Bumbu Politik dan Keamanan Bikin Duel Prancis vs Turki Kian Panas
A
A
A
PARIS - Timnas Prancis akan menjamu Turki pada penyisihan Grup H kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stade de France, Senin (14/10/2019) waktu lokal atau Selasa (15/10/2019) dini hari WIB. Kedua tim bersaing untuk mendapatkan posisi teratas di Grup H dan ketegangan diplomatik yang membara antara kedua negara 'memperkeruh' pertemuan kedua tim.
Dengan tiga pertandingan tersisa dalam kampanye kualifikasi Piala Eropa 2020, kedua tim masing-masing memiliki 18 poin. Turki berada di puncak grup berdasarkan aturan head-to-head setelah kekalahan Prancis 0-2 di Konya pada bulan Juni.
Striker Prancis Olivier Giroud mengatakan Prancis, jawara Piala Dunia 2018, ingin memperbaiki penampilannya dan membalas kekalahan demi kebanggaan Les Bleus.
Prancis tidak diperkuat dua pemain kunci di Kylian Mbappe dan Paul Pogba, yang keduanya cedera, dan berharap striker Barcelona, Antoine Griezmann, menemukan ketajamnnya.
Namun, ada yang membayangi duel nanti, yakni masalah keamanan dan hubungan diplomatik internasional, ketika Prancis mengecam intervensi militer Turki di Suriah pekan ini. Prancis memblokir penjualan senjata kepada mereka setelah Turki melakukan pemboman terhadap Kurdi Suriah.
Para petinggi Badan sepak Bola Eropa (UEFA) sudah memeriksa laporan bahwa para pesepak bola Turki melakukan penghormatan ala militer dalam perayaan gol kemenangan terakhir mereka atas Albania di Istanbul, Kamis (10/10/2019).
Setelah pertandingan, sebuah foto juga diposting di akun Twitter resmi Turki dengan para pemain memberi hormat militer dan sebuah teks yang mengatakan para pemain "telah mendedikasikan kemenangan mereka untuk para prajurit pemberani dan martir Turki".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga kerap terlihat di pertandingan-pertandingan sepak bola dan berpose bersama bintang-bintang sepak bola top. Melawan Prancis, Turki akan mengirim menteri luar negeri dan menteri olahraganya menyaksikan langsung laga tersebut.
Sekitar 3.800 penggemar Turki akan berada dalam sekitar 78000 penonton yang memenuhi Stade de France. Tiket ludes terjual laantaran ini akan memastikan Prancis lolos ke putaran final Piala Eropa 2020 jika menang. Sedangkan Turki masih di bawah ancaman Islandia, yang akan bertemu pada November nanti.
Acara apa pun di Stade de France, memang keamanan selalu sangat ketat. Tapi kunjungan terakhir Turki ke Prancis pada 2009, di mana penggemar mereka yang terkenal bersemangat, melemparkan suar ke lapangan di Lyon, polisi telah mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan pengamanan atas perintah pemerintah demi menjamin keamanan karena laga ini memiliki kualifikasi sebagai acara berisiko tinggi.
Pada 13 November 2015 -malam serangkaian serangan teror yang menewaskan 130 orang- keamanan mencegah seorang pembom bunuh diri memasuki stadion selama pertandingan Prancis vs Jerman yang disaksikan Presiden Prancis Francois Hollande.
Pembom dan dua pembom bunuh diri lainnya meledakkan bom mereka di luar stadion, membunuh diri mereka sendiri dan satu pengamat.
Dengan tiga pertandingan tersisa dalam kampanye kualifikasi Piala Eropa 2020, kedua tim masing-masing memiliki 18 poin. Turki berada di puncak grup berdasarkan aturan head-to-head setelah kekalahan Prancis 0-2 di Konya pada bulan Juni.
Striker Prancis Olivier Giroud mengatakan Prancis, jawara Piala Dunia 2018, ingin memperbaiki penampilannya dan membalas kekalahan demi kebanggaan Les Bleus.
Prancis tidak diperkuat dua pemain kunci di Kylian Mbappe dan Paul Pogba, yang keduanya cedera, dan berharap striker Barcelona, Antoine Griezmann, menemukan ketajamnnya.
Namun, ada yang membayangi duel nanti, yakni masalah keamanan dan hubungan diplomatik internasional, ketika Prancis mengecam intervensi militer Turki di Suriah pekan ini. Prancis memblokir penjualan senjata kepada mereka setelah Turki melakukan pemboman terhadap Kurdi Suriah.
Para petinggi Badan sepak Bola Eropa (UEFA) sudah memeriksa laporan bahwa para pesepak bola Turki melakukan penghormatan ala militer dalam perayaan gol kemenangan terakhir mereka atas Albania di Istanbul, Kamis (10/10/2019).
Setelah pertandingan, sebuah foto juga diposting di akun Twitter resmi Turki dengan para pemain memberi hormat militer dan sebuah teks yang mengatakan para pemain "telah mendedikasikan kemenangan mereka untuk para prajurit pemberani dan martir Turki".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga kerap terlihat di pertandingan-pertandingan sepak bola dan berpose bersama bintang-bintang sepak bola top. Melawan Prancis, Turki akan mengirim menteri luar negeri dan menteri olahraganya menyaksikan langsung laga tersebut.
Sekitar 3.800 penggemar Turki akan berada dalam sekitar 78000 penonton yang memenuhi Stade de France. Tiket ludes terjual laantaran ini akan memastikan Prancis lolos ke putaran final Piala Eropa 2020 jika menang. Sedangkan Turki masih di bawah ancaman Islandia, yang akan bertemu pada November nanti.
Acara apa pun di Stade de France, memang keamanan selalu sangat ketat. Tapi kunjungan terakhir Turki ke Prancis pada 2009, di mana penggemar mereka yang terkenal bersemangat, melemparkan suar ke lapangan di Lyon, polisi telah mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan pengamanan atas perintah pemerintah demi menjamin keamanan karena laga ini memiliki kualifikasi sebagai acara berisiko tinggi.
Pada 13 November 2015 -malam serangkaian serangan teror yang menewaskan 130 orang- keamanan mencegah seorang pembom bunuh diri memasuki stadion selama pertandingan Prancis vs Jerman yang disaksikan Presiden Prancis Francois Hollande.
Pembom dan dua pembom bunuh diri lainnya meledakkan bom mereka di luar stadion, membunuh diri mereka sendiri dan satu pengamat.
(sha)