Final Copa del Rey, Ajang Penebus Kekecewaan Blaugrana
A
A
A
SEVILLA - Bukan sekedar gelar yang dicari Barcelona saat menghadapi Valencia di final Copa del Rey. Tim berjuluk Blaugrana tersebut menjadikan pertandingan yang berlangsung di Estadio Benito Villamarin, dini hari nanti sebagai ajang penebusan kekecewaan.
Barca mendapatkan sorotan tajam pasca disingkirkan Liverpool dengan aggregat 3-4 di semifinal Liga Champions. Kekalahan itu sekaligus memupus ambisi Barca meraih treble winners, musim ini. Kegagalan di Liga Champions membuat seluruh elemen klub terpukul.
Namun, sisi positifnya, hal itu memberikan motivasi ekstra kepada para pemain. Bek Barca, Clement Lenglet mengatakan setelah gelar Primera Liga, timnya berambisi menutup musim ini dengan mengamankan Copa del Rey.
“Ini adalah pertandingan terakhir musim ini dan kami harus menang agar kami bisa pergi berlibur dengan perasaan yang lebih baik daripada yang kami miliki setelah pertandingan melawan Liverpool. Itu sebabnya kami ingin memenangkan final ini."kata Lenglet dilansir foxsports.com
Kepercayaan diri Barca bukan tanpa sebab. Saat ini, mereka merupakan pengoleksi terbanyak Copa del Rey dengan 30 gelar, empat diantaranya diraih dalam empat musim terakhir. Blaugrana mengungguli Athletico Bilbao (23 gelar) dan Real Madrid (19 gelar).
Tuntutan besar memenangkan Copa del Rey juga dilontarkan presiden Josep Bartomeu. Dia mengatakan menjadi juara adalah sesuatu yang sangat penting di akhir musim, sebelum memasuki musim depan. Bartomeu juga menegaskan, klub memberikan dukungan penuh kepada pelatih Ernesto Valverde.
“Kami tidak bisa mengkesampingka Copa del Rey. Setelah final, kami baru dapat menarik kesimpulan tentang bagaimana meningkatkan dan bercita-cita untuk memenangkan semuanya di musim mendatang.”tegasnya Kepercayaan dan dukungan petinggi klub jelas tidak boleh disia-siakan Valverde.
Dia harus meracik komposisi tim terbaik agar dapat mewujudkan Double Winners sekaligus meredakan spekulasi mengenai masa depannya di Camp Nou. Juru taktik berusia 55 tahun tersebut berpikir keras karena tidak diperkuat striker Luis Suárez, yang menjalani operasi arthroscopic untuk memperbaiki cedera meniskus di lutut kanannya menyusul kekalahan dari Liverpool, 8 Mei lalu.
Padahal, penyerang asal Uruguay tersebut telah mencetak 25 gol untuk Barca musim ini, kedua setelah Lionel Messi dengan 50 golnya. Situasi kian genting karena Ousmane Dembele juga absen karena cedera otot. Sementara penjaga gawang Jasper Cillessen dipastikan akan menjadi starter setelah klub mengkonfirmasi Marc-Andre ter Stegen mengalami sakit pada lutut kanannya sehingga tidak bisa diturunkan.
Menurunkan kekuatan maksimal wajib dilakukan Barca, mengingat Valencia bukanlah lawan enteng. Buktinya, dari tiga pertemuan terakhir Primera Liga, Los Che mampu menahan imbang Barca dua kali dan hanya sekali kalah. Sepanjang musim ini, kinerja Valencia tergolong impresif. Daniel Parejo dkk finish di urutan keempat klasemen Primera Liga dan mencapai semifinal Liga Europa sebelum dikalahkan Arsenal dengan aggregat 3-7.
Pelatih Marcelino mengatakan tanpa bermaksud mengecilkan pemain lain, dia menilai Messi sebagai jantung permainan Barca. Karenanya, Marcelino yakin jika mampu mematikan bintang Argentina tersebut maka kans Valencia meraih gelar Copa del Rey kedelapan sepanjang sejarah setelah 1941, 1948-49, 1954, 1966-67, 1978-79, 1998-99, 2007-08 bisa terwujud.
