Mourinho Tak Pernah Iri dengan Man City dan Liverpool
A
A
A
LONDON - Jose Mourinho mengaku tak pernah iri dengan materi pemain yang dimiliki Manchester City dan Liverpool. Mourinho merasa pekerjaan yang diembannya berbeda dengan koleganya, Pep Guardiola dan Juergen Klopp.
Prestasi City dan Liverpool jelas bebeda dengan Tottenham Hotspur yang kini ditukangi Mourinho. The Citizens kini masih menjadi pemegang gelar juara Liga Primer Inggris. Ada pun The Reds di musim ini berpeluang menjadi kampiun di dalam negeri setelah menduduki posisi puncak klasemen dan berjarak 14 poin dari City yang ada di posisi kedua.
Mourinho yang didapuk menjadi pelatih kepala Spurs pada November lalu masih berjuang mengangkat pamor tim setelah masih berkutat di urutan kedelapan. Tetapi pelatih Portugal itu mengatakan mereka tidak dapat dibandingkan dengan City dan Liverpool.
"Kami tidak bisa memiliki pasukan seperti beberapa tim lain. Ini bukan kami," kata Mourinho dikutip Sky Sports, Selasa (14/1/2020).
"Saya menonton Man City (melawan Aston Villa) dan saya melihat di bangku cadangan ada (Raheem) Sterling, Bernardo Silva, (Ilkay) Gundogan, (Nicolas) Otamendi. Anda tahu?" lanjutnya.
"Liverpool, Anda melihat tim, Anda melihat bangku cadangan. Dan di deretan pemain yang cedera ada (Joel) Matip, (Dejan) Lovren, (Naby) Keita dan Fabinho. Saya tidak cemburu. Saya punya pekerjaan luar biasa, tetapi mereka pekerjaan yang berbeda. Ini klub yang berbeda."
Mourinho menegaskan pekerjannya sekarang di Tottenham adalah yang paling sulit sejak di Porto, di mana dia mengambil alih pada awal 2002. Mantan bos Real Madrid, Inter dan Chelsea mengatakan harus mengatur ulang Tottenham seperti yang pernah dilakukan di Porto.
"Ini adalah kedua kalinya saya mendapatkan tim di pertengahan musim, hanya yang kedua kalinya. Pertama kali juga tidak mudah karena itu adalah akhir dari sebuah tim, akhir dari sebuah era. Itu adalah era tanpa gelar. Porto tidak menang tetapi itu adalah akhir. Saya tidak ingin mengatakan satu generasi tetapi itu adalah akhir sebuah tim di akhir musim."
"Dua belas pemain keluar, dua belas pemain masuk, mulai semuanya dari awal. Lupakan hal-hal baik di masa lalu, lupakan hal-hal buruk di masa lalu dan mari kita bangun dari yang baru. Itulah pengalaman saya di Porto yang datang di pertengahan musim."
Prestasi City dan Liverpool jelas bebeda dengan Tottenham Hotspur yang kini ditukangi Mourinho. The Citizens kini masih menjadi pemegang gelar juara Liga Primer Inggris. Ada pun The Reds di musim ini berpeluang menjadi kampiun di dalam negeri setelah menduduki posisi puncak klasemen dan berjarak 14 poin dari City yang ada di posisi kedua.
Mourinho yang didapuk menjadi pelatih kepala Spurs pada November lalu masih berjuang mengangkat pamor tim setelah masih berkutat di urutan kedelapan. Tetapi pelatih Portugal itu mengatakan mereka tidak dapat dibandingkan dengan City dan Liverpool.
"Kami tidak bisa memiliki pasukan seperti beberapa tim lain. Ini bukan kami," kata Mourinho dikutip Sky Sports, Selasa (14/1/2020).
"Saya menonton Man City (melawan Aston Villa) dan saya melihat di bangku cadangan ada (Raheem) Sterling, Bernardo Silva, (Ilkay) Gundogan, (Nicolas) Otamendi. Anda tahu?" lanjutnya.
"Liverpool, Anda melihat tim, Anda melihat bangku cadangan. Dan di deretan pemain yang cedera ada (Joel) Matip, (Dejan) Lovren, (Naby) Keita dan Fabinho. Saya tidak cemburu. Saya punya pekerjaan luar biasa, tetapi mereka pekerjaan yang berbeda. Ini klub yang berbeda."
Mourinho menegaskan pekerjannya sekarang di Tottenham adalah yang paling sulit sejak di Porto, di mana dia mengambil alih pada awal 2002. Mantan bos Real Madrid, Inter dan Chelsea mengatakan harus mengatur ulang Tottenham seperti yang pernah dilakukan di Porto.
"Ini adalah kedua kalinya saya mendapatkan tim di pertengahan musim, hanya yang kedua kalinya. Pertama kali juga tidak mudah karena itu adalah akhir dari sebuah tim, akhir dari sebuah era. Itu adalah era tanpa gelar. Porto tidak menang tetapi itu adalah akhir. Saya tidak ingin mengatakan satu generasi tetapi itu adalah akhir sebuah tim di akhir musim."
"Dua belas pemain keluar, dua belas pemain masuk, mulai semuanya dari awal. Lupakan hal-hal baik di masa lalu, lupakan hal-hal buruk di masa lalu dan mari kita bangun dari yang baru. Itulah pengalaman saya di Porto yang datang di pertengahan musim."
(bbk)