The Power of Salah dan Kekuatan Doa Liverpudlian Muslim
A
A
A
LIVERPOOL - Mohamed Salah atau Mo Salah bagi suporter Liverpool adalah segalanya. Terlebih bagi suporter Liverpool yang muslim. Adakah hubungan kekuatan doa fans muslim dengan prestasi Liverpool? Sepak terjang Salah yang berkilau bersama The Reds di musim 2017-2018 menjadi titik awal Liverpudlian --suporter Liverpool--jatuh hati kepadanya.
Mereka jatuh cinta kepada prestasi dan kepribadian superstar asal Mesir tersebut. Segala hal yang dilakukan Mo Salah menjadi panutan bagi para suporter The Reds. Terutama bagi suporter Liverpool yang Muslim.
Lantas, apakah ke-Islam-an Mo Salah membangkitkan antusiasme fans muslim? Apakah The Power of Salah bisa memunculkan The Power of Islam Liverpudlian Muslim dalam mendukung Liverpool? Efek prestasi dan pribadi Salah yang dikenal taat agama membuat semakin banyak pendukung Liverpool yang Muslim membanjiri Stadion Anfield.Mereka berduyun-duyun datang ke Anfield untuk mendukung Salah. Sehingga ketika Liverpool berada dalam kondisi susah atau senang, para suporter muslim akan berdoa. Ketika Liverpool dalam posisi terjepit, mereka secara berjamaah tanpa komando akan mendoakan Salah tampil bagus dan membawa kemenangan untuk Liverpool.
Seperti halnya ketika posisi Liverpool dalam kondisi di ujung tanduk saat melawan Barcelona di leg kedua semifinal Liga Champions, Rabu (8/5) dini hari WIB. The Reds membutuhkan empat gol untuk lolos ke final. Sebuah misi yang sangat sulit dicapai di tengah menggilanya Barcelona.
Namun, ketika doa para suporter muslim dilangitkan secara bersama, sungguh sebuah keajaiban telah terjadi di Anfield. Kendati bermain tanpa Salah yang absen karena mengalami gegar otak, The Reds mampu membuat comeback menakjubkan.
Salah tetap hadir memberikan dukungan kepada rekan-rekannya yang bertarung antara hidup atau mati. Salah hadir di Anfield dengan mengenakan kaus hitam bertulisan Never Give Up. Sebuah pesan yang ditujukan kepada rekan-rekannya untuk tidak pernah menyerah hingga peluit wasit tanda berakhirnya pertandingan 2x45 menit dibunyikan.
Magic! Di lapangan, para pemain Liverpool tampil menggila. Dua gol dari Divock Origi dan dua gol dari Georginio Wijnaldum menjadi jawaban atas doa suporter muslim Liverpool. Empat gol tanpa balas itu membalikkan situasi Liverpool lolos ke final Liga Champions untuk kedua kalinya secara beruntun dengan agregat 4-3. Keajaiban itu juga andil dari doa para Liverpudlian Muslim di mana pun berada.
Tidak hanya Liverpudlian Muslim. Fenomena yang terjadi saat ini di Liverpool, banyak suporter nonmuslim yang jatuh cinta kepada Salah. Nah, saking cintanya kepada Salah, mereka pun sampai-sampai membuat video yel-yel yang sempat viral berjudul ’’Aku pun akan menjadi Muslim.’’
Ya, lirik yel-yel yang mengadopsi lagu ’Good Enough’ milik band Dodgy ditujukan untuk mendukung idolanya, Salah saat beraksi di lapangan hijau. Mereka menjadikan agama yang dianut Salah menjadi bahan sanjungan di lapangan.
If he’s good enough for you
He’s good enough for me.
If he scores another few
Then I’ll be Muslim too!
If he’s good enough for you
He’s good enough for me
Sitting in the mosque
That’s where I wanna be!
Mo-Salah - la-la-la
la-la-la-la-la-la-la
Jika dia cukup baik untukmu dia cukup baik untukku
Jika dia mencetak gol, gol, baru aku pun akan menjadi Muslim juga!
Duduk di Masjid di situ lah ku ingin berada!
Fenomena Salah memang membuat citra Islam di Inggris semakin baik. Masjid di sekitar Liverpool semakin ramai dihadiri umat muslim karena faktor Salah. Bahkan, banyak juga suporter Liverpool yang mualaf karena Salah.
Fasilitas tempat salat di Anfield menarik semakin banyak kaum Muslim untuk menonton Liverpool. Jumlah suporter Liverpool yang Muslim yang memakai ruang salat itu semakin banyak. Ketika Liverpool bermain, ketika Salah turun ke lapangan hijau, doa-doa untuk kemenangan Liverpool turut dilangitkan para suporter Muslim di mana pun berada. Jadi, tidak heran jika The Power of Salah melahirkan The Power of Islam ketika mendukung Liverpool. Salah, You'll Never Walk Alone.
