Petenis ABG 19 Tahun Bianca Andreescu Cetak Sejarah di Rogers Cup
A
A
A
TORONTO - Petenis ABG, Bianca Andreescu, menciptakan sejarah menjadi petenis pertama Kanada yang menjuarai Rogers Cup setelah 50 tahun. Andreescu menjadi juara setelah Serena Williams tidak bisa melanjutkan pertandingan di babak final.
23 kali juara Grand Slam mengalami cedera punggung atas dan tidak bisa melanjutkan pertandingan saat tertinggal 1-3 di set pertama. "Tidak mudah bagi Serena, harus menarik diri, terutama menarik diri di final,’’kata Andreescu.
Andreescu memahami perasaan Serena yang harus menarik diri dari pertandingan final. Terlebih di turnamen elite seperti Roggers Cup. "Aku tahu apa yang dirasakannya karena Aku pernah mengalaminya di awal karirku. Tapi, terkadang kamu harus memahami kondisi tubuhmu. Dan, yah, ini bukan cara yang aku inginkan untuk menang, tapi menang tetaplah menang. Aku benar-benar gembira,’’tuturnya.
Kemenangan di Rogers Cup menjadi trofi kedua bagi petenis berusia 19 tahun itu di musim ini. Sebelumnya, Andreescu menjadi juara BNP Paribas Open di India Wells, Amerika Serikat, pada Maret lalu. ’’Aku bisa bilang kemenangan di Indian Wells diraih dengan perjuangan berat,’’ujarnya. ’’Jadi, aku rasa ini kemenangan manis. Tapi, turnamen ini digelar di rumah sendiri. Aku berlatih keras di lapangan dan gym, jadi turnamen ini sangat spesial,’’lanjutnya.
Andreescu tidak bertanding sejak menarik diri saat melawan Sofia Kenin di babak kedua Grand Slam French Open pada Mei lalu. Selama di Rogers Cup, Andreescu menunjukkan performa terbaiknya sejak babak pertama hingga final.
Tiga petenis papan atas dunia ditaklukkan dalam perjalanan hingga ke final. Dia mengalahkan petenis nomor 5 dunia Kiki Bertens, menundukkan Top 3 Karolina Pliskova dan Serena yang saat ini menduduki posisi 10 dunia. "Sebelum pertandingan, Aku sangat, sangat nervous,"kata Andreescu.
Andreescu menjadi tunggal putri Kanada pertama yang menjuarai Rogers Cup di era Open. Petenis terakhir Kanada yang lolos ke final saat terjadi perang saudara antara Faye Urban dengan Vicki Berner saat bernama Canada Open pada 1969.
23 kali juara Grand Slam mengalami cedera punggung atas dan tidak bisa melanjutkan pertandingan saat tertinggal 1-3 di set pertama. "Tidak mudah bagi Serena, harus menarik diri, terutama menarik diri di final,’’kata Andreescu.
Andreescu memahami perasaan Serena yang harus menarik diri dari pertandingan final. Terlebih di turnamen elite seperti Roggers Cup. "Aku tahu apa yang dirasakannya karena Aku pernah mengalaminya di awal karirku. Tapi, terkadang kamu harus memahami kondisi tubuhmu. Dan, yah, ini bukan cara yang aku inginkan untuk menang, tapi menang tetaplah menang. Aku benar-benar gembira,’’tuturnya.
Kemenangan di Rogers Cup menjadi trofi kedua bagi petenis berusia 19 tahun itu di musim ini. Sebelumnya, Andreescu menjadi juara BNP Paribas Open di India Wells, Amerika Serikat, pada Maret lalu. ’’Aku bisa bilang kemenangan di Indian Wells diraih dengan perjuangan berat,’’ujarnya. ’’Jadi, aku rasa ini kemenangan manis. Tapi, turnamen ini digelar di rumah sendiri. Aku berlatih keras di lapangan dan gym, jadi turnamen ini sangat spesial,’’lanjutnya.
Andreescu tidak bertanding sejak menarik diri saat melawan Sofia Kenin di babak kedua Grand Slam French Open pada Mei lalu. Selama di Rogers Cup, Andreescu menunjukkan performa terbaiknya sejak babak pertama hingga final.
Tiga petenis papan atas dunia ditaklukkan dalam perjalanan hingga ke final. Dia mengalahkan petenis nomor 5 dunia Kiki Bertens, menundukkan Top 3 Karolina Pliskova dan Serena yang saat ini menduduki posisi 10 dunia. "Sebelum pertandingan, Aku sangat, sangat nervous,"kata Andreescu.
Andreescu menjadi tunggal putri Kanada pertama yang menjuarai Rogers Cup di era Open. Petenis terakhir Kanada yang lolos ke final saat terjadi perang saudara antara Faye Urban dengan Vicki Berner saat bernama Canada Open pada 1969.
(aww)