Janjikan Kemenangan, Tibo Ingin Tinju Indonesia Bangkit
A
A
A
JAKARTA - Petinju Indonesia Tibo Manabesa bertekad membangkitkan gairah tinju Indonesia yang meredup. Ilduce-julukan Tibo-pun tak akan menyianyiakan kesempatan saat bertarung dalam perebutan sabuk gelar juara Light Flyweight IBO menghadapi Omari Kimweri (Australia) di GOR Flobamora, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), 7Juli mendatang. Tibo menjanjikan kemenangan untuk Tanah Air.
Tibo yang memiliki rekor 19 menang (8 TKO), satu kalah, dan dua imbang, telah melakukan persiapan lebih dari dua bulan di Kupang. Dia juga telah mempelajari lawannya, Kimweri, melalui video yang telah didapatkan timnya. Namun, dalam perebutan gelarugaar juara ini, persiapan itu dinilai kurang banyak. Tapi, dia tetap optimis dapat memberikan kemenangan di depan pendukungnya.
"Persiapan saya kurang lebih dua bulan. Seperti biasa, dalam latihan tinju ada pasti ada program dari pelatih. Saya yakin dengan program selama latihan ini saya optimis bisa menang. Saya juga sudah mempelajari lawan melalui video, saya akan mempersiapkan strategi khusus untuk melawannya," kata Tibo kepada media di Kemenpora, kemarin.
Selain itu, petinju berusia 29 tahun ini juga menambahkan bahwa dirinya masih butuh persiapaan yang dinilai masih butuh peningkatan dalam skill bertarungnya. Jadi, dia akan melakukan sparing tanding dengan petinju asal Filipina John Michael Zulueta, pekan depan. "Dia adalah juara IBO Oceania, dan saya akan memanfaatkan latih tanding itu. Masih ada waktu yang harus di perbaiki, saya berharap bisa melakukannya dengan baik," ungkap Tibo.
Selain Tibo, dua petinju tuan rumah akan beraksi, yakni Defry Palulu (Sumba Timur, NTT) melawan petinju asal Thailand Panya Uthok memperebutkan gelar juara Super Feather IBO Internasional & WBC Asia. Kemudian tak kalah gesit satu lagi petinju asal Ngada, NTT John Ruba akan bertarung melawan Joepher Mantano, petinju asal Filipina di kelas Super Lightweight memperebutkan title IBO Oceania dan WBC Asia.
Menurut Ketua Fahiluka Surya Production Elisabeth Liu, bahwa event tingkat dunia ini baru pertama kali digelar di kota Kupang. "Event The Border Battle, sudah kita persiapkan sejak September 2018 lalu. Kita melihat beberapa tahun terakhir ini, setelah eranya Chris John dan Daud Jordan berakhir, atau empat tahun terakhir ini kita tidak memiliki juara dunia lagi. Kami melihat ada beberapa petinju NTT yang punya potensi untuk dijadikan sebagai petinju dunia guna mencetak juara tinju dunia," ucapnya.
Senada dengan Elsa, mantan juara dunia kelas bulu Chris John, yakin bahwa NTT punya potensi yang luar biasa dalam melahirkan petinju-petinju berbakat. Menurutnya ini merupakan yang luar biasa. Apalagi, potensi potensi petinju yang ada di NTT sangat bagus.
“Harapan saya ke depan, agar daerah-daerah lain bisa menggelar seperti yang dilakukan pihak Fahiluka Surya Production. Mungkin, misalnya di Papua, Ambon, atau Sumatera Utara. Artinya, agar ke depan kita dapat dengan segera melahirkan juara-juara dunia baru," ungkap Chris John.
Tibo yang memiliki rekor 19 menang (8 TKO), satu kalah, dan dua imbang, telah melakukan persiapan lebih dari dua bulan di Kupang. Dia juga telah mempelajari lawannya, Kimweri, melalui video yang telah didapatkan timnya. Namun, dalam perebutan gelarugaar juara ini, persiapan itu dinilai kurang banyak. Tapi, dia tetap optimis dapat memberikan kemenangan di depan pendukungnya.
"Persiapan saya kurang lebih dua bulan. Seperti biasa, dalam latihan tinju ada pasti ada program dari pelatih. Saya yakin dengan program selama latihan ini saya optimis bisa menang. Saya juga sudah mempelajari lawan melalui video, saya akan mempersiapkan strategi khusus untuk melawannya," kata Tibo kepada media di Kemenpora, kemarin.
Selain itu, petinju berusia 29 tahun ini juga menambahkan bahwa dirinya masih butuh persiapaan yang dinilai masih butuh peningkatan dalam skill bertarungnya. Jadi, dia akan melakukan sparing tanding dengan petinju asal Filipina John Michael Zulueta, pekan depan. "Dia adalah juara IBO Oceania, dan saya akan memanfaatkan latih tanding itu. Masih ada waktu yang harus di perbaiki, saya berharap bisa melakukannya dengan baik," ungkap Tibo.
Selain Tibo, dua petinju tuan rumah akan beraksi, yakni Defry Palulu (Sumba Timur, NTT) melawan petinju asal Thailand Panya Uthok memperebutkan gelar juara Super Feather IBO Internasional & WBC Asia. Kemudian tak kalah gesit satu lagi petinju asal Ngada, NTT John Ruba akan bertarung melawan Joepher Mantano, petinju asal Filipina di kelas Super Lightweight memperebutkan title IBO Oceania dan WBC Asia.
Menurut Ketua Fahiluka Surya Production Elisabeth Liu, bahwa event tingkat dunia ini baru pertama kali digelar di kota Kupang. "Event The Border Battle, sudah kita persiapkan sejak September 2018 lalu. Kita melihat beberapa tahun terakhir ini, setelah eranya Chris John dan Daud Jordan berakhir, atau empat tahun terakhir ini kita tidak memiliki juara dunia lagi. Kami melihat ada beberapa petinju NTT yang punya potensi untuk dijadikan sebagai petinju dunia guna mencetak juara tinju dunia," ucapnya.
Senada dengan Elsa, mantan juara dunia kelas bulu Chris John, yakin bahwa NTT punya potensi yang luar biasa dalam melahirkan petinju-petinju berbakat. Menurutnya ini merupakan yang luar biasa. Apalagi, potensi potensi petinju yang ada di NTT sangat bagus.
“Harapan saya ke depan, agar daerah-daerah lain bisa menggelar seperti yang dilakukan pihak Fahiluka Surya Production. Mungkin, misalnya di Papua, Ambon, atau Sumatera Utara. Artinya, agar ke depan kita dapat dengan segera melahirkan juara-juara dunia baru," ungkap Chris John.
(don)