Ganda Putra Gagal di All England, Warning Bagi PBSI

Selasa, 17 Maret 2020 - 12:15 WIB
Ganda Putra Gagal di...
Ganda Putra Gagal di All England, Warning Bagi PBSI
A A A
BRIMINGHAM - Kegagalan ganda putra Indonesia pada ajang All England 2020 menjadi warning bagi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Federasi wajib membenahi penampilan atletnya menjelang Olimpiade 2020 Tokyo.

Dua ganda putra terbaik dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tidak mampu berbuat banyak pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut. Keduanya takluk dari ganda putra Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanebe. Padahal dua pasangan berjuluk Minions dan The Daddies itu masih menjadi andalan Indonesia pada sejumlah turnamen, termasuk meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo nanti. Pasalnya, keduanya berada di posisi teratas dunia.

Marcus/Kevin berada di rangking satu dunia, sedangkan Hendra/Ahsan menempati posisi kedua. Tak ayal, kedua pasangan itu digadang-gadang menjadi favorit menjadi yang terbaik di multievent terbesar di dunia itu, tapi target tersebut terancam tidak berjalan mulus.

Hasil di All England menjadi indikatornya. Pasangan Jepang Endo/Watanebe menjadi momok menakutkan untuk kedua pasangan Indonesia tersebut. Ganda peringkat enam dunia ini mampu menaklukkan keduanya di sepanjang turnamen. Karena itu, Marcus/Kevin harus bangkit dari trauma saat menghadapi Endo/Watanebe. Sebab, hasil pada laga final All England seusai bermain tiga game 18-21, 21-12, 19-21, dini hari kemarin, membuat mereka menelan kekalahan keenamnya secara beruntun dari pasangan kombinasi pemain tua dan muda tersebut. Catatan itu membuktikan bahwa Minions harus bisa meningkatkan permainannya.

Walau tak berhasil menduduki podium juara, pencapaian Marcus/Kevin kali ini jauh lebih baik dari hasilnya pada tahun lalu. Pada All England 2019, mereka terhenti di babak pertama. “Hasil tahun ini kami syukuri saja. Main juga sudah baik, cuma di partai final lawannya (Endo/Watanebe) memang bagus. Mereka lagi bagus juga, belum pernah kalah satu game pun. Bermain sangat rapat. Pada akhir-akhir mereka melakukan spekulasi yang nekat juga,” kata Marcus.

Bukan hanya itu, sektor tunggal putra juga butuh evaluasi besar-besaran setelah gagal menembus perempat final All England 2020. Hasil itu setelah Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie terhenti di babak pertama, sedangkan Shesar Hiren Rhustavito tak bisa mengatasi lawannya di babak kedua.

Pelatih tunggal putra Hendry Saputra mengakui hasil All England jauh di luar harapan. Padahal dia sangat yakin Anthony dan Jonatan bisa melangkah lebih jauh lagi. Alasannya, pencapaian Anthony di Indonesia Masters 2020 pada Januari lalu. Akan tetapi, pebulu tangkis berusia 23 tahun itu justru langsung tersingkir setelah kalah dari Rasmus Gemke (Denmark) 14-21, 18-21. Sebelumnya, Jonatan juga kalah 15-21, 13-21 dari Lee Zii Jia (Malaysia).

“Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya. Nanti mesti dilatih fokus dalam menerapkan strategi dan pukulannya agar bisa tepat penggunaannya. Di samping mental dan pikirannya yang saya lihat masih ragu-ragu mainnya. Mungkin terbebani harus menang hingga tidak fokus dengan apa yang harus dilakukan,” kata Hendry.

Beruntung, kegagalan dua nomor andalan Indonesia itu ditutupi kegemilangan dari ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Pasangan yang akan nangkring di berperingkat empat dunia ini sukses merebut gelar juara All England seusai mengalahkan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) 21-15, 17-21, 21-8.

Pelatih ganda campuran Nova Widyanto mengaku tak kaget dengan pencapaian Praveen/Melati ini. Sebab, dia menilai PraMel—sebutan Praveen/Melati—telah melakukan persiapan yang matang jelang pertandingan. Selain itu, rangkaian gelar diraih PraMel juga secara tidak langsung memengaruhi penampilan mereka di lapangan. Namun, Nova juga berpesan agar hasil kali ini tidak membuatnya lengah, justru kian waspada demi merebut gelar-gelar lain ke depannya.

“Semua dari segi persiapan, kami nggak kaget dengan hasil ini. Karena kami memang mempersiapkan semuanya. Kami lebih konsen untuk mempersiapkan individu masing-masing dan bagaimana menutupi kelemahan mereka di lapangan,” kata Nova. (Raikhul Amar)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6008 seconds (0.1#10.140)