Pekerjaan Berat Timnas U16 di Piala Asia 2020
A
A
A
JAKARTA - Lolos ke putaran final Piala Asia 2020 tidak lantas membuat tim nasional Indonesia bisa bernapas lega. Sebaliknya, pekerjaan berat menanti terutama jajaran pelatih untuk membenahi sejumlah kelemahan tim, seperti koordinasi, transisi permainan, dan penyelesaian akhir, mendesak diselesaikan sebelum tampil di Bahrain.
Skuat Garuda Asia memastikan satu tempat di putaran final Piala Asia di Bahrain tahun depan lewat jalur runner up terbaik. Meski kemenangan besar atas Kepulauan Mariana Utara tidak dihitung, tapi Marcell Januar Putra dkk tetap menempati peringkat kedua di bawah Yaman dengan dua kemenangan dan sekali imbang melawan China.
Timnas U-16 sendiri sebelumnya menempati posisi runner up Grup G dengan 10 angka dan hanya selisih gol dari China yang lolos otomatis ke putaran final. Hasil ini tidak lepas dari pertemuan kedua tim pada laga pamungkas di Stadion Utama Gelora Bung Karnoo yang berakhir imbang tanpa gol.
Pelatih Bima Sakti menyatakan, timnya tidak memiliki banyak waktu untuk bersantai karena masih banyak pekerjaan rumah harus dibenahi sebagai persiapan menghadapi putaran final nanti. Menurutnya, meski mencatatkan tren positif selama babak kualifikasi, namun ada beberapa catatan patut men jadi perhatian.
Dalam laga kontra China misalnya, Bima menyoroti masalah penyelesaian akhir anak asuhnya yang masih buruk. Selain itu, koordinasi permainan juga kerap menjadi momok sehingga pola penyerangan kerap berjalan tidak sesuai skema. Selain itu, masalah stamina juga menjadi catatan mantan kapten tim nasional Indonesia tersebut.
Dia menilai, permainan anak asuhnya kerap menurun di babak kedua seiring dengan terkurasnya tenaga pemain. Hal ini berimbas pada fokus pemain yang juga turut menurun. “Kita akan evaluasi semuanya. Yang pasti kita tidak boleh santai untuk menghadapi putaran final,” ujar Bima Sakti.
Untuk memastikan timnya lebih siap, pelatih asal Balikpapan, Kalimantan Timur itu, mengaku akan kembali memantau pemain potensial untuk mem perkuat Garuda Asia. Apa lagi ada beberapa pemain yang mengantar Indonesia ke putaran final dipastikan batal tampil di Bahrain karena terkendala usia sudah menginjak 17 tahun.
Mantan pelatih timnas Indonesia itu mengaku akan kembali berburu pemain lewat ajang Elite Pro Academy Liga 1 Indonesia U-16. Dia berharap bisa kembali menemukan potensial untuk membangun tim yang lebih kuat menghadapi putaran final Piala Asia.
Catatan terbaik Timnas Indonesia U-16 pada Piala Asia sendiri, yakni peringkat 4 pada 1990 di Uni Emirat Arab. Tahun lalu di Malaysia, skuad Garuda Asia lolos ke babak perempat final di bawah komando pelatih Aji Santoso.
Namun, asal maju ke babak semifinal pupus setelah takluk dari Australia dengan skor tipis 2-3. Padahal sepanjang fase grup, Indonesia tampil meya kin kan dengan lolos predikat juara. Menang atas Iran serta bermain imbang saat melawan Vietnam dan India menjadi rapor positif Rendy Jualiansyah dkk kala itu.
“Kami harus lebih kuat di putaran final nanti karena persaingannya lebih ketat. Perjuangan kami akan lebih berat di Piala Asia,” tutur Bima Sakti.
Untuk memastikan anak asuhnya siap, Bima mengaku akan mengadopsi pola latihan yang diterapkan Luis Milla saat menangani Timnas Indonesia persiapan SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Skuad Garuda Asia akan menjalani pemusatan latihan secara periodik setiap bulan untuk memantapkan kerja sama tim.
Selain itu, pemain akan diberi kesempatan untuk membela klub masing-masing di Elite Pro Academy Liga 1. Langkah ini diharapkan membuat kebugaran fisik dan semangat pemain untuk berkompetisi tetap terjaga.
“Nanti akan ada program bulanan. Saya belajar ini dari pelatih Luis Milla. pemusatan latihan tidak hanya akan digelar di Jakarta namun juga di daerah khususnya Pulau Jawa,” katanya.
Sementara itu, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria menyebut, jika perjuangan Timnas U-16 sesungguhnya baru dimulai ketika memastikan diri lolos ke putaran final. Dia berharap persiapan tim jauh lebih baik lagi untuk bisa melampaui pencapaian tahun lalu.
