Mkhitaryan Si Pesepak Bola Poliglot
A
A
A
ROMA - Henrikh Mkhitaryan termasuk gelandang serang yang punya kreativitas di atas lapangan. Kecerdasan pemain pinjaman Manchester United itu lahir berkat kesehariannya, termasuk kemampuan uniknya sebagai poliglot.
Poliglot atau kemampuan berbicara dengan berbagai macam bahasa merupakan anugrah yang tidak dimiliki semua orang. Namun, Mkhitaryan memilikinya sejak masih kecil.
Mkhitaryan lahir pada 21 Januari 1989 di Yerevan, ibu kota Armenia. Darah sepak bola diwarisi Mkhitaryan dari sang ayah, Hamlet Mkhitaryan, yang juga merupakan mantan pesepak bola dari Armenia. Ibu Micki, panggilan Mkhitaryan, bernama Marina Taschyan dan merupakan petinggi di federasi sepak bola Armenia.
Sejak kecil Mkhitaryan sudah tertarik dengan dunia sepak bola. Ia bahkan merengek-rengek kepada sang ayah agar diajak ke tempat latihan timnya.
"Saya hanya ingin bersama dengan ayah saya, tapi dia tidak mau latihannya terganggu dengan tingkah saya. Dia pun memiliki rencana cerdik untuk menipu saya. Pada suatu pagi, saya datang kepada ayah saya dan meminta diajak ke tempat latihan. Dia bilang, ‘Tidak, tidak ada latihan hari ini Henrikh. Saya hanya akan ke supermarket. Saya akan segera kembali.’ Tapi saat ia pulang, tak ada tas belanjaan. Saya mulai menangis setelah itu,” kata Henrikh Mkhitaryan dikutip laman resmi AS Roma.
Selain sepak bola, pendidikan juga menjadi bagian penting dalam masa kecil Mkhitaryan. Sejak muda Mkhitaryan sudah belajar mengombinasikan sepak bola dan pendidikan dalam kehidupannya. Maka tak mengherankan apabila sang pemain tumbuh menjadi anak yang cerdas.
Mkhitaryan menguasai tiga bahasa yakni Armenia, Prancis, dan Portugis sejak ia masih kecil. Kemudian menginjak dewasa, Mkhitaryan menjadi poliglot dengan menguasai tujuh bahasa yakni Armenia, Prancis, Portugis, Rusia, Ukraina, Inggris, dan Jerman.
Ia cepat belajar bahasa setempat saat bermain di suatu klub. Pustaka bahasa Mkhitaryan bisa bertambah dengan Bahasa Italia mengingat dirinya kini bermain di Roma.
Mkhitaryan juga hobi bermain catur. Kecerdasaan Mkhitaryan memainkan bidak catur juga berpengaruh dalam kemampuannya berstrategi di atas lapangan. Permainan catur bisa mengasah kemampuan bersiasat dan intelegensi Mkhitaryan sebagai pesepak bola.
Mkhitaryan juga suka bermain ski dan menikmati musim salju. Aktivitas tersebut kerap dilakukan Mkhitaryan bersama ayahnya semasa kecil. Pemain berpostur 177 cm itu juga memiliki hobi membaca buku dan mendengarkan musik. Jadi tak mengherankan bukan jika Mkhitaryan disebut sebagai salah satu gelandang paling kreatif di industri sepak bola saat ini?
Kontribusi Micki bersama Roma masih ditunggu. Sejauh ini dia baru bermain empat kali di Serie A dengan mencetak satu gol dan satu assist untuk Giallorossi. Mkhitaryan diharapkan bisa membantu lini serang Roma untuk meraih kemenangan dengan kecerdasan yang ia punyai sedari kecil.
Poliglot atau kemampuan berbicara dengan berbagai macam bahasa merupakan anugrah yang tidak dimiliki semua orang. Namun, Mkhitaryan memilikinya sejak masih kecil.
Mkhitaryan lahir pada 21 Januari 1989 di Yerevan, ibu kota Armenia. Darah sepak bola diwarisi Mkhitaryan dari sang ayah, Hamlet Mkhitaryan, yang juga merupakan mantan pesepak bola dari Armenia. Ibu Micki, panggilan Mkhitaryan, bernama Marina Taschyan dan merupakan petinggi di federasi sepak bola Armenia.
Sejak kecil Mkhitaryan sudah tertarik dengan dunia sepak bola. Ia bahkan merengek-rengek kepada sang ayah agar diajak ke tempat latihan timnya.
"Saya hanya ingin bersama dengan ayah saya, tapi dia tidak mau latihannya terganggu dengan tingkah saya. Dia pun memiliki rencana cerdik untuk menipu saya. Pada suatu pagi, saya datang kepada ayah saya dan meminta diajak ke tempat latihan. Dia bilang, ‘Tidak, tidak ada latihan hari ini Henrikh. Saya hanya akan ke supermarket. Saya akan segera kembali.’ Tapi saat ia pulang, tak ada tas belanjaan. Saya mulai menangis setelah itu,” kata Henrikh Mkhitaryan dikutip laman resmi AS Roma.
Selain sepak bola, pendidikan juga menjadi bagian penting dalam masa kecil Mkhitaryan. Sejak muda Mkhitaryan sudah belajar mengombinasikan sepak bola dan pendidikan dalam kehidupannya. Maka tak mengherankan apabila sang pemain tumbuh menjadi anak yang cerdas.
Mkhitaryan menguasai tiga bahasa yakni Armenia, Prancis, dan Portugis sejak ia masih kecil. Kemudian menginjak dewasa, Mkhitaryan menjadi poliglot dengan menguasai tujuh bahasa yakni Armenia, Prancis, Portugis, Rusia, Ukraina, Inggris, dan Jerman.
Ia cepat belajar bahasa setempat saat bermain di suatu klub. Pustaka bahasa Mkhitaryan bisa bertambah dengan Bahasa Italia mengingat dirinya kini bermain di Roma.
Mkhitaryan juga hobi bermain catur. Kecerdasaan Mkhitaryan memainkan bidak catur juga berpengaruh dalam kemampuannya berstrategi di atas lapangan. Permainan catur bisa mengasah kemampuan bersiasat dan intelegensi Mkhitaryan sebagai pesepak bola.
Mkhitaryan juga suka bermain ski dan menikmati musim salju. Aktivitas tersebut kerap dilakukan Mkhitaryan bersama ayahnya semasa kecil. Pemain berpostur 177 cm itu juga memiliki hobi membaca buku dan mendengarkan musik. Jadi tak mengherankan bukan jika Mkhitaryan disebut sebagai salah satu gelandang paling kreatif di industri sepak bola saat ini?
Kontribusi Micki bersama Roma masih ditunggu. Sejauh ini dia baru bermain empat kali di Serie A dengan mencetak satu gol dan satu assist untuk Giallorossi. Mkhitaryan diharapkan bisa membantu lini serang Roma untuk meraih kemenangan dengan kecerdasan yang ia punyai sedari kecil.
(sha)