Rematch Top Sepanjang Masa, George Foreman: Duel Wilder-Fury di Bawah Ali vs Frazier II
A
A
A
NEVADA - Legendaris tinju dunia George Foreman menilai positif duel ulang (rematch) Deontay Wilder versus Tyson Fury. Bahkan menempatkan pertemuan kedua mereka di tiga besar sepanjang masa, setelah pertandingan ulang Max Schmeling vs Joe Louis part II (1938) dan Muhammad Ali vs Joe Frazier II (1974).
Wilder kembali akan mempertahankan gelar kelas berat WBC melawan Fury di MGM Grand Garden Arena, Paradise, Nevada, Sabtu (22/2/2020) waktu lokal atau Minggu (23/2/2020) pagi WIB. Pada pertemuan pertama mereka berakhir imbang yang penuh kontroversi.
Foreman, juara kelas berat dua kali dan peraih medali emas Olimpiade, paham benar pertempuran klasik di dunia tinju. Dia menilai pertandingan ulang Deontay Wilder dengan Tyson Fury, menjadi salah satu dari tiga pertandingan ulang kelas berat paling ditunggu-tunggu, di belakang Max Schmeling vs Joe Louis II pada 1938 dan Muhammad Ali vs Joe Frazier II pada 1974.
Memang, banyak duel ulang yang seru dan menarik disaksikan. Tapi, Foreman Tapi tidak memeringkat pertandingan ulang atas konten pertarungan, tetapi lebih dalam hal seberapa bersemangat penggemar untuk menantikan pertarungan kedua.
Foreman memandang Wilder-Fury sebagai pertarungan yang memiliki kans menang 50-50 setelah yang pertama berakhir dengan hasil imbang kontroversial ketika Fury bangkit dari dua kali knockdowns dan menggunakan kemampuan tinjunya untuk mengendalikan peratrunagn atas Wilder.
"Ada tiga pertandingan ulang penting dalam sejarah tinju," kata Foreman kepada BoxingScene dalam sebuah wawancara telepon. “Yang paling penting adalah Max Schmeling dan Joe Louis ketika seluruh dunia menontonnya."
"Itu pertandingan ulang paling penting sepanjang masa. Louis menang, tetapi harapannya adalah bahwa dia akan kalah lagi, yang membuat pertandingan ulang begitu menarik."
"Setelah itu, Ali versus Frazier. Saya pikir, tidak ada yang bisa mengalahkan Muhammad Ali, tapi kemudian dalam pertarungan pertama Joe Frazier memukul Ali dengan hook kiri (di ronde ke-15) dan Ali terjengkang mencium kanvas (Ali kalah angka). Saat mereka mengumumkan pertandingan ulang, semua orang menyambutnya antusias karena Frazier telah mengalahkan Ali pertama kali dan Ali berada di jalur comeback dan itu adalah salah satu dari pertandingan ulang yang Anda tahu siapa pun bisa menang."
Foreman, 71 tahun, mendukung rematch Wilder-Fury II dengan dua klasik karena alasan keseimbangan pertarungan dan potensi apa pun untuk terjadi.
Ada banyak pertandingan ulang yang tak terlupakan di divisi kelas berat. Pertarungan kedua Riddick Bowe pada 1993 melawan Evander Holyfield setelah Bowe mengalankannya pertama kali juga bisa dibilang klasik.
Atau pertandingan ulang Ingemar Johansson dengan Floyd Patterson pada tahun 1960 yang sangat penting. Patterson terkapar tujuh kali di babak ketiga pertarungan pertama mereka. Itu membuat Patterson mencoba mendapatkan kembali gelarnya, dan berhasil.
Gene Tunney-Jack Dempsey II dalam "Long Count Fight" pada tahun 1927 juga pertarungan klasik dan penting. Lalu, ada KO kontroversial ronde pertama Ali dari Sonny Liston pada pertandingan ulang 1965 mereka di Lewiston, Maine, di mana "pukulan hantu" Ali menohok rahang Liston menjadi salah satu pukulan yang paling banyak dibicarakan.
Ada banyak yang lain, seperti pertandingan ulang Mike Tyson tahun 1997 dengan Holyfield yang layak disebutkan, seperti halnya pertarungan kedua Lennox Lewis dengan Hasim Rahman. Baru-baru ini ada pertandingan ulang Anthony Joshua dengan Andy Ruiz Jr Desember lalu di mana Joshua mendapatkan kembali gelarnya.
“Itulah yang menjadikannya salah satu pertandingan ulang kelas berat paling penting dalam sejarah tinju - karena Anda tidak tahu siapa yang akan menang. Jika Tyson melakukan apa yang dia lakukan dalam pertarungan pertama -yakni bertinju dan tidak bermain- saya pikir dia bisa dengan mudah memenangkan."