“Tentu kita mensyukuri hasil yang dicapai Timnas Indonesia. Mereka sudah berjuang habishabisan pada laga terakhir. Dengan lolos ke putaran final, maka persiapan tim harus lebih baik lagi,” katanya.
(Abriandi)
Skuat Garuda Asia memastikan satu tempat di putaran final Piala Asia di Bahrain tahun depan lewat jalur runner up terbaik. Meski kemenangan besar atas Kepulauan Mariana Utara tidak dihitung, tapi Marcell Januar Putra dkk tetap menempati peringkat kedua di bawah Yaman dengan dua kemenangan dan sekali imbang melawan China.
Timnas U-16 sendiri sebelumnya menempati posisi runner up Grup G dengan 10 angka dan hanya selisih gol dari China yang lolos otomatis ke putaran final. Hasil ini tidak lepas dari pertemuan kedua tim pada laga pamungkas di Stadion Utama Gelora Bung Karnoo yang berakhir imbang tanpa gol.
Pelatih Bima Sakti menyatakan, timnya tidak memiliki banyak waktu untuk bersantai karena masih banyak pekerjaan rumah harus dibenahi sebagai persiapan menghadapi putaran final nanti. Menurutnya, meski mencatatkan tren positif selama babak kualifikasi, namun ada beberapa catatan patut men jadi perhatian.
Dalam laga kontra China misalnya, Bima menyoroti masalah penyelesaian akhir anak asuhnya yang masih buruk. Selain itu, koordinasi permainan juga kerap menjadi momok sehingga pola penyerangan kerap berjalan tidak sesuai skema. Selain itu, masalah stamina juga menjadi catatan mantan kapten tim nasional Indonesia tersebut.
Dia menilai, permainan anak asuhnya kerap menurun di babak kedua seiring dengan terkurasnya tenaga pemain. Hal ini berimbas pada fokus pemain yang juga turut menurun. “Kita akan evaluasi semuanya. Yang pasti kita tidak boleh santai untuk menghadapi putaran final,” ujar Bima Sakti.
Untuk memastikan timnya lebih siap, pelatih asal Balikpapan, Kalimantan Timur itu, mengaku akan kembali memantau pemain potensial untuk mem perkuat Garuda Asia. Apa lagi ada beberapa pemain yang mengantar Indonesia ke putaran final dipastikan batal tampil di Bahrain karena terkendala usia sudah menginjak 17 tahun.
Mantan pelatih timnas Indonesia itu mengaku akan kembali berburu pemain lewat ajang Elite Pro Academy Liga 1 Indonesia U-16. Dia berharap bisa kembali menemukan potensial untuk membangun tim yang lebih kuat menghadapi putaran final Piala Asia.
Catatan terbaik Timnas Indonesia U-16 pada Piala Asia sendiri, yakni peringkat 4 pada 1990 di Uni Emirat Arab. Tahun lalu di Malaysia, skuad Garuda Asia lolos ke babak perempat final di bawah komando pelatih Aji Santoso.
Namun, asal maju ke babak semifinal pupus setelah takluk dari Australia dengan skor tipis 2-3. Padahal sepanjang fase grup, Indonesia tampil meya kin kan dengan lolos predikat juara. Menang atas Iran serta bermain imbang saat melawan Vietnam dan India menjadi rapor positif Rendy Jualiansyah dkk kala itu.
“Kami harus lebih kuat di putaran final nanti karena persaingannya lebih ketat. Perjuangan kami akan lebih berat di Piala Asia,” tutur Bima Sakti.
Untuk memastikan anak asuhnya siap, Bima mengaku akan mengadopsi pola latihan yang diterapkan Luis Milla saat menangani Timnas Indonesia persiapan SEA Games 2017 dan Asian Games 2018. Skuad Garuda Asia akan menjalani pemusatan latihan secara periodik setiap bulan untuk memantapkan kerja sama tim.
Selain itu, pemain akan diberi kesempatan untuk membela klub masing-masing di Elite Pro Academy Liga 1. Langkah ini diharapkan membuat kebugaran fisik dan semangat pemain untuk berkompetisi tetap terjaga.
“Nanti akan ada program bulanan. Saya belajar ini dari pelatih Luis Milla. pemusatan latihan tidak hanya akan digelar di Jakarta namun juga di daerah khususnya Pulau Jawa,” katanya.
Sementara itu, Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria menyebut, jika perjuangan Timnas U-16 sesungguhnya baru dimulai ketika memastikan diri lolos ke putaran final. Dia berharap persiapan tim jauh lebih baik lagi untuk bisa melampaui pencapaian tahun lalu.
“Tentu kita mensyukuri hasil yang dicapai Timnas Indonesia. Mereka sudah berjuang habishabisan pada laga terakhir. Dengan lolos ke putaran final, maka persiapan tim harus lebih baik lagi,” katanya.
(Abriandi)
(bbk)