Pemain Persema batal mengadu ke FIFA
A
A
A
Sindonews.com - Pemain Persema Malang batal mengadukan persoalan tunggakan gaji mereka ke FIFA. Pasalnya, para pemain beranggapan gaji dan bonus yang belum terbayar merupakan tanggung jawab manajemen Persema dan Konsorsium Indonesian Premier league (IPL) sebagai pemegang saham klub.
Pemain pun membiarkan manajemen untuk berjuang agar konsorsium mencairkan gaji pemain yang tertunda selama empat bulan plus bonus kemenangan. Berdasar kesepakatan, pemain tidak akan melangkah terlalu jauh dan menunggu itikad baik dari manajemen dan konsorsium.
Sebelumnya, para pemain Persema sempat berkomunikasi dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) dan akhirnya memutuskan tidak jadi melaporkan keterlambatan gaji ke FIFA. Sebab, persoalan gaji adalah ranah manajemen maupun penyandang dana sepenuhnya.
''Tanggungan gaji pemain jelas tanggung jawab manajemen, bukan pemain yang harus banting tulang. Kami terlalu jauh jika sampai mengurusi gaji hingga ke FIFA. Saya yakin manajemen Persema berupaya sekuat tenaga agar gaji pemain cair,” ungkap kapten tim Persema Bima Sakti, Selasa (17/7/2012).
Dikhawatirkan, pemain terlalu jauh melampaui wewenang jika mengurusi perihal laporan ke FIFA. Selain itu, belum tentu pula secara finansial pemain bisa mengurusi persoalan gaji tersebut hingga ke FIFA, sedangkan untuk biaya hidup saja mereka masih kesulitan.
Mundurnya niatan pemain melaporkan persoalan gaji ke FIFA tentu menambah berat tugas manajemen. Padahal manajemen sendiri berharap pengaduan ke FIFA itu menjadi solusi, yakni membuat konsorsium secepatnya mencairkan gaji dan bonus yang menjadi tanggungjawab mereka.
Pemain Persema sendiri masih menunggu pelunasan gaji selama empat bulan, plus bonus kemenangan yang belum dibeyar sejak Januari 2012 silam. Selain itu, konsorsium juga belum membayar gaji manajemen serta uang operasional klub senilai ratusan juta rupiah.
Pemain pun membiarkan manajemen untuk berjuang agar konsorsium mencairkan gaji pemain yang tertunda selama empat bulan plus bonus kemenangan. Berdasar kesepakatan, pemain tidak akan melangkah terlalu jauh dan menunggu itikad baik dari manajemen dan konsorsium.
Sebelumnya, para pemain Persema sempat berkomunikasi dengan Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) dan akhirnya memutuskan tidak jadi melaporkan keterlambatan gaji ke FIFA. Sebab, persoalan gaji adalah ranah manajemen maupun penyandang dana sepenuhnya.
''Tanggungan gaji pemain jelas tanggung jawab manajemen, bukan pemain yang harus banting tulang. Kami terlalu jauh jika sampai mengurusi gaji hingga ke FIFA. Saya yakin manajemen Persema berupaya sekuat tenaga agar gaji pemain cair,” ungkap kapten tim Persema Bima Sakti, Selasa (17/7/2012).
Dikhawatirkan, pemain terlalu jauh melampaui wewenang jika mengurusi perihal laporan ke FIFA. Selain itu, belum tentu pula secara finansial pemain bisa mengurusi persoalan gaji tersebut hingga ke FIFA, sedangkan untuk biaya hidup saja mereka masih kesulitan.
Mundurnya niatan pemain melaporkan persoalan gaji ke FIFA tentu menambah berat tugas manajemen. Padahal manajemen sendiri berharap pengaduan ke FIFA itu menjadi solusi, yakni membuat konsorsium secepatnya mencairkan gaji dan bonus yang menjadi tanggungjawab mereka.
Pemain Persema sendiri masih menunggu pelunasan gaji selama empat bulan, plus bonus kemenangan yang belum dibeyar sejak Januari 2012 silam. Selain itu, konsorsium juga belum membayar gaji manajemen serta uang operasional klub senilai ratusan juta rupiah.
(akr)