Utak-Atik Kampiun Liga Inggris Versi Statistik

Rabu, 01 April 2020 - 12:45 WIB
Utak-Atik Kampiun Liga...
Utak-Atik Kampiun Liga Inggris Versi Statistik
A A A
LONDON - Gelandang Manchester City (Man City) Ilkay Gundongan sudah memberi restu jika gelar Liga Primer memang harus ke tangan Liverpool. Memiliki keunggulan 25 poin, The Reds hanya butuh sembilan poin untuk mengunci gelar.

Alhasil, jika kompetisi dihentikan, mungkin tidak akan banyak yang keberatan jika pasukan Juergen Klopp bisa mengakhiri dahaga gelar Liga Primer selama lebih dari tiga dekade. Masalahnya, menghentikan kompetisi bukan persoalan mudah. Tidak sekadar menunjuk tim yang menjadi juara atau kerugian finansial tim dengan jumlah bisa mencapai triliunan. Lebih rumit adalah terkait siapa yang akan bermain di Liga Champions, Liga Europa, degradasi dan promosi dari Divisi Championships.

Memang bisa saja, misalnya, menganggap kompetisi sekarang tidak ada dan Zona Eropa didasarkan pada klasemen akhir musim lalu. Sementara tim promosi bisa diambil dari peringkat tiga besar, dengan risiko ada penambahan jumlah tim di Liga Primer menjadi 22 sampai 23 tim. Atau, dengan alasan darurat, bisa mengambil langkah berdasarkan klasemen akhir sebelum kompetisi dihentikan.

Pilihan yang memang masih belum bisa dipastikan. Apalagi, sejauh ini, penyelenggara liga masih berfokus bagaimana agar kompetisi dilanjutkan sehingga klub tidak harus menanggung beban kerugian terlalu besar sebagai imbas hilangnya hak siar dari televisi.

Pemain sendiri terkesan sudah berada dalam situasi frustrasi karena menunggu yang tidak pasti. Penyerang Tottenham Hotspur Harry Kane sampai perlu mengusulkan agar ada batas waktu maksimal kapan kompetisi musim ini bisa digelar. Jika deadline terlewati, tinggal bicara tentang musim depan. “Mungkin, batas bagi saya adalah akhir Juni. Jika musim ini tidak selesai pada akhir Juni, kita perlu melihat opsi dan hanya menantikan musim depan,” kata Kane.

FA sekarang, menurut sumber yang diungkap Daily Mail, mengatakan tengah menggodok kemungkinan menggelar pertandingan tanpa penonton sebagai jalan tengah agar kompetisi tetap berlanjut dan menghindari denda dari pemilik hak siar. Rencananya, pertandingan akan dimulai pada Mei sehingga bisa berakhir sesuai arahan UEFA, Agustus mendatang.

Sementara The Independent melaporkan skenario lain, Liga Primer akan bermain di Juli sampai Juni dalam kondisi serba steril. Seperti dalam sebuah karantina di mana digelar di lingkungan bebas virus corona. Penyelenggara akan menguji pemain, staf, ofisial, wasit, juru kamera, produser, dan komentator.

Jika semua negatif, menurut skenario tersebut, tidak ada alasan untuk tak menggelar laga. Termasuk setelah pertandingan, mereka juga dikarantina dan dijauhkan dari kerumunan. Mereka hanya diizinkan bermain, berlatih, tidur, makan, dan bermain video game secara bersama-sama dan menempatkan seluruh CCTV sebagai pemantau aktivitas.

Masalahnya, langkah versi The Independent berbenturan dengan batas moral, dimana sepak bola dengan semua kemewahan masih digelar, sedangkan pada saat bersamaan, sebagian besar warga Inggris disaput cemas efek dari pandemi corona.

Dengan pilihan serumit ini, data yang dilansir Opta mungkin bisa menjadi acuan mengambil keputusan penentuan tim juara, Zona Eropa, dan degradasi, jika kompetisi berhenti dan menentukan tim yang bermain di Eropa serta terdegradasi.
Opta menghitung angka untuk memprediksi hasil setiap pertandingan yang tersisa. Menggunakan data pada semua 20 tim kualitas produktivitas dan pertahanan dari empat tahun terakhir, dengan penekanan ekstra pada kinerja baru-baru ini, mereka memberikan poin untuk setiap pertandingan untuk menghasilkan tabel akhir.

Opta kemudian menjalani proses yang sama sebanyak 9.999 kali untuk memperkirakan kemungkinan masing-masing tim finis di setiap posisi liga dan itu bukan kabar baik bagi Manchester United (MU). Menurut temuan mereka, pasukan Ole Gunnar Solskjaer gagal mengejar Chelsea dalam perebutan tempat keempat dan tempat final Liga Champions.

Setan Merah berada dalam kondisi yang luar biasa sebelum musim ditunda awal bulan ini. Tapi, Opta menemukan mereka menyelesaikan musim di urutan kelima, dua poin di belakang tim Frank Lampard. Tidak mengherankan, Liverpool memenangkan gelar Liga Primer pertama mereka dengan 101 poin rekor Liga Primer dan total tertinggi kedua dalam sejarah lima liga top Eropa hanya satu poin dibelakang total Juventus dari2013/2014.

Man City, yang finis kedua,mengakhiri musim dengan 80poin, yang sudah cukup untuk memenangkan gelar di musim 1992/1993, 1996/1997, 1997/1998, 1998/1999, 2000/2001, dan 2010/2011. Leicester City kembali ke Liga Champions dengan finis ketiga. Sementara Tottenham Hotspur mendapatkan tempat Liga Europa setelah finis keenam mengambil 17 poin dari sembilan pertandingan terakhir mereka musim ini.

Watford diprediksi akan lolos degradasi dengan finis ke-17, unggul selisih gol dari Bournemouth yang turun ke Championships meskipun mengambil 36 poin penghitungan tertinggi dari tim yang terdegradasi sejak Newcastle kembali pada 2015/2016. Mereka bergabung dengan Norwich dan Aston Villa yang saat ini berada di urutan ke-20 dan 19 serta turun di posisi yang sama.

Jadi, semua sekarang kembali ke otoritas Liga Primer, apakah mereka akan melanjutkan liga, menghentikan liga dengan mengabaikan kompetisi musim 2019/2020, atau mengikuti prediksi Opta dengan menggunakan dasar ilmu statistika? (Ma’ruf)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1155 seconds (0.1#10.140)