Masa Kecil Luis Leeds: SD di Ngawi, Pendiam, Senang Gobak Sodor
A
A
A
Masa kecil pembalap Diaspora Indonesia Luis Leeds dilalui dengan berbagai ragam cerita lucu dalam kesehariannya di Ngawi, Jawa Timur. Termasuk kedekatannya dengan sang ibunda, Maria. Dalam setiap kesempatan berdua mereka begitu mesra. Apalagi jika berpose foto berdua. Luis dengan penuh kasih sayang memeluk Maria.
Tak hanya mesra saat berduaan. Luis pun senang bermanja-manja dengan ibunya.Bagi yang tidak mengenal sangat dekat, orang akan mengira keduanya sepasang kekasih.
Sindonews melihat langsung bagaimana sifat manja seorang Luis kepada ibunya. Ketika menunggu waktu Luis untuk wawancara khusus, Sindonews sempat berbincang dengan Maria di salah satu kantor di Jakarta."Sebenarnya, Luis itu anaknya pendiam tapi perhatian sama keluarga. Bagi saya, dia my hero," tutur Maria.
Baru berbincang sekitar 5 menit, Luis tiba dengan gaya ceria. Tidak terlihat sifatnya yang pendiam. Dia menyapa Sindonews sambil memperkenalkan diri."Saya Luis, senang bertemu dengan Anda," sapa Luis.
Luis datang dengan mengenakan hem batik cokelat dengan celana jins hitam. Kalung emas melingkari lehernya. Wajahnya terlihat berkeringat. Dia pun sejenak mengempaskan tubuhnya di sofa merah panjang.
Setelah itu, untuk beberapa saat, mengambil bola basket dan memantulkan di lantai ruangan.Ternyata dia baru selesai bermain bola basket bersama timnya. Hobi bermain basket bagi Luis dilakukan dalam setiap kesempatan. "Saya suka bermain basket,"cetusnya.
Soal makanan, dia sangat senang dengan makanan Indonesia. Bagi Luis, cita rasa masakanan Indonesia cocok dengan lidahnya. "Saya suka banget sate, ayam betutu dengan sambal matah dan kerupuk," dalam bahasa Indonesia.
Luis menuturkan dirinya tidak terlalu fasih berbahasa Indonesia. Dia bisa sedikit berbahasa Indonesia karena sempat bersekolah di Indonesia kala waktu kecil. "Sekolahnya di SD Kauman, Ngawi," terang Maria.
Dia pun menunjukkan foto saat dirinya bersekolah di Ngawi, Jawa Timur. Dalam foto itu, dia berdiri di deretan depan bersama teman-teman dan gurunya. "Itu saya paling depan," kata Luis kepada Sindonews sambil jari telunjuknya menunjuk foto bocah bule yang memakai seragam putih merah.
Ada cerita lucu selama beberapa bulan Luis tinggal di Ngawi. Dia sempat merasakan masa kecil yang berbahagia tinggal di lingkungan desa di tempat asal ibunya di Ngawi.
Wajah bule Luis juga menyisakan sepenggal cerita lucu. Maria menuturkan jika pipi Luis sering dicubit orang-orang di lingkungan rumah. "Mungkin orang-orang gemes dengan wajah bule Luis," ujarnya.
Seperti umumnya anak desa, Luis juga berbaur dengan teman sebayanya. Dia suka bermain mainan tradisional di desa. "Luis itu suka main gobak sodor dan patil lele," kata Maria.
Maria kemudian memanggil Luis untuk menanyakan apakah dia masih ingat permainan gobak sodor dan patil lele. "Luis, honey, apa kamu masih ingat dengan permainan memukul kayu waktu masih kecil di desa," kata Maria sambil memeragakan permainan patil lele. "Mungkin, itu sudah lama sekali,"sahut Luis sambil merebahkan diri di sofa.
Tak hanya mesra saat berduaan. Luis pun senang bermanja-manja dengan ibunya.Bagi yang tidak mengenal sangat dekat, orang akan mengira keduanya sepasang kekasih.
Sindonews melihat langsung bagaimana sifat manja seorang Luis kepada ibunya. Ketika menunggu waktu Luis untuk wawancara khusus, Sindonews sempat berbincang dengan Maria di salah satu kantor di Jakarta."Sebenarnya, Luis itu anaknya pendiam tapi perhatian sama keluarga. Bagi saya, dia my hero," tutur Maria.
Baru berbincang sekitar 5 menit, Luis tiba dengan gaya ceria. Tidak terlihat sifatnya yang pendiam. Dia menyapa Sindonews sambil memperkenalkan diri."Saya Luis, senang bertemu dengan Anda," sapa Luis.
Luis datang dengan mengenakan hem batik cokelat dengan celana jins hitam. Kalung emas melingkari lehernya. Wajahnya terlihat berkeringat. Dia pun sejenak mengempaskan tubuhnya di sofa merah panjang.
Setelah itu, untuk beberapa saat, mengambil bola basket dan memantulkan di lantai ruangan.Ternyata dia baru selesai bermain bola basket bersama timnya. Hobi bermain basket bagi Luis dilakukan dalam setiap kesempatan. "Saya suka bermain basket,"cetusnya.
Soal makanan, dia sangat senang dengan makanan Indonesia. Bagi Luis, cita rasa masakanan Indonesia cocok dengan lidahnya. "Saya suka banget sate, ayam betutu dengan sambal matah dan kerupuk," dalam bahasa Indonesia.
Luis menuturkan dirinya tidak terlalu fasih berbahasa Indonesia. Dia bisa sedikit berbahasa Indonesia karena sempat bersekolah di Indonesia kala waktu kecil. "Sekolahnya di SD Kauman, Ngawi," terang Maria.
Dia pun menunjukkan foto saat dirinya bersekolah di Ngawi, Jawa Timur. Dalam foto itu, dia berdiri di deretan depan bersama teman-teman dan gurunya. "Itu saya paling depan," kata Luis kepada Sindonews sambil jari telunjuknya menunjuk foto bocah bule yang memakai seragam putih merah.
Ada cerita lucu selama beberapa bulan Luis tinggal di Ngawi. Dia sempat merasakan masa kecil yang berbahagia tinggal di lingkungan desa di tempat asal ibunya di Ngawi.
Wajah bule Luis juga menyisakan sepenggal cerita lucu. Maria menuturkan jika pipi Luis sering dicubit orang-orang di lingkungan rumah. "Mungkin orang-orang gemes dengan wajah bule Luis," ujarnya.
Seperti umumnya anak desa, Luis juga berbaur dengan teman sebayanya. Dia suka bermain mainan tradisional di desa. "Luis itu suka main gobak sodor dan patil lele," kata Maria.
Maria kemudian memanggil Luis untuk menanyakan apakah dia masih ingat permainan gobak sodor dan patil lele. "Luis, honey, apa kamu masih ingat dengan permainan memukul kayu waktu masih kecil di desa," kata Maria sambil memeragakan permainan patil lele. "Mungkin, itu sudah lama sekali,"sahut Luis sambil merebahkan diri di sofa.
(aww)