Rafael Nadal Bidik Trofi Keempat di AS Terbuka
A
A
A
NEW YORK - Rafael Nadal tinggal seujung kuku merebut gelar juara Grand Slam AS Terbuka untuk keempat kali dalam kariernya. Dia bakal menantang Daniil Medvedev pada laga final di Stadion Arthur Ashe, Minggu (8/9/2019). Di atas kertas petenis kidal Spanyol itu punya peluang bagus mengingat dia hanya kehilangan satu set dalam enam kemenangannya sebelum memastikan tempat di final untuk kelima kalinya di New York.
Belum lagi jika berbicara tentang rekor pertemuan melawan Medvedev. Dalam 10 pertemuan terakhir dia belum terkalahkan. Terbaru dia menang atas petenis Rusia di final Coupe Rogers bulan lalu.
Jika Nadal memenangkan laga melawan Medvedev, maka petenis sedang mengejar gelar Grand Slam ke-19 bakal menempatkannya sebagai raja tenis pada rangking ATP. Namun demikian, Nadal tidak ingin meremehkan lawannya.
"Dia (Medvedev) membuat langkah maju setiap minggu. Dia mengalami musim panas yang luar biasa, memenangkan Cincinnati dan membuat final di Montreal dan Washington dan sekarang final di sini. Ia telah bermain tenis terbaik saat tur musim panas ini. jadi dia akan menjadi lawan terberat di final. Saya harus bermain sebaik mungkin," kata Nadal dikutip dari ATP.
"Tapi di final Grand Slam Anda tidak bisa mengharapkan lawan yang mudah. Bagi saya itu sangat berarti untuk kembali ke tempat saya hari ini setelah beberapa saat yang sulit di awal musim."
Nadal tampaknya sadar bahwa Medvedev merupakan lawan yang ideal di final. Maklum, banyak penggemar tenis terus berbicara tentang Medvedev yang mampu menjaga peluang di luar tiga petenis top dunia untuk merebut gelar.
Meskipun awalnya Medvedev mengecilkan peluangnya dan menujukkan bahwa ia belum mencapai perempat final grand slam. Namun seiring waktu, petenis berusia 23 tahun itu mulai menampilkan permainan terbaiknya dengan memperbaiki rekornya menjadi 20-2 selama tampil di lapangan keras dengan mencapai final AS Terbuka 2019.
"Berbicara tentang Rafa, sulit untuk menemukan kata-kata. Dia salah satu juara terbesar dalam sejarah olahraga kami. Dia hanya mesin, binatang buas di lapangan. Energi yang dia tunjukkan sungguh menakjubkan. Untuk memainkannya di final Grand Slam pertama menjadi hal yang luar biasa untuk dijalani," imbuh Medvedev.
Belum lagi jika berbicara tentang rekor pertemuan melawan Medvedev. Dalam 10 pertemuan terakhir dia belum terkalahkan. Terbaru dia menang atas petenis Rusia di final Coupe Rogers bulan lalu.
Jika Nadal memenangkan laga melawan Medvedev, maka petenis sedang mengejar gelar Grand Slam ke-19 bakal menempatkannya sebagai raja tenis pada rangking ATP. Namun demikian, Nadal tidak ingin meremehkan lawannya.
"Dia (Medvedev) membuat langkah maju setiap minggu. Dia mengalami musim panas yang luar biasa, memenangkan Cincinnati dan membuat final di Montreal dan Washington dan sekarang final di sini. Ia telah bermain tenis terbaik saat tur musim panas ini. jadi dia akan menjadi lawan terberat di final. Saya harus bermain sebaik mungkin," kata Nadal dikutip dari ATP.
"Tapi di final Grand Slam Anda tidak bisa mengharapkan lawan yang mudah. Bagi saya itu sangat berarti untuk kembali ke tempat saya hari ini setelah beberapa saat yang sulit di awal musim."
Nadal tampaknya sadar bahwa Medvedev merupakan lawan yang ideal di final. Maklum, banyak penggemar tenis terus berbicara tentang Medvedev yang mampu menjaga peluang di luar tiga petenis top dunia untuk merebut gelar.
Meskipun awalnya Medvedev mengecilkan peluangnya dan menujukkan bahwa ia belum mencapai perempat final grand slam. Namun seiring waktu, petenis berusia 23 tahun itu mulai menampilkan permainan terbaiknya dengan memperbaiki rekornya menjadi 20-2 selama tampil di lapangan keras dengan mencapai final AS Terbuka 2019.
"Berbicara tentang Rafa, sulit untuk menemukan kata-kata. Dia salah satu juara terbesar dalam sejarah olahraga kami. Dia hanya mesin, binatang buas di lapangan. Energi yang dia tunjukkan sungguh menakjubkan. Untuk memainkannya di final Grand Slam pertama menjadi hal yang luar biasa untuk dijalani," imbuh Medvedev.
(sha)