Pandemi Corona Membuat Pembalap Mulai Ragu Jadwal TdF 2020

Kamis, 02 April 2020 - 10:25 WIB
Pandemi Corona Membuat Pembalap Mulai Ragu Jadwal TdF 2020
Pandemi Corona Membuat Pembalap Mulai Ragu Jadwal TdF 2020
A A A
PARIS - Pembalap sepeda dunia mulai ragu dengan jadwal Tour de France (TdF) 2020 pada 27 Juni mendatang. Pasalnya, Prancis menjadi salah satu negara Eropa yang terdampak akibat pandemi virus corona dan sudah menerapkan kebijakan lockdown dalam tiga pekan terakhir.

Situasi ini membuat para pembalap sepeda semakin pesimistis dengan rencana pergelaran balapan TdF 2020. Penyebabnya, Prancis sudah memasuki pekan ketiga penguncian untuk meminimalisasi persebaran virus corona yang sudah menimbulkan lebih dari 3.000 kematian.

Amaury Sport Organization (ASO) selaku pihak penyelenggara belum berani mengomentari rencana melakukan penundaan. Namun, pihaknya mengatakan akan bertindak demi kepentingan terbaik masyarakat umum.

"Tapi, ada keinginan besar olahraga berlangsung ketika situasi ini selesai," kata Ketua ASO Christian Prudhomme, dilansir Independent.

Dengan begitu, dunia balap sepeda pasti ingin menjaga agar TdF 2020 tetap berjalan sesuai jadwal. Penundaan bisa menjadi skenario yang paling tidak mungkin dilakukan karena menyangkut banyak orang dari sudut pandang kesejahteraan ekonomi, mulai dari pembalap, kru, pemilik tim, sponsor, dan penyelenggara. Kecuali masa lockdown bisa terus berlanjut hingga akhir musim panas dan balapan bisa saja dibatalkan. "Tur mewakili sekitar 60% penghasilan orang dalam satu musim," kata bos tim AG2R Prancis Vincent Lavenu.

Juara TdF 2018 Geraint Thomas justru kurang setuju balapan tahun ini ditunda atau dibatalkan. Dia mengaku lebih mengkhawatirkan pekerjaan orang-orang jika balapan dibatalkan karena akan berdampak pada finansial semua orang yang terlibat di ajang balap sepeda bergengsi di dunia tersebut.

"Ketika Anda melihat kembali buku-buku sejarah dalam waktu 20 tahun, jika pada 2020 tidak ada tur, itu tidak masalah. Tapi, di sisi lain, ada 20 tim dan perusahaan berinvestasi dalam tim-tim itu. Jika itu tidak berjalan, akan ada beberapa orang yang menganggur. Sementara hasilnya sendiri tidak masalah. Acara tersebut tidak diselenggarakan karena ada banyak mata pencaharian yang terbungkus di dalamnya," kata Thomas.

Jika krisis kesehatan tidak menjadi lebih baik pada pekan-pekan mendatang, kemungkinan penundaan akan semakin besar. Apalagi, sebagian pembalap sepeda tidak memiliki persiapan yang bagus karena negaranya mengalami hal yang sama. Namun, Thomas mengatakan ketidakpastian itu justru memotivasinya.

"Jika Anda tahu bahwa Tour de Suisse (pada Juni) akan menjadi balapan berikutnya, Anda bisa bekerja ke arah itu dan menyusun program pelatihan," ujarnya.

Sementara rekan Thomas di tim Ineos, Egan Bernal, justru mulai kurang bersemangat mengikuti TdF 2020. Pasalnya, situasi yang tidak aman membuatnya semakin ragu ajang balap sepeda itu bisa terlaksana. Akhirnya, dia pun memutuskan berhenti berlatih dan lebih mengutamakan menjaga kesehatan agar tak terkontaminasi virus corona.

"Saya berhenti berlatih, baik secara fisik maupun mental. Saya telah melakukan persiapan bagus untuk balapan Paris menuju Nice, kemudian kembali ke Kolombia. Setelah itu, saya bersama pelatih memutuskan bahwa saat ini yang terbaik adalah beristirahat. Covid 19 memengaruhi kami semua. Bahkan, misalnya, TdF berlangsung, mungkin satu atau dua pembalap tidak akan mungkin ikut bergabung karena persiapan terganggu," ucap Bernal, sang juara bertahan. (Raikhul Amar)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5272 seconds (0.1#10.140)