“Kuncinya adalah memberi Messi sedikit peran dalam permainan. Masalahnya adalah bahwa meskipun dia terlihat simpel dan sederhana, setiap tindakannya memiliki pengaruh yang menentukan. Kami mewaspadai Messi dan Barca secara keseluruhan,” pungkasnya.
Barca mendapatkan sorotan tajam pasca disingkirkan Liverpool dengan aggregat 3-4 di semifinal Liga Champions. Kekalahan itu sekaligus memupus ambisi Barca meraih treble winners, musim ini. Kegagalan di Liga Champions membuat seluruh elemen klub terpukul.
Namun, sisi positifnya, hal itu memberikan motivasi ekstra kepada para pemain. Bek Barca, Clement Lenglet mengatakan setelah gelar Primera Liga, timnya berambisi menutup musim ini dengan mengamankan Copa del Rey.
“Ini adalah pertandingan terakhir musim ini dan kami harus menang agar kami bisa pergi berlibur dengan perasaan yang lebih baik daripada yang kami miliki setelah pertandingan melawan Liverpool. Itu sebabnya kami ingin memenangkan final ini."kata Lenglet dilansir foxsports.com
Kepercayaan diri Barca bukan tanpa sebab. Saat ini, mereka merupakan pengoleksi terbanyak Copa del Rey dengan 30 gelar, empat diantaranya diraih dalam empat musim terakhir. Blaugrana mengungguli Athletico Bilbao (23 gelar) dan Real Madrid (19 gelar).
Tuntutan besar memenangkan Copa del Rey juga dilontarkan presiden Josep Bartomeu. Dia mengatakan menjadi juara adalah sesuatu yang sangat penting di akhir musim, sebelum memasuki musim depan. Bartomeu juga menegaskan, klub memberikan dukungan penuh kepada pelatih Ernesto Valverde.
“Kami tidak bisa mengkesampingka Copa del Rey. Setelah final, kami baru dapat menarik kesimpulan tentang bagaimana meningkatkan dan bercita-cita untuk memenangkan semuanya di musim mendatang.”tegasnya Kepercayaan dan dukungan petinggi klub jelas tidak boleh disia-siakan Valverde.
Dia harus meracik komposisi tim terbaik agar dapat mewujudkan Double Winners sekaligus meredakan spekulasi mengenai masa depannya di Camp Nou. Juru taktik berusia 55 tahun tersebut berpikir keras karena tidak diperkuat striker Luis Suárez, yang menjalani operasi arthroscopic untuk memperbaiki cedera meniskus di lutut kanannya menyusul kekalahan dari Liverpool, 8 Mei lalu.
Padahal, penyerang asal Uruguay tersebut telah mencetak 25 gol untuk Barca musim ini, kedua setelah Lionel Messi dengan 50 golnya. Situasi kian genting karena Ousmane Dembele juga absen karena cedera otot. Sementara penjaga gawang Jasper Cillessen dipastikan akan menjadi starter setelah klub mengkonfirmasi Marc-Andre ter Stegen mengalami sakit pada lutut kanannya sehingga tidak bisa diturunkan.
Menurunkan kekuatan maksimal wajib dilakukan Barca, mengingat Valencia bukanlah lawan enteng. Buktinya, dari tiga pertemuan terakhir Primera Liga, Los Che mampu menahan imbang Barca dua kali dan hanya sekali kalah. Sepanjang musim ini, kinerja Valencia tergolong impresif. Daniel Parejo dkk finish di urutan keempat klasemen Primera Liga dan mencapai semifinal Liga Europa sebelum dikalahkan Arsenal dengan aggregat 3-7.
Pelatih Marcelino mengatakan tanpa bermaksud mengecilkan pemain lain, dia menilai Messi sebagai jantung permainan Barca. Karenanya, Marcelino yakin jika mampu mematikan bintang Argentina tersebut maka kans Valencia meraih gelar Copa del Rey kedelapan sepanjang sejarah setelah 1941, 1948-49, 1954, 1966-67, 1978-79, 1998-99, 2007-08 bisa terwujud.
“Kuncinya adalah memberi Messi sedikit peran dalam permainan. Masalahnya adalah bahwa meskipun dia terlihat simpel dan sederhana, setiap tindakannya memiliki pengaruh yang menentukan. Kami mewaspadai Messi dan Barca secara keseluruhan,” pungkasnya.
(don)