Ekspedisi Kayak Pelajar Indonesia Pecahkan Rekor MURI
A
A
A
SAMOSIR - Organisasi pencinta alam URaL 28 memecahkan rekor MURI sebagai pelajar pertama yang mengelilingi lingkar dalam Danau Toba dengan kayak sepanjang kurang lebih 135 km. Ekspedisi penjelajahan kayak bertajuk Ekspedisi Kayak Pelajar Indonesia 2 berlangsung 28 Juni dan hingga 13 Juli mendatang.
Ekspedisi ini sudah dipersiapkan selama enam bulan oleh pelajar SMAN 28. Mereka terdiri dari 6 orang pendayung, 3 orang tim sosiologi pedesaan dan 4 orang team support. Enam pelajar yang menjadi pedayung adalah Rafif Ibrahim, Landung Yudanto, Argi Nurfajri, Fahmi Muhammad Gibran, Aryadieni Farah Ayu Susanto dan Nur Aliya Sabira akan menggunakan empat buah kayak.
Dipilihnya kayak dalam ekspedisi ini karena kayak fleksibel untuk digunakan di berbagai medan air di Indonesia baik sungai, danau ataupun lautan, maupun di wilayah yang tidak memungkinkan untuk dilalui oleh kapal. Selain itu ekspedisi menggunakan kayak ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan sosiologi pedesaan yang akan mengeksplorasi kebudayaan dan kearifan lokal di sekitar lokasi ekspedisi.
“Sebagai bagian dari pencinta alam kami melakukan ekspedisi ini dengan tujuan memperkenalkan potensi pariwisata di Indonesia pada umumnya dan Danau Toba pada khususnya. Sebagai pelajar kami juga ingin mempersembahkan prestasi yang terbaik untuk sekolah dan bangsa. Kami berharap dengan adanya ekspedisi ini dapat menumbuhkan minat para pelajar terutama anggota pencinta alam akan olahraga air dan kecintaan terhadap Indonesia sebagai negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia,” tutur Argi Nurfajri selaku ketua Ekspedisi Kayak Pelajar Indonesia 2 – URaL SMAN 28 Jakarta.
Ekspedisi ini menjadi media bagi URaL SMAN 28 Jakarta untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai pencinta alam khususnya di bidang kayaking, serta dengan mengadakan aksi bersih-bersih sampah plastik bersama masyarakat dan pelajar di Pulau Samosir dalam rangka mengkampanyekan isu bahaya sampah plastik.
Selain itu juga untuk mengangkat nilai-nilai budaya yang ada di Pulau Samosir diadakan pula kegiatan sosiologi pedesaan. Tim Sosiologi Pedesaan terdiri dari Kayten Sadewo, Safira Diva Syaharani dan Rakha’ Ayu Rengganis. Mereka juga didukung oleh tim support yang terdiri dari Kevin Raihan Yassin, Naifa Vania Aribah, Nathania Andine Nariswari dan Sekar Ayu Kencana Wulan dengan dua orang pendamping Saleh Alatas dan Nila Kusumawardhani.
Ekspedisi ini sudah dipersiapkan selama enam bulan oleh pelajar SMAN 28. Mereka terdiri dari 6 orang pendayung, 3 orang tim sosiologi pedesaan dan 4 orang team support. Enam pelajar yang menjadi pedayung adalah Rafif Ibrahim, Landung Yudanto, Argi Nurfajri, Fahmi Muhammad Gibran, Aryadieni Farah Ayu Susanto dan Nur Aliya Sabira akan menggunakan empat buah kayak.
Dipilihnya kayak dalam ekspedisi ini karena kayak fleksibel untuk digunakan di berbagai medan air di Indonesia baik sungai, danau ataupun lautan, maupun di wilayah yang tidak memungkinkan untuk dilalui oleh kapal. Selain itu ekspedisi menggunakan kayak ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan sosiologi pedesaan yang akan mengeksplorasi kebudayaan dan kearifan lokal di sekitar lokasi ekspedisi.
“Sebagai bagian dari pencinta alam kami melakukan ekspedisi ini dengan tujuan memperkenalkan potensi pariwisata di Indonesia pada umumnya dan Danau Toba pada khususnya. Sebagai pelajar kami juga ingin mempersembahkan prestasi yang terbaik untuk sekolah dan bangsa. Kami berharap dengan adanya ekspedisi ini dapat menumbuhkan minat para pelajar terutama anggota pencinta alam akan olahraga air dan kecintaan terhadap Indonesia sebagai negara maritim dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia,” tutur Argi Nurfajri selaku ketua Ekspedisi Kayak Pelajar Indonesia 2 – URaL SMAN 28 Jakarta.
Ekspedisi ini menjadi media bagi URaL SMAN 28 Jakarta untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai pencinta alam khususnya di bidang kayaking, serta dengan mengadakan aksi bersih-bersih sampah plastik bersama masyarakat dan pelajar di Pulau Samosir dalam rangka mengkampanyekan isu bahaya sampah plastik.
Selain itu juga untuk mengangkat nilai-nilai budaya yang ada di Pulau Samosir diadakan pula kegiatan sosiologi pedesaan. Tim Sosiologi Pedesaan terdiri dari Kayten Sadewo, Safira Diva Syaharani dan Rakha’ Ayu Rengganis. Mereka juga didukung oleh tim support yang terdiri dari Kevin Raihan Yassin, Naifa Vania Aribah, Nathania Andine Nariswari dan Sekar Ayu Kencana Wulan dengan dua orang pendamping Saleh Alatas dan Nila Kusumawardhani.
(bbk)