional resmi pertama yang diizinkan untuk ditonton langsung oleh wanita Saudi. Kami berupaya memastikan bahwa dalam pertandingan berikutnya wanita akan dapat mengakses semua bagian stadion,” ungkapnya. Super Coppa 2019 akan menjadi edisi ke-31.
Pemenang Seri A dan Coppa Italia dari musim sebelumnya. Juventus dan Milan sama-sama mengincar rekor untuk memenangkan Super Ccoppa paling banyak dalam sejarah Italia. Sampai saat ini keduanya masing-masing sudah mengangkat trofi tujuh kali.
(don)