"Jika Wilder memutuskan untuk kembali dan dapat mendaratkan hook kanan-kiri itu lagi, maka dia bisa mengalahkan Fury dalam tujuh atau delapan ronde. Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya tidak akan bertaruh pada pertarungan, saya akan memberitahu Anda itu. "
Wilder kembali akan mempertahankan gelar kelas berat WBC melawan Fury di MGM Grand Garden Arena, Paradise, Nevada, Sabtu (22/2/2020) waktu lokal atau Minggu (23/2/2020) pagi WIB. Pada pertemuan pertama mereka berakhir imbang yang penuh kontroversi.
Foreman, juara kelas berat dua kali dan peraih medali emas Olimpiade, paham benar pertempuran klasik di dunia tinju. Dia menilai pertandingan ulang Deontay Wilder dengan Tyson Fury, menjadi salah satu dari tiga pertandingan ulang kelas berat paling ditunggu-tunggu, di belakang Max Schmeling vs Joe Louis II pada 1938 dan Muhammad Ali vs Joe Frazier II pada 1974.
Memang, banyak duel ulang yang seru dan menarik disaksikan. Tapi, Foreman Tapi tidak memeringkat pertandingan ulang atas konten pertarungan, tetapi lebih dalam hal seberapa bersemangat penggemar untuk menantikan pertarungan kedua.
Foreman memandang Wilder-Fury sebagai pertarungan yang memiliki kans menang 50-50 setelah yang pertama berakhir dengan hasil imbang kontroversial ketika Fury bangkit dari dua kali knockdowns dan menggunakan kemampuan tinjunya untuk mengendalikan peratrunagn atas Wilder.
"Ada tiga pertandingan ulang penting dalam sejarah tinju," kata Foreman kepada BoxingScene dalam sebuah wawancara telepon. “Yang paling penting adalah Max Schmeling dan Joe Louis ketika seluruh dunia menontonnya."
"Itu pertandingan ulang paling penting sepanjang masa. Louis menang, tetapi harapannya adalah bahwa dia akan kalah lagi, yang membuat pertandingan ulang begitu menarik."
"Setelah itu, Ali versus Frazier. Saya pikir, tidak ada yang bisa mengalahkan Muhammad Ali, tapi kemudian dalam pertarungan pertama Joe Frazier memukul Ali dengan hook kiri (di ronde ke-15) dan Ali terjengkang mencium kanvas (Ali kalah angka). Saat mereka mengumumkan pertandingan ulang, semua orang menyambutnya antusias karena Frazier telah mengalahkan Ali pertama kali dan Ali berada di jalur comeback dan itu adalah salah satu dari pertandingan ulang yang Anda tahu siapa pun bisa menang."
Foreman, 71 tahun, mendukung rematch Wilder-Fury II dengan dua klasik karena alasan keseimbangan pertarungan dan potensi apa pun untuk terjadi.
Ada banyak pertandingan ulang yang tak terlupakan di divisi kelas berat. Pertarungan kedua Riddick Bowe pada 1993 melawan Evander Holyfield setelah Bowe mengalankannya pertama kali juga bisa dibilang klasik.
Atau pertandingan ulang Ingemar Johansson dengan Floyd Patterson pada tahun 1960 yang sangat penting. Patterson terkapar tujuh kali di babak ketiga pertarungan pertama mereka. Itu membuat Patterson mencoba mendapatkan kembali gelarnya, dan berhasil.
Gene Tunney-Jack Dempsey II dalam "Long Count Fight" pada tahun 1927 juga pertarungan klasik dan penting. Lalu, ada KO kontroversial ronde pertama Ali dari Sonny Liston pada pertandingan ulang 1965 mereka di Lewiston, Maine, di mana "pukulan hantu" Ali menohok rahang Liston menjadi salah satu pukulan yang paling banyak dibicarakan.
Ada banyak yang lain, seperti pertandingan ulang Mike Tyson tahun 1997 dengan Holyfield yang layak disebutkan, seperti halnya pertarungan kedua Lennox Lewis dengan Hasim Rahman. Baru-baru ini ada pertandingan ulang Anthony Joshua dengan Andy Ruiz Jr Desember lalu di mana Joshua mendapatkan kembali gelarnya.
“Itulah yang menjadikannya salah satu pertandingan ulang kelas berat paling penting dalam sejarah tinju - karena Anda tidak tahu siapa yang akan menang. Jika Tyson melakukan apa yang dia lakukan dalam pertarungan pertama -yakni bertinju dan tidak bermain- saya pikir dia bisa dengan mudah memenangkan."
"Jika Wilder memutuskan untuk kembali dan dapat mendaratkan hook kanan-kiri itu lagi, maka dia bisa mengalahkan Fury dalam tujuh atau delapan ronde. Saya benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi. Saya tidak akan bertaruh pada pertarungan, saya akan memberitahu Anda itu. "
(sha)