Raih Penghargaan Pichichi Keenam, Messi Sejajar Telmo Zarra
A
A
A
EIBAR - Kepergian Cristiano Ronaldo (CR7) musim panas lalu membuat Primera Liga dikuasai Lionel Messi. Dominasinya membuat kompetisi elite Spanyol tersebut pantas disebut “Leo Liga”. Sepasang golnya pada menit ke-31 dan 32 saat Barca ditahan Eibar 2-2, Minggu (19/5), semakin mempertegas cengkeraman kekuasaan Messi.
Bintang asal Argentina itu menjadi pencetak gol terbanyak (pichichi) Primera Liga musim ini dengan 36 gol, mengungguli rekan setimnya, Luis Suarez, dan bomber Real Madrid Karim Benzema (21 gol). Ini merupakan gelar pencetak gol terbanyak keenam Messi setelah musim 2009/2010, 2011/2012, 2012/2013, 2016/2017, dan 2017/2018.
Dia kini sejajar dengan torehan 66 tahun milik legenda Athletic Bilbao Telmo Zarra (1944/1945, 1945/1946, 1946/1947, 1949/1950, 1950/1951, 1952/1953). Hebatnya, Messi juga unggul dalam segala aspek statistik.
Dia berada di urutan teratas di antaranya dalam assist(13), total tembakan (171), tembakan tepat sasaran (87), membuat peluang (92), peluang dari open play(78), peluang besar menjadi gol (34), sering dilanggar lawan (29), gol dari dalam kotak penalti (9), gol tendangan bebas langsung (6), braces(7), hattrick(3), membentur tiang (10), passing di sepertiga akhir (1.139).
Konsistensi Messi mencetak gol turut menjadi sorotan karena untuk enam musim secara beruntun pemain bernomor 10 itu selalu mencetak 50 gol atau lebih di semua kompetisi. Dia kini berpeluang meraih sepatu emas Eropa keenam kali setelah 2009/2010, 2011/2012, 2012/2013, 2016/2017, dan 2017/2018. Messi mengungguli penyerang Paris Saint-Germain (PSG) Kylian Mbappe (32 gol) dan bomber veteran UC Sampdoria Fabio Quagliarella (26 gol).
Berbagai rekor yang ditorehkan Messi semakin membuktikan perannya di Barca begitu krusial. Meski hanya mendapatkan satu poin melawan Eibar, Pelatih Ernesto Valverde tidak terlalu kecewa. Dia menilai Eibar tidak memiliki kepentingan apa pun sehingga tampil lepas dan bermain dengan intensitas tinggi.
Beberapa kesalahan Blaugrana bahkan dimaksimalkan sang tuan rumah menjadi gol yang disumbangkan Marc Cucurella (20) dan Pablo de Blasis (45). “Kami mencoba mengukur intensitas permainan dan kami bagus di babak pertama. Tapi, di babak kedua, kami tidak bisa mengatasi tekanan. Kami memiliki lebih sedikit peluang dan melakukan kesalahan berbahaya. Eibar begitu nyaman karena tidak ada kepentingan lagi,” papar Valverde, dilansir Marca.
Dia justru menilai Barca mendapatkan pelajaran berharga agar kesalahan-kesalahan elementer tidak terjadi saat menghadapi Valencia di final Copa del Rey yang berlangsung di Estadio Benito Villamarin, Minggu (26/5) dini hari.
Juru taktik berusia 55 tahun tersebut mengonfirmasi penjaga gawang Marc-Andre Ter Stegen akan kembali menjadi starter melawan Valencia, sedangkan Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele diragukan. “Semua laga dijadikan sebagai ujian. Tapi, final Copa del Rey akan berbeda karena tim yang kami hadapi juga berbeda. Kami siap menghadapi Valencia dan bertekad membawa pulang gelar,” tandasnya.
Bintang asal Argentina itu menjadi pencetak gol terbanyak (pichichi) Primera Liga musim ini dengan 36 gol, mengungguli rekan setimnya, Luis Suarez, dan bomber Real Madrid Karim Benzema (21 gol). Ini merupakan gelar pencetak gol terbanyak keenam Messi setelah musim 2009/2010, 2011/2012, 2012/2013, 2016/2017, dan 2017/2018.
Dia kini sejajar dengan torehan 66 tahun milik legenda Athletic Bilbao Telmo Zarra (1944/1945, 1945/1946, 1946/1947, 1949/1950, 1950/1951, 1952/1953). Hebatnya, Messi juga unggul dalam segala aspek statistik.
Dia berada di urutan teratas di antaranya dalam assist(13), total tembakan (171), tembakan tepat sasaran (87), membuat peluang (92), peluang dari open play(78), peluang besar menjadi gol (34), sering dilanggar lawan (29), gol dari dalam kotak penalti (9), gol tendangan bebas langsung (6), braces(7), hattrick(3), membentur tiang (10), passing di sepertiga akhir (1.139).
Konsistensi Messi mencetak gol turut menjadi sorotan karena untuk enam musim secara beruntun pemain bernomor 10 itu selalu mencetak 50 gol atau lebih di semua kompetisi. Dia kini berpeluang meraih sepatu emas Eropa keenam kali setelah 2009/2010, 2011/2012, 2012/2013, 2016/2017, dan 2017/2018. Messi mengungguli penyerang Paris Saint-Germain (PSG) Kylian Mbappe (32 gol) dan bomber veteran UC Sampdoria Fabio Quagliarella (26 gol).
Berbagai rekor yang ditorehkan Messi semakin membuktikan perannya di Barca begitu krusial. Meski hanya mendapatkan satu poin melawan Eibar, Pelatih Ernesto Valverde tidak terlalu kecewa. Dia menilai Eibar tidak memiliki kepentingan apa pun sehingga tampil lepas dan bermain dengan intensitas tinggi.
Beberapa kesalahan Blaugrana bahkan dimaksimalkan sang tuan rumah menjadi gol yang disumbangkan Marc Cucurella (20) dan Pablo de Blasis (45). “Kami mencoba mengukur intensitas permainan dan kami bagus di babak pertama. Tapi, di babak kedua, kami tidak bisa mengatasi tekanan. Kami memiliki lebih sedikit peluang dan melakukan kesalahan berbahaya. Eibar begitu nyaman karena tidak ada kepentingan lagi,” papar Valverde, dilansir Marca.
Dia justru menilai Barca mendapatkan pelajaran berharga agar kesalahan-kesalahan elementer tidak terjadi saat menghadapi Valencia di final Copa del Rey yang berlangsung di Estadio Benito Villamarin, Minggu (26/5) dini hari.
Juru taktik berusia 55 tahun tersebut mengonfirmasi penjaga gawang Marc-Andre Ter Stegen akan kembali menjadi starter melawan Valencia, sedangkan Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele diragukan. “Semua laga dijadikan sebagai ujian. Tapi, final Copa del Rey akan berbeda karena tim yang kami hadapi juga berbeda. Kami siap menghadapi Valencia dan bertekad membawa pulang gelar,” tandasnya.
(don)