Meredup atau Bersinar Karier Gareth Bale di Liga China
A
A
A
NEW JERSEY - Santer bakal pulang ke Liga Primer, Gareth Bale justru merapat ke Liga Super China. Superstar asal Wales tersebut dikabarkan selangkah lagi meninggalkan Real Madrid dan bergabung dengan Jiangsu Suning. Namun apakah, karier Bale bersinar atau malah meredup?
Kesepakatan tampaknya hanya tinggal menunggu waktu. Media-media Spanyol mengklaim bahwa agen Bale, Jonathan Barnett, intensif melakukan negosiasi dengan Jiangsu dalam beberapa pekan terakhir. Pindah ke China bisa menjadi indikasi redupnya karier Bale di sepak bola.
Bila bergabung, pemain bernomor 11 itu diperkirakan akan dikontrak tiga tahun dengan bayaran senilai 1 juta poundsterling per pekan atau setara Rp17 miliar. Bakal hengkangnya Bale sejatinya telah diperkuat pernyataan Pelatih Zinedine Zidane seusai laga uji coba melawan Bayern Muenchen, Minggu (21/7). Zidane mengungkapkan bahwa Bale yang masih terikat kontrak tiga tahun tidak masuk rencana timnya musim depan dan dipersilakan segera berganti klub.
Zidane juga menegaskan tidak memiliki masalah pribadi dengan pemain yang berjasa mempersembahkan empat gelar Liga Champions bagi Los Blancos (2013/2014, 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018) tersebut. Perlakuan Zidane bahkan membuat Barnett geram.
Dia mengatakan sebagai pelatih, Zidane memberikan perlakuan tidak layak terhadap kliennya yang telah berjasa membantu Madrid ke puncak kejayaan dalam beberapa musim terakhir. Barnett berjanji akan mencari klub pengganti ideal bagi Bale.
“Saya pikir Zidane sangat memalukan. Dia tidak menunjukkan rasa hormat kepada pemain yang telah berbuat begitu banyak bagi Real Madrid. Kami sedang mengusahakan yang terbaik untuk masa depan Bale,” kata Barnett, dilansir Marca.
Keputusan Bale memilih Liga Super China diharapkan tidak disesali. Berkarier di Negeri Tirai Bambu tidak mudah seperti yang dibayangkan.
Beberapa pemain top justru tenggelam. Pertama adalah Carlos Tevez. Reputasi besarnya ketika memperkuat klub-klub besar Eropa macam Manchester United (MU), Manchester City (Man City), dan Juventus membuat Shanghai Shenhua berani menggajinya senilai 730.000 poundsterling (Rp1,2 miliar) membuatnya menjadi pesepak bola dengan bayaran tertinggi di dunia pada Desember 2017.
Sayang, Tevez tidak mampu memuaskan fans yang menaruh harapan besar kepadanya. Bomber asal Argentina tersebut gagal bersinar. Dari 20 kali penampilan di semua kompetisi, dia hanya mencetak empat gol di liga. Tevez diyakini tidak serius bermain sepak bola. Hal itu terlihat dari berat badannya yang naik di China.
Kemarahan fans Shenhua semakin menjadi lantaran Carlitos, sapaan Tevez, hengkang ke klub lamanya, Boca Juniors, 5 Januari 2018. Tevez bahkan menganggap petualangnya di China tak lebih dari sekadar liburan.
“Kritik adalah harga yang mesti saya bayar karena tidak tampil sesuai standar. Saya menghabiskan tujuh bulan di Shanghai untuk liburan. Saat itu keputusan yang sangat sulit untuk meninggalkan Boca, terlepas dari tawar an uangnya. Sekarang, saya sudah kembali karena ingin kembali ke rumah, kembali ke Boca,” paparnya.
Selain Tevez, ada Jackson Martinez. Gagal beradaptasi di Atletico Madrid, penyerang asal Kolombia itu berusaha membangun kembali kariernya dengan bergabung ke Guangzhou Evergrande pada tahun 2016 dengan biaya sebesar 50 juta poundsterling.
