Raih Piala Liga, Supremasi Guardiola Bersama Man City
A
A
A
LONDON - Di tengah tekanan besar, Pep Guardiola tetap bisa memberikan gelar pada Manchester City (Man City). Hal ini setelah dia berhasil membawa The Citizens menang 2-1 atas Aston Villa di final Piala Liga di Wembley Stadium, Minggu (1/3/2020).
Itu merupakan gelar Piala Liga ketiga beruntun yang diraih Guardiola bersama Man City setelah musim 2017/2018 dan 2018/2019. Dia masuk dalam daftar pengoleksi terbanyak gelar tersebut di bawah Sir Alex Ferguson, Brian Clough, dan Jose Mourinho yang mengumpulkan empat Piala Liga.
Tercatat Guardiola telah memenangkan 21 dari 25 finalnya sebagai pelatih papan atas, termasuk enam final bersama City (dua Community Shields, tiga Piala Liga, dan satu Piala FA). Pengaruhnya membangun kekuatan The Citizens di pentas domestik terbukti dengan delapan persembahan gelarnya sejak bergabung 1 Juli 2016.
Rinciannya adalah dua gelar Liga Primer (2017/2018, 2018/2019), satu piala FA (2018/2019), tiga Piala Liga (2017/2018, 2018/2019, 2019/2020), dan dua Community Shield (2018/2019). Guardiola merupakan pelatih terbanyak sepanjang sejarah klub dalam torehan gelar melebih dua suksesornya, Roberto Mancini dan Manuel Pellegrini yang sama-sama menyumbangkan tiga gelar.
Di tangan Guardiola pulalah Man City kini menjadi tim kedua setelah Liverpool sebagai pengoleksi tiga gelar Piala Liga tiga musim beruntun. The Reds melakukannya empat musim beruntun antara 1980/1981 dan 1983/1984.
Kendati berperan besar, Guardiola menganggap keberhasilan Man City jauh di atas segalanya. Dia menilai sulit bagi tim manapun menyamai raihan David Silva dkk yang meraih delapan dari sembilan gelar domestik terakhir (termasuk Community Shield). Permainan Man City di final Piala Liga kali ini terbilang baik. Dominasi mereka terlihat sepanjang pertandingan dan sukses mencetak dua gol melalui Sergio Aguero (20) dan Rodri Hernandes (30). Sedangkan Villa membalas satu gol yang disumbangkan Mbwana Samatta (41).
“Ini adalah pencapaian luar biasa, memenangkan delapan dari sembilan gelar terakhir akan sangat sulit bagi siapa pun untuk melakukannya lagi, bukan hanya kami, tetapi juga tim lainnya. Itu menunjukkan konsistensi. Ketika Anda mengingat dan mengulasnya, Anda mengetahui skuad kami sangat istimewa,” ungkap Guardiola dilansir dailymail.
Kemenangan atas Aston Villa juga membuat Raheem Sterling berbahagia. Dia menilai gelar Piala Liga merupakan modal penting bagi Man City untuk mengejar dua gelar lainnya yang mungkin bisa diamankan musim ini, yakni Piala FA dan Liga Champions. Terdekat, The Citizens menghadapi Sheffield Wednesday di babak kelima Piala FA, Kamis dini hari (5/3/2020).
“Saya tidak akan pernah merasa cukup. Kami sudah melakukan pekerjaan dan kami profesional. Kami telah memenangkan satu gelar sejauh ini, tetapi kami masih dalam perburuan dua gelar lagi. Kami sepenuhnya fokus dan terus bekerja,” kata Sterling.
Di lain pihak, Villa harus bersabar meraih gelar Piala Liga keenamnya setelah 1960–61, 1974–75, 1976–77, 1993–94, dan 1995–96. Selain itu, The Villans semakin terpuruk lantaran selalu kalah dalam empat pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Pelatih Dean Smith merasa ada beberapa hal positif yang didapat pasukannya dari sisi permainan. Dia menilai Villa bisa saja tetap berada di Liga Primer musim depan bila mempertahankan performa serupa di sisa musim ini.
