Dillian Whyte: Joshua Juara Sejati? 100 Persen Aku Bisa KO Dia!
A
A
A
LONDON - Petinju Inggris, Dillian Whyte meremehkan status juara dunia Kelas Berat yang disandang Anthony Joshua. Dia meyakini bisa memukul KO Joshua saat pertarungan wajib pada Februari 2021 bisa terlaksana. ’’Ya, aku akan menyukainya," Whyte berkata pada Sky Sports. "Aku ingin sekali bertarung dengan Joshua lagi, dengan mudah.’’
Saat ini, Whyte menunggu jatah pertarungan wajib untuk sabuk WBC pada Februari 2021. Kesempatan itu terbuka jika Joshua mampu mengalahkan juara dunia Kelas Berat WBC Tyson Fury pada akhir tahun 2020.
Whyte berada di posisi terkuat untuk menghadapi pemenang duel Joshua vs Fury. Dia penasaran dengan Joshua yang mengalahkannya di ring profesional pada tahun 2015. ’’Ini salah satu pertarungan terbesar di luar sana. Saya ingin memiliki pertarungan terbesar dan pertarungan paling berarti. Saya mencoba membuat sejarah,’’jelasnya.
’’Bayangkan, untuk mendapatkan satu pukulan, betapa tidak nyata itu setelah semua omong kosong ini - dan kemudian entah dari mana, aku dan Joshua bertarung, aku menjatuhkannya dan menjadi juara dunia yang tak terbantahkan,’’lanjutnya.
Joshua mendapatkan kembali sabuk IBF, WBO, WBA Super-nya melalui kemenangan angka atas Andy Ruiz Jr saat duel ulang pada 7 Desember 2019. Joshua direncanakan mempertahankan gelarnya melawan penantang wajib IBF Kubrat Pulev di Stadion Tottenham Hotspur pada 20 Juni.
"Jika Ruiz dapat menjatuhkannya, saya dapat 100 persen menjatuhkannya, karena saya seorang pemukul yang lebih keras daripada Andy Ruiz, pound-for-pound," kata Whyte.
Sedangkan Whyte diatur untuk mempertaruhkan status wajibnya terhadap Alexander Povetkin, mantan juara WBA asal Rusia di Manchester pada 2 Mei. Whyte dengan tegas percaya bahwa ia dapat memanfaatkan kelemahan yang sama seperti Ruiz Jr, jika ia menerima pertarungan dengan Joshua.
"Aku juga punya kaki yang lebih baik daripada dia, dan teknik tinju yang lebih baik daripada Andy Ruiz. Dia punya tangan yang cepat, tetapi kakinya lambat,’’lanjutnya.
Sedangkan Fury diperkirakan akan melawan Deontay Wilder lagi setelah mengklaim sabuk WBC dengan kemenangan TKO pada 22 Februari lalu. Whyte bersedia untuk bertarung dengan salah satu juara, tetapi menegaskan akan sulit untuk memprediksi pertarungan antara Joshua dan Fury. ''Ada kasus untuk mereka berdua (Joshua dan Fury) menang dan satu kasus untuk mereka berdua kalah," katanya.
Saat ini, Whyte menunggu jatah pertarungan wajib untuk sabuk WBC pada Februari 2021. Kesempatan itu terbuka jika Joshua mampu mengalahkan juara dunia Kelas Berat WBC Tyson Fury pada akhir tahun 2020.
Whyte berada di posisi terkuat untuk menghadapi pemenang duel Joshua vs Fury. Dia penasaran dengan Joshua yang mengalahkannya di ring profesional pada tahun 2015. ’’Ini salah satu pertarungan terbesar di luar sana. Saya ingin memiliki pertarungan terbesar dan pertarungan paling berarti. Saya mencoba membuat sejarah,’’jelasnya.
’’Bayangkan, untuk mendapatkan satu pukulan, betapa tidak nyata itu setelah semua omong kosong ini - dan kemudian entah dari mana, aku dan Joshua bertarung, aku menjatuhkannya dan menjadi juara dunia yang tak terbantahkan,’’lanjutnya.
Joshua mendapatkan kembali sabuk IBF, WBO, WBA Super-nya melalui kemenangan angka atas Andy Ruiz Jr saat duel ulang pada 7 Desember 2019. Joshua direncanakan mempertahankan gelarnya melawan penantang wajib IBF Kubrat Pulev di Stadion Tottenham Hotspur pada 20 Juni.
"Jika Ruiz dapat menjatuhkannya, saya dapat 100 persen menjatuhkannya, karena saya seorang pemukul yang lebih keras daripada Andy Ruiz, pound-for-pound," kata Whyte.
Sedangkan Whyte diatur untuk mempertaruhkan status wajibnya terhadap Alexander Povetkin, mantan juara WBA asal Rusia di Manchester pada 2 Mei. Whyte dengan tegas percaya bahwa ia dapat memanfaatkan kelemahan yang sama seperti Ruiz Jr, jika ia menerima pertarungan dengan Joshua.
"Aku juga punya kaki yang lebih baik daripada dia, dan teknik tinju yang lebih baik daripada Andy Ruiz. Dia punya tangan yang cepat, tetapi kakinya lambat,’’lanjutnya.
Sedangkan Fury diperkirakan akan melawan Deontay Wilder lagi setelah mengklaim sabuk WBC dengan kemenangan TKO pada 22 Februari lalu. Whyte bersedia untuk bertarung dengan salah satu juara, tetapi menegaskan akan sulit untuk memprediksi pertarungan antara Joshua dan Fury. ''Ada kasus untuk mereka berdua (Joshua dan Fury) menang dan satu kasus untuk mereka berdua kalah," katanya.
(aww)