Jaga Tradisi Emas Olimpiade, PBSI Evaluasi Kelemahan Ganda Putra

Kamis, 02 April 2020 - 06:47 WIB
Jaga Tradisi Emas Olimpiade,...
Jaga Tradisi Emas Olimpiade, PBSI Evaluasi Kelemahan Ganda Putra
A A A
JAKARTA - Tim ganda putra Indonesia menyiapkan program latihan intensif setelah Olimpiade Tokyo 2020 ditunda pelaksanannya menjadi 23 Juli – 8 Agustus 2021 karena pandemi virus corona. Hingga penundaan terjadi, Indonesia sudah memastikan dua ganda putra yang lolos ke Olimpiade Tokyo.

Saat ini ganda putra Indonesia punya tiga wakil di peringkat sepuluh besar dunia kualifikasi Olimpiade Tokyo. Dua peringkat dunia tertinggi dikuasai Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Sedangkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto ada di peringkat keenam.

’’Kalau dilihat dari performa, memang dua ganda putra kita khususnya Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan sedang dipeak performance. Mereka ada di rangking satu dan dua dunia dan ini sangat menguntungkan untuk pengundian di Olimpiade," kata Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI Herry Iman Pierngadi dirilis dari laman Badmintonindonesia.org.

Herry menyoroti stamina Hendra dan Ahsan yang semakin menurun seiring bertambahnya usianya pada tahun depan memasuki 36 tahun dan 33 tahun. Kendala ini akan dicarikan solusi mengenai program paling ideal buat juara dunia 2019 tersebut. Program khsusu disiapkan untuk ganda putra demi menjaga tradisi emas Olimpiade.

"Akan ada susunan program baru, khususnya untuk Hendra/Ahsan yang sudah senior, semakin bertambah usia kan stamina semakin menurun, ini yang harus dijaga. Program khusus ada, tapi sekarang belum bisa dibicarakan karena masih terkendala libur karena wabah Corona," jelas Herry.

Herry tak menampik bahwa program menuju Olimpiade Tokyo yang telah ia rencanakan harus disesuaikan lagi dengan situasi dan kondisi saat ini. "Memang sudah disiapkan untukpeak-nya di bulan Juli ini, tapi keadaannya seperti ini. Saya rasa (keputusan Olimpiade Tokyo ditunda) kan demi kebaikan bersama," ujar Herry.

Waktu setahun ke depan akan dimanfaatkan Herry untuk mengevaluasi performa tim ganda putra. Khususnya pasca kekalahan beruntun yang dialami Kevin/Marcus atas ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.

Ganda putra rangking lima dunia ini juga memupuskan harapan Hendra/Ahsan untuk pertahankan gelar di All England 2020. Kegagalan ganda putra di All England 2020 juga menjadi evaluasi Herry.

"Namanya di pertandingan, banyak faktor yang menentukan seorang pemain bisa jadi juara. Tim kami harus latihan lagi, banyak evaluasi, memang kemarin kalah tapi harus dilihat bagaimana kalahnya, proses ini yang lebih penting untuk pembelajaran," kata Herry.

"Selain cari celah kelemahan lawan, kita juga cari cara untuk perbaiki apa yang jadi kelemahan kita. Tapi kita juga jangan terlalu fokus ke satu lawan saja, masih banyak lawan yang lain yang juga harus diwaspadai," lanjutnya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1296 seconds (0.1#10.140)