“Kami pantas mendapatkan kredit atas kinerja melawan Man City. Jika kami bermain seperti itu melawan banyak tim di Liga Primer, saya pikir kami akan bangkit kemudian keluar dari zona degradasi,” kata Smith. (Alimansyah)
Itu merupakan gelar Piala Liga ketiga beruntun yang diraih Guardiola bersama Man City setelah musim 2017/2018 dan 2018/2019. Dia masuk dalam daftar pengoleksi terbanyak gelar tersebut di bawah Sir Alex Ferguson, Brian Clough, dan Jose Mourinho yang mengumpulkan empat Piala Liga.
Tercatat Guardiola telah memenangkan 21 dari 25 finalnya sebagai pelatih papan atas, termasuk enam final bersama City (dua Community Shields, tiga Piala Liga, dan satu Piala FA). Pengaruhnya membangun kekuatan The Citizens di pentas domestik terbukti dengan delapan persembahan gelarnya sejak bergabung 1 Juli 2016.
Rinciannya adalah dua gelar Liga Primer (2017/2018, 2018/2019), satu piala FA (2018/2019), tiga Piala Liga (2017/2018, 2018/2019, 2019/2020), dan dua Community Shield (2018/2019). Guardiola merupakan pelatih terbanyak sepanjang sejarah klub dalam torehan gelar melebih dua suksesornya, Roberto Mancini dan Manuel Pellegrini yang sama-sama menyumbangkan tiga gelar.
Di tangan Guardiola pulalah Man City kini menjadi tim kedua setelah Liverpool sebagai pengoleksi tiga gelar Piala Liga tiga musim beruntun. The Reds melakukannya empat musim beruntun antara 1980/1981 dan 1983/1984.
Kendati berperan besar, Guardiola menganggap keberhasilan Man City jauh di atas segalanya. Dia menilai sulit bagi tim manapun menyamai raihan David Silva dkk yang meraih delapan dari sembilan gelar domestik terakhir (termasuk Community Shield). Permainan Man City di final Piala Liga kali ini terbilang baik. Dominasi mereka terlihat sepanjang pertandingan dan sukses mencetak dua gol melalui Sergio Aguero (20) dan Rodri Hernandes (30). Sedangkan Villa membalas satu gol yang disumbangkan Mbwana Samatta (41).
“Ini adalah pencapaian luar biasa, memenangkan delapan dari sembilan gelar terakhir akan sangat sulit bagi siapa pun untuk melakukannya lagi, bukan hanya kami, tetapi juga tim lainnya. Itu menunjukkan konsistensi. Ketika Anda mengingat dan mengulasnya, Anda mengetahui skuad kami sangat istimewa,” ungkap Guardiola dilansir dailymail.
Kemenangan atas Aston Villa juga membuat Raheem Sterling berbahagia. Dia menilai gelar Piala Liga merupakan modal penting bagi Man City untuk mengejar dua gelar lainnya yang mungkin bisa diamankan musim ini, yakni Piala FA dan Liga Champions. Terdekat, The Citizens menghadapi Sheffield Wednesday di babak kelima Piala FA, Kamis dini hari (5/3/2020).
“Saya tidak akan pernah merasa cukup. Kami sudah melakukan pekerjaan dan kami profesional. Kami telah memenangkan satu gelar sejauh ini, tetapi kami masih dalam perburuan dua gelar lagi. Kami sepenuhnya fokus dan terus bekerja,” kata Sterling.
Di lain pihak, Villa harus bersabar meraih gelar Piala Liga keenamnya setelah 1960–61, 1974–75, 1976–77, 1993–94, dan 1995–96. Selain itu, The Villans semakin terpuruk lantaran selalu kalah dalam empat pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Pelatih Dean Smith merasa ada beberapa hal positif yang didapat pasukannya dari sisi permainan. Dia menilai Villa bisa saja tetap berada di Liga Primer musim depan bila mempertahankan performa serupa di sisa musim ini.
“Kami pantas mendapatkan kredit atas kinerja melawan Man City. Jika kami bermain seperti itu melawan banyak tim di Liga Primer, saya pikir kami akan bangkit kemudian keluar dari zona degradasi,” kata Smith. (Alimansyah)
(ysw)