Mereka jatuh cinta kepada prestasi dan kepribadian superstar asal Mesir tersebut. Segala hal yang dilakukan Mo Salah menjadi panutan bagi para suporter The Reds. Terutama bagi suporter Liverpool yang Muslim.
Lantas, apakah ke-Islam-an Mo Salah membangkitkan antusiasme fans muslim? Apakah The Power of Salah bisa memunculkan The Power of Islam Liverpudlian Muslim dalam mendukung Liverpool? Efek prestasi dan pribadi Salah yang dikenal taat agama membuat semakin banyak pendukung Liverpool yang Muslim membanjiri Stadion Anfield.Mereka berduyun-duyun datang ke Anfield untuk mendukung Salah. Sehingga ketika Liverpool berada dalam kondisi susah atau senang, para suporter muslim akan berdoa. Ketika Liverpool dalam posisi terjepit, mereka secara berjamaah tanpa komando akan mendoakan Salah tampil bagus dan membawa kemenangan untuk Liverpool.
Seperti halnya ketika posisi Liverpool dalam kondisi di ujung tanduk saat melawan Barcelona di leg kedua semifinal Liga Champions, Rabu (8/5) dini hari WIB. The Reds membutuhkan empat gol untuk lolos ke final. Sebuah misi yang sangat sulit dicapai di tengah menggilanya Barcelona.
Namun, ketika doa para suporter muslim dilangitkan secara bersama, sungguh sebuah keajaiban telah terjadi di Anfield. Kendati bermain tanpa Salah yang absen karena mengalami gegar otak, The Reds mampu membuat comeback menakjubkan.
Salah tetap hadir memberikan dukungan kepada rekan-rekannya yang bertarung antara hidup atau mati. Salah hadir di Anfield dengan mengenakan kaus hitam bertulisan Never Give Up. Sebuah pesan yang ditujukan kepada rekan-rekannya untuk tidak pernah menyerah hingga peluit wasit tanda berakhirnya pertandingan 2x45 menit dibunyikan.
Magic! Di lapangan, para pemain Liverpool tampil menggila. Dua gol dari Divock Origi dan dua gol dari Georginio Wijnaldum menjadi jawaban atas doa suporter muslim Liverpool. Empat gol tanpa balas itu membalikkan situasi Liverpool lolos ke final Liga Champions untuk kedua kalinya secara beruntun dengan agregat 4-3. Keajaiban itu juga andil dari doa para Liverpudlian Muslim di mana pun berada.
Tidak hanya Liverpudlian Muslim. Fenomena yang terjadi saat ini di Liverpool, banyak suporter nonmuslim yang jatuh cinta kepada Salah. Nah, saking cintanya kepada Salah, mereka pun sampai-sampai membuat video yel-yel yang sempat viral berjudul ’’Aku pun akan menjadi Muslim.’’
Ya, lirik yel-yel yang mengadopsi lagu ’Good Enough’ milik band Dodgy ditujukan untuk mendukung idolanya, Salah saat beraksi di lapangan hijau. Mereka menjadikan agama yang dianut Salah menjadi bahan sanjungan di lapangan.
If he’s good enough for you
He’s good enough for me.
If he scores another few
Then I’ll be Muslim too!
If he’s good enough for you
He’s good enough for me
Sitting in the mosque
That’s where I wanna be!
Mo-Salah - la-la-la
la-la-la-la-la-la-la
Jika dia cukup baik untukmu dia cukup baik untukku
Jika dia mencetak gol, gol, baru aku pun akan menjadi Muslim juga!
Duduk di Masjid di situ lah ku ingin berada!
Fenomena Salah memang membuat citra Islam di Inggris semakin baik. Masjid di sekitar Liverpool semakin ramai dihadiri umat muslim karena faktor Salah. Bahkan, banyak juga suporter Liverpool yang mualaf karena Salah.
Fasilitas tempat salat di Anfield menarik semakin banyak kaum Muslim untuk menonton Liverpool. Jumlah suporter Liverpool yang Muslim yang memakai ruang salat itu semakin banyak. Ketika Liverpool bermain, ketika Salah turun ke lapangan hijau, doa-doa untuk kemenangan Liverpool turut dilangitkan para suporter Muslim di mana pun berada. Jadi, tidak heran jika The Power of Salah melahirkan The Power of Islam ketika mendukung Liverpool. Salah, You'll Never Walk Alone.
(aww)