Jejak Prestasi Benitez di Liverpool dan Peristiwa Kelam 2009
A
A
A
NEWCASTLE - Rafael Benitez masih menyimpan foto yang dikirim pendukung Liverpool setelah Newcastle United mengalahkan Manchester City pada lanjutan Liga Inggris, Januari lalu. Ada dua kata yang tergambar dalam foto yang ditulis dalam huruf besar di salju, di jalan Merseyside, yakni Ta Rafa.
Pendukung Liverpool tentunya sangat senang ketika anak asuh Benitez mengalahkan City dengan skor 2-1. Hingga saat ini, klub berjuluk The Magpies menggarisbawahi namanya sebagai tim terakhir yang mengalahkan pimpinan klasemen Liga Inggris.
Tapi pada laga krusial yang berlangsung di St. James' Park, Minggu (5/5/2019) dini hari WIB, dukungan untuk mantan pelatih tidak akan dirasakan Benitez. Pasalnya, suporter Liverpool sangat menginginkan tiga poin untuk mengakhiri puasa gelar sejak 1989/1990.
Ya, Liverpool saat ini sedang menghadapi periode sulit menjelang penutupan musim 2018/2019. Betapa tidak, The Reds diwajibkan meraih enam poin dari dua laga tersisa demi sebuah gelar juara.
Benitez paham betul situasi yang tengah dihadapi Liverpool. Maklum, dia pernah membela Si Merah dan nyaris membawa gelar jika saja Manchester United tidak merusaknya. Pasalnya, Setan Merah yang pada akhirnya keluar sebagai juara Liga Inggris 2008/2009 dengan terpaut empat angka.
Selama berada di bawah arahan Benitez, Liverpool hanya dua kali menelan kekalahan. Tapi seperti City yang mengancam gelar juara Liverpool tahun ini, United saat masih dilatih Sir Alex Ferguson terbukti terlalu kuat, sehingga puasa gelar pun berlanjut.
Artinya, jauh sebelum Juergen Klopp merasakan ketegangan, Benitez sudah lebih dulu mengalaminya. Dengan kata lain, akankah peristiwa 2009 kembali terulang tahun ini?
"Apa pun yang terjadi, Liverpool adalah salah satu tim terbaik di dunia. Kami beruntung menghentikan City di kandang sehingga kami akan melihat apa yang terjadi melawan Liverpool. Tetapi jika mereka bermain dengan yang terbaik maka itu akan sulit bagi kami," kata Benitez dikutip dari DailyMail, Sabtu (4/5).
Benitez bagaimanapun akan mendapat sorotan penuh dari suporter Liverpool. Tak hanya meninggalkan jejak prestasi bersama Si Merah, dia juga diketahui masih memiliki rumah di Merseyside.
"Terkadang tim lain hanya lebih kuat. Cukup adil. Anda harus mencoba dan melakukan yang lebih baik tahun depan. Saya tahu apa artinya bagi orang-orang di Inggris untuk memenangkan liga dan di Liverpool para penggemar ingin melihat tim memenangkan trofi."
"Beberapa orang akan berkata "Anda harus memenangkan liga". Tapi mungkin Anda tidak bisa karena tim lain lebih kuat atau mereka memiliki pasukan yang lebih besar atau lebih banyak uang," pungkas Benitez.
Perbedaan Liverpool Musim 2008/2009 dan 2018/2019
Rafael Benitez 2008/2009
77 gol
763 Tendangan
224 Mengarah ke Gawang
Klasemen Akhir 2008/2009
1. Manchester United 90 Poin
2. Liverpool 86 Poin
3. Chelsea 83 Poin
Juergen Klopp 2018/2019
84 Gol
551 Tendangan
217 Mengarah ke Gawang
Klasemen 2018/2019 Tersisa Dua Laga
1. Manchester City 92 Poin
2. Liverpool 91 Poin
3. Tottenham Hotspur 70 Poin
Pendukung Liverpool tentunya sangat senang ketika anak asuh Benitez mengalahkan City dengan skor 2-1. Hingga saat ini, klub berjuluk The Magpies menggarisbawahi namanya sebagai tim terakhir yang mengalahkan pimpinan klasemen Liga Inggris.
Tapi pada laga krusial yang berlangsung di St. James' Park, Minggu (5/5/2019) dini hari WIB, dukungan untuk mantan pelatih tidak akan dirasakan Benitez. Pasalnya, suporter Liverpool sangat menginginkan tiga poin untuk mengakhiri puasa gelar sejak 1989/1990.
Ya, Liverpool saat ini sedang menghadapi periode sulit menjelang penutupan musim 2018/2019. Betapa tidak, The Reds diwajibkan meraih enam poin dari dua laga tersisa demi sebuah gelar juara.
Benitez paham betul situasi yang tengah dihadapi Liverpool. Maklum, dia pernah membela Si Merah dan nyaris membawa gelar jika saja Manchester United tidak merusaknya. Pasalnya, Setan Merah yang pada akhirnya keluar sebagai juara Liga Inggris 2008/2009 dengan terpaut empat angka.
Selama berada di bawah arahan Benitez, Liverpool hanya dua kali menelan kekalahan. Tapi seperti City yang mengancam gelar juara Liverpool tahun ini, United saat masih dilatih Sir Alex Ferguson terbukti terlalu kuat, sehingga puasa gelar pun berlanjut.
Artinya, jauh sebelum Juergen Klopp merasakan ketegangan, Benitez sudah lebih dulu mengalaminya. Dengan kata lain, akankah peristiwa 2009 kembali terulang tahun ini?
"Apa pun yang terjadi, Liverpool adalah salah satu tim terbaik di dunia. Kami beruntung menghentikan City di kandang sehingga kami akan melihat apa yang terjadi melawan Liverpool. Tetapi jika mereka bermain dengan yang terbaik maka itu akan sulit bagi kami," kata Benitez dikutip dari DailyMail, Sabtu (4/5).
Benitez bagaimanapun akan mendapat sorotan penuh dari suporter Liverpool. Tak hanya meninggalkan jejak prestasi bersama Si Merah, dia juga diketahui masih memiliki rumah di Merseyside.
"Terkadang tim lain hanya lebih kuat. Cukup adil. Anda harus mencoba dan melakukan yang lebih baik tahun depan. Saya tahu apa artinya bagi orang-orang di Inggris untuk memenangkan liga dan di Liverpool para penggemar ingin melihat tim memenangkan trofi."
"Beberapa orang akan berkata "Anda harus memenangkan liga". Tapi mungkin Anda tidak bisa karena tim lain lebih kuat atau mereka memiliki pasukan yang lebih besar atau lebih banyak uang," pungkas Benitez.
Perbedaan Liverpool Musim 2008/2009 dan 2018/2019
Rafael Benitez 2008/2009
77 gol
763 Tendangan
224 Mengarah ke Gawang
Klasemen Akhir 2008/2009
1. Manchester United 90 Poin
2. Liverpool 86 Poin
3. Chelsea 83 Poin
Juergen Klopp 2018/2019
84 Gol
551 Tendangan
217 Mengarah ke Gawang
Klasemen 2018/2019 Tersisa Dua Laga
1. Manchester City 92 Poin
2. Liverpool 91 Poin
3. Tottenham Hotspur 70 Poin
(sha)