Alih-alih meningkat, Martinez justru semakin tenggelam. Kerap diganggu cedera engkel, penyerang berusia 31 tahun itu hanya tampil 16 kali dan mencetak empat gol. Martinez memutuskan hijrah ke klub Portugal Portimonense dengan status pinjaman, Agustus 2018.
Kesepakatan tampaknya hanya tinggal menunggu waktu. Media-media Spanyol mengklaim bahwa agen Bale, Jonathan Barnett, intensif melakukan negosiasi dengan Jiangsu dalam beberapa pekan terakhir. Pindah ke China bisa menjadi indikasi redupnya karier Bale di sepak bola.
Bila bergabung, pemain bernomor 11 itu diperkirakan akan dikontrak tiga tahun dengan bayaran senilai 1 juta poundsterling per pekan atau setara Rp17 miliar. Bakal hengkangnya Bale sejatinya telah diperkuat pernyataan Pelatih Zinedine Zidane seusai laga uji coba melawan Bayern Muenchen, Minggu (21/7). Zidane mengungkapkan bahwa Bale yang masih terikat kontrak tiga tahun tidak masuk rencana timnya musim depan dan dipersilakan segera berganti klub.
Zidane juga menegaskan tidak memiliki masalah pribadi dengan pemain yang berjasa mempersembahkan empat gelar Liga Champions bagi Los Blancos (2013/2014, 2015/2016, 2016/2017, 2017/2018) tersebut. Perlakuan Zidane bahkan membuat Barnett geram.
Dia mengatakan sebagai pelatih, Zidane memberikan perlakuan tidak layak terhadap kliennya yang telah berjasa membantu Madrid ke puncak kejayaan dalam beberapa musim terakhir. Barnett berjanji akan mencari klub pengganti ideal bagi Bale.
“Saya pikir Zidane sangat memalukan. Dia tidak menunjukkan rasa hormat kepada pemain yang telah berbuat begitu banyak bagi Real Madrid. Kami sedang mengusahakan yang terbaik untuk masa depan Bale,” kata Barnett, dilansir Marca.
Keputusan Bale memilih Liga Super China diharapkan tidak disesali. Berkarier di Negeri Tirai Bambu tidak mudah seperti yang dibayangkan.
Beberapa pemain top justru tenggelam. Pertama adalah Carlos Tevez. Reputasi besarnya ketika memperkuat klub-klub besar Eropa macam Manchester United (MU), Manchester City (Man City), dan Juventus membuat Shanghai Shenhua berani menggajinya senilai 730.000 poundsterling (Rp1,2 miliar) membuatnya menjadi pesepak bola dengan bayaran tertinggi di dunia pada Desember 2017.
Sayang, Tevez tidak mampu memuaskan fans yang menaruh harapan besar kepadanya. Bomber asal Argentina tersebut gagal bersinar. Dari 20 kali penampilan di semua kompetisi, dia hanya mencetak empat gol di liga. Tevez diyakini tidak serius bermain sepak bola. Hal itu terlihat dari berat badannya yang naik di China.
Kemarahan fans Shenhua semakin menjadi lantaran Carlitos, sapaan Tevez, hengkang ke klub lamanya, Boca Juniors, 5 Januari 2018. Tevez bahkan menganggap petualangnya di China tak lebih dari sekadar liburan.
“Kritik adalah harga yang mesti saya bayar karena tidak tampil sesuai standar. Saya menghabiskan tujuh bulan di Shanghai untuk liburan. Saat itu keputusan yang sangat sulit untuk meninggalkan Boca, terlepas dari tawar an uangnya. Sekarang, saya sudah kembali karena ingin kembali ke rumah, kembali ke Boca,” paparnya.
Selain Tevez, ada Jackson Martinez. Gagal beradaptasi di Atletico Madrid, penyerang asal Kolombia itu berusaha membangun kembali kariernya dengan bergabung ke Guangzhou Evergrande pada tahun 2016 dengan biaya sebesar 50 juta poundsterling.
Alih-alih meningkat, Martinez justru semakin tenggelam. Kerap diganggu cedera engkel, penyerang berusia 31 tahun itu hanya tampil 16 kali dan mencetak empat gol. Martinez memutuskan hijrah ke klub Portugal Portimonense dengan status pinjaman, Agustus 2018.
(bbk)